Perjodohan

Sesampainya dirumah. Naura merasa bersalah karena sempat menampar rifky, ia menatap kembali bunga pemberian rifky dan bingung harus berbuat apa agar rifky tidak melakukan hal yang tidak ia sukai dan agar rifky lebih bisa menghargainya.

Saat ia menatap ke layar ponselnya, ia teringat bahwa ia belum menyelesaikan ceritanya yang seharusnya sudah ia kirimkan.

"Hah.. bagaimana bisa sampai lupa sih..!" gumamnya.

Naura yang memiliki hobi membaca dan menulis pun berkesempatan untuk membuat sebuah cerita novel secara online. Dan hal itu membuatnya begitu senang karena bisa menuangkan segala inspirasinya kedalam ceritanya itu.

Dalam keadaan serius, Naura sampai tidak memperhatikan jam. Yang kini sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Naura. !" panggil seorang wanita paruh baya.

""Iya ma.. ? ada apa.. ?" tanya Naura.

"Kamu belum mandi.. ?" tanya mamanya.

"Hhhh.. emh in.. ini Naura baru mau mandi.. !" ucapnya gugup.

"Hah... kamu pasti menulis lagi kan.. ?" tebak ibu.

"Hh iya, tapi udah hampir selesai kok ma.. !" ucap naura.

"Baiklah, sekarang kamu mandi setelah itu keluar buat makan malam bersama.!" ucap mamanya.

"Oh.. ok ma, naura mandi dulu ya. !" ucap naura yang kemudian berbalik menuju kekamar mandi.

Seusai mandi dan berganti pakaian, naura keluar dari kamarnya menuju ke ruang makan. Sesampainya disana, naura dibuat bingung dengan kehadiran tiga orang asing yang terlihat sedang seru bercerita dengan kedua orang tuanya.

"Ma, mereka siapa.. ?" tanya naura. Membuat semua orang yang ada disana menoleh kearahnya.

"Jadi ini anaknya jeng.. ?" tanya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.

Dan jika perkiraan naura benar. Wanita itu seusia dengan mamanya.

"Iya jeng, ini naura. Nau ayo duduk, biar mama kenalin sama temen mama." ucap mamanya, membuat naura mau tak mau harus duduk disamping mamanya tepat didepan seorang pria yang terus menatapnya sedari tadi.

"Jadi, tante winda ini teman mama sewaktu sekolah. Dan yang disamping kanannya itu suaminya, om agung. Kalau yang samping kirinya, tepat didepan kamu ini anaknya, namanya braiyend." jelas mama panjang lebar.

"Hai.. braiyend. !" ucap pria itu sambil menjulurkan tangannya.

"Naura.. " jawab naura cuek tanpa membalas jabatan tangan braiyend.

"Eng... sebaiknya kita segera makan, sebelum makanannya dingin. " ucap papa yang merasa tidak enak dengan sikap naura pada braiyend.

Saat semua sudah mengambil makanan, naura kini yang bergiliran mengambil makanan. Ia mengambil begitu banyak nasi dan juga lauk membuat piringnya terlihat begitu penuh.

Mamanya yang melihat hal itu, merasa terkejut serta heran karena naura tak pernah makan sebanyak itu.

"Sayang, kamu yakin bisa habiskan makanan itu. Bukannya selama ini kamu cuma makan seperempat dari porsimu kali ini.. ?" tanya papa.

"Nggak kok pa, makanku ya emang segini. hhh" jawab naura sambil tertawa, membuat braiyend yang sedari tadi menatapnya, melempar tatapan ilfil kearahnya.

Hah.. aku yakin, dia pasti ilfil. Mari aku tunjukkan semua hal yang akan membuatmu menjauh dariku. ucap naura dalam hati.

Naura mengambil kembali ikan dan mulai memakannya, dan kini bahkan tanpa sendok. Membuat braiyend semakin ilfil terhadapnya.

Cantik, emang benar sich. Tapi kalau makannya serakus dan sejorok itu, ogah banget kalau dijodohin sama dia. ucap braiyend dalam hati.

Seusai makan, keluarga braiyend berpamitan. Membuat naura begitu senang.

"Naura... !" panggil papa membuat naura merasa takut terkena amukan papanya.

"Ya pa.. ? ucap naura.

"Apa yang kamu lakukan tadi ha.. ? kenapa kamu bersikap begitu kasar dan juga rakus seperti itu.?" tanya papa yang terlihat begitu marah kepada naura.

