4

Beberapa waktu pun berlalu, terlihat Sari tengah serius mengerjakan tugas mempercantik para gadis-gadis belia sekolahnya mengadakan Pensi.

Ada sekitar 15 orang gadis belia yang menunggu giliran make up sedari subuh. Lisa pun tak kalah sibuk dengan menjadi asisten Sari dalam membuat hijab yang di gunakan para gadis belia itu.

Hingga tanpa terasa matahari pun kian naik dan segala keruwetan persiapan itu pun selesai. Dan kini ke 15 gadis belia itu tengah asyik mendokumentasikan hasil make up Sari dengan berbagai pose selfie.

Huufff...

Hela nafas Sari yang terlihat senang ketika mendapat banyak senyum dari para gadis karena hasil make up yang cantik.

"Makasih banyak ya mbak Sari dan mbak Lisa"ucapan yang berulang-ulang kali di sampaikan  oleh para gadis untuk kedua MUA tersebut. 

"Iya, sama-sama terima kasih kembali ciwik-ciwik manjah" balas Sari dan Lisa bersamaan.

Dan satu persatu gadis itu pun pergi meninggalkan ruko sederhana milik Sari dan Lisa.

Wajah lelah pun akhirnya terlihat setelah semua para gadis belia itu pergi.

"Capek banget ya" seru Lisa.

"Banget" sahut Sari.

"Eh, gue laper nie" ujar Sari tiba-tiba dengan menggosok perutnya yang rata.

"Sama, sana gih beliin lontong pecel ibu atik"

"Lah??"

"Udah lo aja yang beli, gue beres-beres toko nie udah kayak kapal pecah"

"Oh, okeh deh" sahut Sari yang akhirnya mengalah.

"Mana kunci motor lo, gue pinjem"

"Ada tuh di tempat biasa, tapi tar lo isi bensin yaa pas banget habis" ujar Lisa yang tertawa dengan sengaja.

"Yaaah, ogah deh, ya udah gue baik mobil aja" ucap Sari sembari merogoh kantong celana dan mendapatkan kunci mobil brio imut ya.

"Ya udah, cepetan pergi yaa, cepet balik juga gue laper banget nie"

***

Mobil Brio mungil itu pun tiba di satu warung pinggir jalan. Memang warung itu terlihat sederhana dengan beberapa tempat bagian sudah rusak dimakan waktu.

Namun jangan pernah remehkan resep legenda yang menjadi daya tarik warung pinggir jalan itu. Memang tak banyak menu makannya yang di tawarkan, selain pecel lontong dan ada juga nasi sayur yang khusus di jual pagi hari.

Tapi siapa sangka jika para pelanggannya lebih banyak dari kalangan kelas atas dan itu bisa di lihat  mobil-mobil mewah berjejer rapi disana menunggu untuk mengantri membeli.

Dan pagi ini, Sari ingin mencicipi menu sarapan  pagi nasi pecel itu. Sehingga ia pun menjadi salah satu pengunjung yang harus siap dengan nomor antrian ke 89.

"89?"ujar Sari sembari menghitung berapa orang lagi.

Dan ia sedikit terperangah, ada sekitar 18 pengunjung lagi barulah tiba di angkat 89.

"Ckckck" decak Sari tak bisa menghelak dari antrian panjang itu.

Akhirnya Sari pun memutuskan untuk mengambil kursi dan mencoba duduk di sela antrian itu. Kakinya masih sangat lelah untuk kembali berdiri lama, karena sedari subuh tadi ia melakukan make up dengan cara berdiri.

Sari pun dengan santai mengeluarkan handphone lalu mulai berselancar di dunia maya. Ia melihat beberapa info terbaru dari media instagram. Terlihat beberapa foto kiriman dari para gadis belia itu yang terlihat bersenang-senang di acara pensi.

Senyum Sari terkembang senang, rasanya kepuasan konsumen begitu penting bagi para MUA.

Namun tanpa sengaja ia melihat satu postingan yang muncul dari story instagram milik Bayu. Yang ternyata ia report dari akun sang calon istri.

Terlihat jika kedua tangan saling tertaut dengan sebuah cincin tersemat di jemari sang calon istri.

Sari menatap dengan nanar. Ada rasa perih yang masih ia coba atasi. Lalu terlihat story berikutnya dengan hanya bertuliskan H-4.

