Pernikahan Terbuka

"Lama tidak bertemu."

Axton masih bergeming meski perempuan bergaun putih itu sudah mencoba sok akrab dengan Axton. Di depan Anyelir, di depan para staf, aktor-aktris, dan banyak lagi. Sama sekali tidak takut jika tingkah lakunya itu dapat membuahkan kekacauan besar jika sampai tertangkap kamera media.

Beruntung, Anyelir gesit mengambil tindakan. Menarik pelan lengan Axton, mengapit erat-erat hingga mampu menyadarkan si empunya dari lamunan.

"Apa-apaan maksudnya?" geram Axton mengibas-ngibaskan jasnya. Bukannya lumayan bersih, justru lelehan tumpahannya makin menyebar ke mana-mana.

"Lepas aja, jasmu udah kotor. Ganti dengan yang baru."

Axton menoleh pada Anyelir, istrinya balas mengulas seuntai senyuman tipis. Sama sekali tidak ada indikasi kemarahan di wajahnya.

Lewat kacamata orang lain memang tidak ada. Tapi, bagi Axton yang sudah mengenal Anyelir kurang lebih tiga tahunan, jelas berbeda. Dari sudut-sudut bibir Anyelir yang jelas tertarik terpaksa, Axton menyimpulkan setelah ini nasibnya tidak akan aman.

Sejenak Axton memejamkan mata. Mengumpat sepuasnya di dalam hati. Gara-gara perempuan si pengacau masa lalu dan sekarang kedatangannya pasti ingin kembali mengacaukan hidupnya lagi, Axton tengah dalam masalah besar.

Anyelir tidak akan melepaskannya begitu saja. Anyelir akan terus memberondong Axton dengan segelintir pertanyaan mengenai perempuan bergaun putih. Hingga ke akar-akarnya, sampai memenuhi tangki egonya.

"Sudah lama kita nggak bertemu."

Perempuan bergaun putih turut merangkul Anyelir dalam sebuah pelukan singkat. Menepuk-nepuk pundaknya beberapa kali sebelum melepaskan.

Anehnya, Anyelir juga membalas memperlakukan sama. Seolah-olah mereka kawan lama yang sudah lama sekali tidak berjumpa.

"Baik bukan keadaan kalian? Ah, aku lupa belum mengucapkan selamat atas acara malam ini. Dan juga ...." Ekor mata perempuan bergaun putih melirik Axton sekilas. Ujung bibirnya terangkat sekilas. "Selamat atas pernikahan kalian. Aku nggak nyangka kalau sahabat aku sendiri yang menjadi pengantin pengganti dari calon suamiku," ungkapnya diiringi senyuman manis.

"Mantan." Axton menyanggah cepat. Jangan biarkan perempuan penuh tipu muslihat itu semakin mengacaukan keadaan.

Axton menurunkan apitan lengan Anyelir, berganti merangkul posesif pinggang ramping sang istri. Balas tersenyum manis, mau membalas sang mantan dengan cara yang sama. Elegan dan berkelas, tanpa perlu sampai beradu urat.

"Begini Nona Lilyana Justine, saya dan Anyelir baru menikah setelah satu tahun saya gagal menikahi seorang perempuan tidak tahu diri seperti Anda. Anyelir memang pernah menjadi sahabat Anda. Tapi, mulai detik ini tidak lagi."

"Axton!"

"Bisa diam dulu nggak, Darling?" Axton menoleh pada Anyelir, mengulas tampang serius. "Ini urusanku sama masa laluku, kamu cukup diam dan dengarkan."

"Tapi—"

Axton menjauhkan bibirnya setelah membungkam suara Anyelir dengan kecupan ringan. Menggeleng memperingati, menekankan pada Anyelir untuk tidak ikut campur.

Anyelir menurut, perempuan itu memilih diam. Sekelebat saling bertukar pandang dengan Lily yang lagi-lagi mengulas senyum. Bedanya diiringi tatapan intens seperti menyimpan sesuatu.

"Kami memang menikah karena dijodohkan, sama seperti kita dulu. Tapi bedanya, saya dan Anyelir saling mencintai." Omong kosong! "Jadi saya mohon dengan sangat, jangan sekali-kali berani mengusik hidup saya. Apalagi kehidupan rumah tangga saya. Kami sudah bahagia, kami anti dengan yang namanya orang ketiga." Lebih omong kosong!

"Apa aku terlihat seperti perempuan perebut suami orang?" tanya Lily kalem. Seutas senyum kembali ditampilkan. "Ayolah, Axton. Aku juga sudah menikah meski sekarang suamiku berada di luar negeri. Kamu tenang aja, aku nggak mungkin merusak rumah tangga sahabatku sendiri. Eh, maksudnya mantan sahabat karena baru aja kamu mendeklarasikan itu."

Lily memasang wajah sedih. Ditunjukkan pada Anyelir yang masih tenang-tenang saja.

"Maaf, ya Anye. Tapi suami kamu sendiri yang bilang begitu."

Anyelir mengangguk, malahan mengulurkan tangan pada Lily hingga si empunya terkesiap. Tidak menyangka akan mendapat balasan kelewat bersahabat.

"Terima kasih sudah mau ikut mengisi acara malam ini. Terima kasih juga telah menyetujui pemutusan persahabatan kita. Aku terima ini sebagai kado terindah dari mantan sahabatku."

"Ppfffttt."

Axton segera membungkam mulutnya. Tak kuasa menahan tawa mendengar lontaran sarkasme dari Anyelir. Mana pula dikatakan dengan nada kelewat halus. Tenang, ramah. Sangat berkelas.