"Udahlah ma, pa.. ! naura tau kok. Kalian berniat mau jodohin naura lagi kan.. ? sama cowok tadi.. ? kan naura pernah bilang kalau naura nggak mau dijodoh jodohin. Naura itu masih belum lulus ma, pa. Lagipula naura masih mau menikmati hidup naura dulu. " ucap naura yang kemudian lari masuk kedalam kamar.

"Jadi gini kan kalau kamu terus bela dan manja anak kamu itu. Apa yang dibilang orang tua pasti dia bantah." ucap papa.

"Kalau naura anakku berarti dia juga anak kamu pa. !" jawab mama sambil cemberut.

"Kamu ini.. !" ucap papa.

"Hah, biar nanti mama yang akan bicara sama naura. Sekarang mama mau beresin meja makan dulu. !" ucap mama sambil meninggalkan suaminya sendiri.

"Hah mama sama anak ternyata sama..!" gumam papa sambil menggelengkan kepala.

Didalam kamar.

Naura terlihat terlentang diatas tempat tidurnya sambil memegangi perutnya.

"Hah.. rasanya perutku akan segera meledak. Sesak sekali rasanya." ucap naura sambil berguling guling.

Perlahan lahan naura mulai memejamkan matanya dan tertidur dengan perut yang kekenyangan.

Pagi pun tiba.

Naura masih berkutat dikamar mandi karena sebangun tidur tadi, perutnya terasa begitu sakit. Mungkin itu efek dari makanan yang ia makan semalam.

"Naura kamu masih belum siap..? nanti kamu bisa telat sayang.. !" ucap mamanya yang melihat baju seragam naura masih ada diatas tempat tidur.

"Iya ma sebentar lagi.!" jawabnya dari dalam kamar mandi.

"Ya sudah, kalau kamu sudah siap nanti langsung keruang makan. Kita sarapan sama sama.!" ucap mama lagi.

"Iya ma.. ! " jawab naura.

Seusai bersiap naura mendekati leptopnya dan melihat like dan juga komentar dari para pengikutnya terlihat begitu senang karena cerita yang ia buat, bisa disukai banyak orang.

Ia pun segera keluar, dan berjalan menuju keruang makan sambil berfikir kelanjutan alur ceritanya. Sesampainya dimeja makan, ia langsung duduk dan meminum susu digelas yang memang sudah disiapkan mamanya.

"Nau.. mama ingin bicara beberapa hal sama kamu.! Mama sama papa tidak pernah ingin menekanmu, kami hanya ingin yang terbaik untuk kamu.!"

"Apakah terbaik itu, dengan menjodohkanku dalam keadaan aku masih sekolah ma..? pa.. ? Aku nggak mau dengar ini lagi, aku berangkat sekolah dulu.!" ucap naura memotong ucapan mamanya dan berlalu pergi dengan sepotong roti ditangannya.

Naura mulai melajukan sepeda motornya menuju kesekolah dan sialnya pintu gerbang sekolah telah ditutup.

"Pak.. pak satpam.. !" pqnggilnya.

"Kamu ini, telat terus. Udah sana pergi.. ! gerbangnya udah ditutup jadi kamu nggak bisa masuk.!" ucap pria dengan tubuh besar itu.

"Ayolah pak, ini kan baru telat lima menit. Ijinin saya masuk ya pak. Plisss.. !" ucap naura memohon.

"Nggak ya nggak... ! udah sana pergi. " usir satpam itu.

Dengan cemberut, naura pergi dari sana. Namun bukan naura namanya kalau otaknya tidak encer.

Naura menaruh sepeda motornya disebuah warung di sebrang sekolahnya yang biasa ia dan teman temannya nongkrong saat bolos sekolah.

Setelah memastikan motornya aman, ia mulai berjalan menuju ke depan tembok pagar yang mengelilingi sekolahnya. Ia mulai mencari sesuatu untuk dijadikan pijakan agar ia bisa naik keatas tembok tinggi itu.

Dan betapa beruntungnya ia, naura menemukan setumpuk batu bata didekatnya. Ia segera menata batu bata itu dan mulai memanjat dinding.

Setelah berada diatas dinding. Naura segera meloncat, tan betapa terkejutnya ia saat melihat sebuah kaki dengan sepatu yang begitu ia kenal berdiri tepat didepannya.

Episodes
Episodes

Updated 63 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!