Diana yang tak mampu lagi menahan emosinya langsung berusaha membuka pintu rumahnya, tapi pintu rumah itu terkunci dari dalam.
Andre yang melihat itu meminta Diana untuk mundur. Dia meminta anak buahnya untuk membuka pintu itu dengan paksa tanpa menimbulkan suara yang keras. Agar Diana benar-benar bisa memergoki apa yang di lakukan suaminya di belakangnya.
Setelah berhasil membuka pintu, Andre mengajak semua anak buahnya untuk pergi dari sana. Diana yang sudah memantapkan hatinya melihat apa yang sebenarnya tidak ingin dia lihat lantas berjalan masuk ke dalam rumahnya setelah membuka pintu dengan sangat pelan.
Rumah yang baru di cicil selama hampir dua tahun bahkan itu belum ada seberapa, karena angsuran rumah ini masih kurang 13 tahun lagi. Diana berpikir mungkin dia dan suaminya pasti mampu seiring berjalannya waktu, tapi siapa sangka. Suaminya ternyata manusia bermuka dua.
Langkah Diana semakin melambat, ketika dia mendengar suara bertemunya dia kulit tebal manusia. Diana menggeleng kepalanya tapi bahkan air matanya sudah tidak bisa mengalir lagi meski matanya sudah merah dan berkaca-kaca.
Saat Diana membuka pintu kamarnya perlahan. Rasanya hatinya benar-benar semakin tercabik-cabik. Suaminya sedang bermesraan dengan wanita lain, tanpa pakaian, dan itu mereka lakukan di atas tempat tidurnya, di dalam kamar tidur mereka, di dalam rumahnya.
"Mas Rafli!"
Deg
Rafli terkejut bukan main saat mendengar suara Diana. Rafli bahkan sampai lompat dari atas tubuh wanita yang terlihat berdandan sangat menor itu.
Dengan cepat Rafli mencari celana pendeknya yang tergeletak di lantai. Dia lalu memakainya dan menghampiri Diana yang menatapnya dengan tatapan begitu kecewa dan sayu.
"Diana sayang...!"
Tapi tangan Diana terangkat ke atas sejajar dengan dada Rafli.
"Jangan mendekat mas, kamu benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya kamu melakukan hal ini di kamar kita, di atas tempat tidur kita, dengan wanita lain. Kenapa kamu tega sekali padaku mas, apa salahku padamu?" tanya Diana yang meski berusaha untuk tidak menangis, tapi hatinya yang terlalu sakit membuat matanya basah lagi.
Rafli mengusal-ngusal rambut bagian belakangnya dengan cepat.
"Aku harus bagaimana Diana, kamu itu sibuk bekerja, bekerja dan bekerja saja. Aku ini pria normal, aku punya kebutuhan lain. Dan kamu selalu lembur dan pulang malam, jangan salahkan aku kalau mencari wanita lain!"
Telinga Diana begitu panas mendengar alasan suaminya itu. Beberapa bulan ini Diana memang selalu ambil lembur, karena mereka harus bayar angsuran rumah dan makan.
"Kamu bilang apa mas? semua karena aku? yang beberapa bulan ini bilang gajinya kerampokan di jalan siapa? yang katanya di pinjam temannya lalu di bawa kabur siapa? yang katanya ibu kamu sakit dan butuh Opera siapa? siapa mas? aku lembur karena kamu tidak pernah mendapatkan gaji untuk membayar angsuran rumah. Kamu menyalahkan aku untuk masalah ini?" tanya Diana lagi.
Wanita yang tadi tidur dengan Rafli itu lantas turun dari tempat tidur, mengambil gaun tipis miliknya dan memakainya lalu dia mendekati Rafli.
Mata Diana melihat semua itu sendiri, bagaimana wanita itu menyentuh suaminya. Dan suaminya itu terlihat menikmati sentuhan dari wanita yang katanya adalah salah satu wanita malam yang bekerja di kasino milik Andre.
"Sayang, sudahlah. Jujur saja padanya kemana semua uang itu. Dia juga sudah kamu lemparkan ke pelukan bos Andre bukan? jadi kalian sama-sama kotor sekarang. Untuk apa berlagak sok suci?" ucap wanita yang terdengar begitu menjijikan di telinga Diana.
