Hari pun berlalu.
Kini di satu ruangan kerja, terlihat Sari bersama beberapa ibu-ibu yang tengah serius menatap dirinya.
"Jadi, kalau untuk acara pesta dan resmi make up yang akan di gunakan juga jangan terlalu menor ya ibu-ibu, terutama di bagian blush on dan mata jangan ibu beri warna terlalu terang"
"Jadi usaha gunakan warna-warna peach agar telihat natural dan tidak menor" tutur Sari yang tengah memberi pengarahan pada ibu PKK di kantor Bupati daerah XX.
Tak lama terlihat seorang ibu-ibu menunjukkan tangannya.
"Iya ibu, silahkan bertanya" sambut Sari dengan wajah antusias.
"Kalau enggak boleh blush on warna cerah, gimana kalau pas acara malam hari mbak Sari?, pasti kan kesan enggak dandan dong"
Sari tersenyum simpul mendengar pertanyaan sang ibu. Hingga terdengar suara bisik-bisik yang seketika sedikit menajdi gaduh.
"Ah, iya...benar.. jika acara di malam hari bisa kita sesuaikan kok buk, untuk blush on itu enggak mesti pink atau merah yaa, karena ada warna lain yang dapat membantu warna blush on itu terlihat pada tulang pipi, contoh untuk bentuk wajah bulat begini kita bisa pakai coutour untuk membantu terbentuknya tulang pipi"
"Tipis-tipis aja.. walau sedikit samar tapi cukup membantu untuk terbentuknya tulang pipi dan hidung, lalu kita tambahkan sedikit ini.." ujar Sari sembari memperagakan step by step cara make up sederhana pada para ibu-ibu PKK itu.
Sari pun menambahkan sedikit warna peace lalu seketika menyapunya perlahan pada pipi sang model. Dan tadaaa.. seketika warna yang di inginkan terlihat diwajah sang model dengan begitu rapi.
"Nah, begini yaa ibu hasilnya.. tipis-tipis tapi tetap terlihat cantik"
Wajah kagum para ibu-ibu pun terlihat jelas disana dengan melihat asil karya tangan Sari yang terlihat terampil.
"Nah untuk lipstik, sekarang lagi in warna nude, tapi saya rasa kalau ibu-ibu pasti ngerasa kurang kan dengan warna nude itu yang lebih ke coklat pucat atau coklat gelap, jadi kita akan coba aplikasi kan lipstik warna merah mawar dengan pink ini yaa..." ujar Sari sembari mengaplikasikan dua lipstik di jemarinya dan mengaplikasikan lipstik itu di bibir sang model.
Seketika, terlihat warna yang sangat cantik dari bibir sang model. Merahnya pas, tidak ngejreng dan tidak menor.
"Waah, cantik banget yaa hasilnya" puji seorang ibu pada hasil karya Sari.
"Oke.. contohnya sudah saya ajarkan, sekarang kita mulai prakteknya ya ibu-ibu" seru Sari bersemangat.
Tak lama terdengar suara grasak-grusuk ibu-ibu PKK yang mulai mencari-cari alat make up yang di butuhkan.
Senyum Sari terkembang lebar ketika melihat antusias para ibu-ibu yang terlihat serius mengikuti class make up yang di adakan oleh kantor Bupati XX.
Waktu pun bergulir, Sari pun mulai berjalan ke satu meja ke meja yang lain sembari membantu para ibu-ibu membenarkan make up yang tengah mereka praktek kan.
Hingga tanpa terasa dua jam pun berlalu begitu cepat.
"Oke, waktunya habis" ujar Lisa dengan cepat.
Dan para ibu-ibu terlihat masih merasa belum menyelesaikan make up mereka.
Namun hal itu menjadikan satu hal untuk yang Sari sukai.
"Oke baik, sekarang kita nilai yaa" ujar Sari bersemangat.
Dan terlihat ibu-ibu bersiap untuk penilaian dari Sari akan hasil make up mereka.