Istri siapa dulu.

Melihat wajah Lily yang meski tetap dipaksa tersenyum tapi nampak kesal dari sorot matanya, tawa Axton meledak tanpa bisa ditahan. Beruntung, mulutnya masih dibungkam sendiri. Jadi, yang keluar hanya suara tertahan seperti kentut sapi.

"Ayo pergi."

Mendengar titah permaisuri, Axton segera melaksanakan. Tanpa perlu mengatakan apa-apa lagi pada Lily, Axton mengajak Anyelir ke belakang untuk menemaninya berganti.

Acara yang diselenggarakan perusahaan jauh lebih penting, ketimbang meladeni Lily yang tak akan ada habisnya.

***

"Lilyana makin cantik."

Axton yang baru keluar kamar mandi dan tengah mengeringkan rambut basahnya, sontak menoleh pada Anyelir yang tubuhnya sudah terbungkus jubah mandi. Pun dengan rambutnya yang disembunyikan dalam gulungan handuk.

Mereka belum lama pulang dari tempat acara. Acara yang digelar sukses, meriah, tidak ada yang mengecewakan. Mungkin yang disayangkan hanya ceceran sampah yang menyebar di penjuru area.

Sudah menjadi kebiasaan buruk masyarakat yang sampai sekarang belum juga ada solusinya. Belum tumbuh kesadaran diri untuk turut menjaga lingkungan jika mau diberikan balasan yang setimpal.

"Cantikan Istriku ke mana-mana." Axton meraih tangan Anyelir, ditariknya menuju ranjang. Menyerahkan handuknya untuk dibantu mengeringkan rambut.

Mereka habis selesai mandi. Apa mandi bersama? Untuk hari ini tidak. Keduanya butuh rileksasi sebentar. Kalau mandi bersama, sudah dipastikan akan berakhir seperti apa. Dan Axton tidak mau sampai lepas kendali yang akan makin memperburuk bad mood Anyelir. Yang meski tidak ditunjukkan secara terang-terangan, Axton tahu jika saat ini Anyelir sedang butuh banyak ketenangan.

Anyelir tak protes, menerimanya dan lekas mengusap-usap rambut basah Axton.

"Kamu nggak ada niatan tidur dengannya? Siapa tahu bisa memuaskan fantasi kamu dulu."

Axton yang tadinya memejamkan mata menikmati usapan lembut Anyelir, sontak membuka sedikit. Melempar sorot malas pada Anyelir.

"Emang kamu gapapa kalau aku sampai tidur dengan Lily?" Pasalnya, Axton tahu kalau di luar masalah ini, Anyelir punya masalah pribadi dengan Lily. Entah apa itu, Axton tak mau terlalu ikut campur sekalipun sekarang Anyelir sudah menjadi istrinya.

Anyelir menghentikan gerakannya. Hanya untuk sekadar saling bersitatap sebentar dengan Axton. Melanjutkan lagi dengan seulas senyum tertahan di bibir.

"Kenapa aku harus kenapa-napa? Bukankah selama ini kamu sudah sering tidur dengan perempuan lain. Bagiku Lilyana sama aja. Nggak ada bedanya."

"Kalau aku malah jatuh cinta lagi, gimana? Masih bisa bilang gapapa?" tanya Axton gemas sendiri.

Entah terbuat dari apa hati Anyelir. Kenapa bisa masih bersikap setenang ini saat membahas masa lalu pahit Axton.

Namun, lama-lama kenapa Axton malah menyesali pertanyaannya. Karena jawaban yang Anyelir berikan nanti, barang kali lebih menyakitkan dari apa yang ditanyakan Axton.

Apalagi ketika Anyelir sudah benar-benar menatapnya, Axton tak bisa hanya sekadar tersenyum meringis. Lekas saja menarik tubuh Anyelir yang meski punya body goals, tetap mungil dalam dekapan Axton.

"Aku bercanda, nggak usah dijawab."

Seringnya realita suka mengkhianati ekspektasi. Anyelir membungkam telak pernyataan Axton dengan kenyataan yang sialnya, kenapa dulu diciptakan dan disepakati.

"Gapapa. Kamu bebas jatuh cinta dengan perempuan manapun. Aku nggak akan membatasi. Sesuai perjanjian pernikahan kita waktu itu, open marriage. Aku ... kamu, bebas menjalin hubungan dengan siapa saja."

****

Kalau suka dengan ceritanya, bisa kasih like dan ulasan ya. Dukungan kalian cukup berarti untukku. Terima kasih ♡

Terpopuler

Comments

yhoenietha_njus🌴

yhoenietha_njus🌴

klo di Indo sendiri apa ada ya pernikahan kaya gitu...secara adat ketimuran sangat tabu...tapi apa mereka juga melakukan hub suami istri??secara ga cinta dan bebas jalin hubungan ama siapa aja..😮😮

2023-10-26

0

Uthie

Uthie

ternyata ini maksud judul dari cerita ini.. pernikahan terbuka... yg artinya mereka bebas menjalin hubungan dengan siapa saja 😲

kayanya bakalan suka banget.. Krn suka dengan tokoh lakinya yg walau Cassanova, tapi kalau udah bucin dgn 1 wanita, jd lebih menarik disimak cerita nya 👍👍👍🤗

2023-10-02

0

Ayu galih wulandari

Ayu galih wulandari

Lanjuut kak😘😘😘

2023-09-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!