Tapi Diana tercengang ketika suaminya malah tersenyum melihat wanita yang bicara padanya itu.
"Sudahlah Diana, kamu juga sudah tidur pasti dengan bos Andre kan? lalu apa bedanya kamu dan aku?" tanya Rafli dengan entengnya.
Nafas Diana seperti tercekat, suaminya malah berkata seperti itu padanya. Bahkan dengan raut wajah yang menunjukkan seperti dia tidak merasa bersalah walau sedikitpun. Padahal yang sudah membawanya kepada pria lain adalah suaminya sendiri, dan itu untuk melunasi hutangnya. Bagaimana mungkin, dengan begitu mudah suaminya itu berkata seperti itu pada Diana. Hati Diana benar-benar hancur. Perasaannya terkoyak, mungkin seharusnya dia memang tidak pulang ke rumah ini lagi.
"Kamu lupa siapa yang membawaku pada pria itu, kamu orangnya mas?" pekik Diana yang sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.
"Aduh sayang, istrimu mulai drama deh. Aku pulang saja ya. Kalau kamu kangen aku, kamu datang saja ke kasino. Aku selalu menunggu mu!"
Cup
Bahkan dua orang tidak tahu malu itu berciuman bibir di depan Diana.
Saat Diana masih dalam keadaan emosi dan guncangan batin yang begitu besar. Rafli meraih pakaiannya setelah kepergian Mawar pacarnya itu.
Rafli bahkan pergi begitu saja, dari kamar itu menuju ke kamar lain yang ada di dalam rumah itu.
Sebelum benar-benar keluar Rafli menoleh sekilas ke arah Diana dan berkata.
"Tidak usah berlebihan, kamu dan aku sama-sama kotor. Benar kata mawar!"
Brukk
Diana terjatuh lemas di lantai. Dia sudah tak punya tenaga lagi untuk berdiri, tubuhnya terasa sangat sakit. Tapi lebih daripada itu hatinya lebih sakit, hati dan perasaan Diana benar-benar hancur. Dia tahun menikah ternyata tak membuat dirinya mengenal siapa suaminya sebenarnya.
Dalam kamar yang tempat tidurnya acak-acakan itu. Diana hanya bisa tertunduk, menangisi nasibnya yang begitu menyedihkan.
Memangnya apa yang bisa dia lakukan? meminta jawaban Rafli, marah pada suaminya itu dengab menggedor-gedor pintu kamar satunya lagi. Atau berteriak sepanjang malam untuk melampiaskan kemarahan dalam dirinya. Jika seperti itu, maka dia akan di anggap orang tidak waras.
Mungkin para tetangga yang terganggu malah akan menyumpahinya dengan segala macam sumpah serapah karena merasa tidur mereka terganggu.
Dan Diana hanya bisa terisak sendirian malam itu. Dia tidak menyangka semua akan berubah dalam beberapa jam saja. Siang tadi dia bahkan masih ingat, kalau suaminya menghubunginya dengan sangat manis dan mengajaknya untuk pergi malam ini ke undangan temannya yang baru menikah.
Lalu sore harinya mereka masih bercanda karena menentukan akan pakai baju warna apa. Dan buru tua adalah pakaian couple warna yang mereka pilih. Dan dalam sekejap semuanya berubah. Dalam sekejap Diana harus menerima kenyataan kalau suaminya tidak sebaik yang dia pikirkan selama ini. Tidak se setia itu sampai istrinya beberapa bulan lembur tapi masih bisa maklum dan menyiapkan makan malam hingga maklum tak bisa berhubungan.
Ternyata tidak seperti itu, suami yang di kira manusia berhati malaikat oleh Diana. Ternyata pria yang begitu kejam. Sampai setelah melemparkan istrinya ke pelukan pria lain, tak ada rasa penyesalan dan kata maaf sekali saja yang di ucapkan oleh Rafli.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Erlinda
seperti nya Diana ini wanita lemah deh..udah tau suami nya biadab gitu bukan nya ngambil sikap
2023-07-09
1
ria
buang kelaut aje😁
2023-06-27
2
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
tinggal kan saja dia Diana
2023-05-13
5