'Ternyata, 4 hari lagi' bisik batin Sari.

Namun tak lama, terdengar bisik yang sedikit riuh dari arah depan. Sehingga mengalihkan perhatian Sari pada hal tersebut.

Terlihat seorang pria berseragam sedang berdiri di depan gerobak pecel itu. Kening Sari berkerut ketika mendengar celetukan nyinyir para ibu-ibu paruh baya yang terlihat duduk di barisan antrian.

"Enak banget gitu!!"

"Mentang-mentang pejabat, bisa semena-mena!!"nyinyir seorang ibu berhijab yang terlihat kesal dari raut wajahnya.

"Iya, kalau mau cepat ya datang sebelum subuh aja" timpal seorang ibu yang lain yang sama kesal ya dengan ibu berhijab.

Sari mencoba mencerna situasi panas itu.

Dan benar dari penelitiannya memang ada seorang pria berseragam safari. Namun ia tak melihat ada pejabat disana.

Cibiran itu kian tajam dan tertuju pada sang pria berseragam itu. Walau terlihat tenang, namun terlihat jika garis rahangnya begitu kentara menahan amarah.

"Ckckck... ibu-ibu kok dilawan!" gumam Sari ikut menyetujui aksi nyinyir ibu-ibu itu.

Tak lama terdengar nada dering dari handphone Sari. Seketika Sari mengangkat telfon itu yang ternyata dari Lisa

"Hallo?"

"Dimana?"

"Pecel Legenda" sahut Sari.

"Lama dong?, gue mau balik nie, suami gue nelpon" 

"Lah?"

"Iya, mau kerumah mertua, tiba-tiba sakit" 

"O-oh.. oke deh, gue balik sekarang" 

"Oke, kebut yaa!!"seru Lisa.

"Lo pikir gue komeng!!"balas Sari jutek. Telfon itu pun terputus begitu saja.

Sari pun seketika melihat kondisi yang memang tak mungkin menunggu lagi. Lalu dengan rasa lelahnya ia pun bangun dari kursi itu dan menoleh pada seorang ibu-ibu yang menbawa seorang anak batita di gendong ya.

"Nomor saya untuk ibu aja ya, kebetulan saya mau balik" ujar Sari sembari menyerahkan  nomor kertas itu pada sang ibu yang ternyata mendapat nomor 90.

Sang ibu menerima dengan wajah sungkan, namun tangannya mengambil kertas tersebut. Sari pun berlalu dengan berjalan cepat meninggal warung legenda itu.

Ketika Sari berjalan di pinggir jalan melewati deretan mobil mewah itu pun tanpa sengaja ia terpelekok karena tak sengaja tersandung batu krikil.

Hingga dengan cepat ia berpegang pada badan mobil sedan camry hitam itu.

Brakkkk...

"Astagfirullah!!" ucap Sari dengan spontan yang hampir saja jatuh gara-gara sepatu wedges yang ia kenakan dan berjalan tak seimbang di atas batu krikil kecil.

"Huuufft, hampir aja!" seru Sari dengan melihat pada pergelangan kakinya dengan tangan masih bertopang di dinding mobil sedan itu.

Namun di luar dugaan, ternyata di dalam mobil itu ada sang pemilik mobil.

Seorang pria yang terkaget karena insiden terpelekok Sari tadi.

Keningnya berkerut dengan melihat pada sosok yang masih bertopang dibadan mobilnya.

Namun tak lama, wanita itu pun pergi meninggalkan mobil sedan tersebut.

Sang pria hanya menggeleng dengan wajah acuh tak acuh lalu kembali menatap layar handphonenya dengan wajah serius.

Ia melihat draf jadwal kerja yang baru saja di tambahkan oleh sang Ajudan. Semenjak sang Bupati jatuh sakit nyaris semua pekerjaan di limpahkan pada sang wakil Bupati. Dan hal itu membuatnya sedikit kewalahan.

Terpopuler

Comments

Bila D

Bila D

dr mas pengacara lanjut bapak wakil bupati 😂

2022-02-12

0

karim Ok

karim Ok

sambil nunggu Paijo...mampir ldu lah kesini

2021-12-26

1

Siska Lusiana

Siska Lusiana

dari topan ku juga lanjut ke sini

2021-12-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!