Lisa dan Sari satu persatu mendatangi meja mereka. Terlihat Sari menilai dengan sangat bersemangat akan hasil make up ibu-ibu PKK itu. Dan rata-rata hasil mereka tidak begitu mengecewakan.
"Akhirnya, penilaian make up yang rapi jatuh pada ibuuuu... Desi dan ibu Siska" ucap Sari bersemangat.
Sehingga tak lama terlihat tepuk tangan bergemuruh menghidupkan suasana ruangan itu.
Dan tak lama dua sosok yang di sebut tadi datang dengan senyum malu-malunya.
"Selamat ya ibu" ucap Sari seraya memberi bingkisan berupa alat make up kid yang telah disediakan oleh sponsor.
Tak terasa acara PKK itu pun selesai dengan sangat sukses.
"Sari ijin pamit, untuk undangannya Sari ucapkan banyak-banyak terima kasih untuk ibu-ibu pengurus yang sudah mengundang dan mempercayai Sari sebagai mentor di class make up kali... semoga kita bisa bertemu lagi yaa ibu-ibu, Assalamualaikum"
Riuh-riuh pun terdengar di ruangan itu. Hingga semua ibu-ibu saling peluk dan memberi salam pada Sari.
"Lain waktu class melukis alis ya mbak Sari, saya masih kurang nie ilmunya.." ujar salah seorang ibu dengan nada antusias.
"Saya juga ya mbak Sari, ilmu make up tadi bermanfaat banget untuk kita yang udah enggak muda lagi tapi pengen keliatan cantik di depan suami"
Sari hanya tersenyum simpul sembari membalas salaman para ibu-ibu satu persatu.
Sungguh antusias ibu-ibu PKK benar-benar diluar ekspektasinya yang berpikir pasti pada tidak suka. Namun nyatanya hal ini cukup membuat para ibu-ibu ketagihan.
Sari dan Lisa pun meninggalkan ruangan kerja itu dengan membawa peralatan make up mereka.
Di sepanjang jalan menuju parkiran mobil mereka yang berada di belakang gedung.
Tiba-tiba Lisa merasa jika ia seperti ingin buang air kecil.
"Sar, lo duluan aja yaa... gue mau pipis dulu.. kebelet banget nie"
"Oh, oke" sahut Sari sembari menerima koper make up milik Lisa.
Lisa pun dengan cepat berlari mencari kamar kecil didalam gedung kantor Bupati itu.
Sari pun akhirnya melanjutkan langkahnya menuju parkiran mobil Brian mini mereka.
Namun Sari yang berjalan santai terlihat menikmati suasana taman kantor Bupati itu yang terlihat asri, hingga ia tak menyadari ada seorang anak perempuan yang berlari cepat .
Dan tiba-tiba terjadi tabrakan yang tak terduga.
BRAK... seketika tas koper make up milik Lisa dan Sari jatuh.
Dan tubuh sang anak perempuan itu pun ikut terjatuh di sisi yang lain.
Wajah Sari seketika kaget buka kepalang melihat koper make upnya terbentur keras di lantai.
Hingga sayup-sayup terdengar suara rincian sang anak yang terlihat kesakitan.
"Aaduuuh.. aduuh" rintih sang anak perempuan itu dengan wajah hampir menangis.
Sari pun sontak mendekat pada sang anak dengan wajah panik.
"Ya Ampun, maaf nak.. maaf??" ujar Sari yang seketik panik ketika melihat wajah anak perempuan itu mengaduh kesakitan.
Dan anak perempuan itu pun menunjukkan sikunya yang terlihat sedikit berdarah.
"MasyaAllah" sahut Sari yang seketika meraih tas selempangannya dan mengambil tisu basah detik dari dalam tas.
Ia pun menyena lengan si anak dengan sangat hati-hati sembari menghembus pelan pada luka itu.
Anak perempuan itu sesekali berdesir menahan sakitnya dengan menatap wajah Sari.
"Masih sakit nak?"
"Gak papa tante" ujar anak perempuan itu dengan wajah masih menahan sakit.
"Maafin Sifa ya tante"
Sari terkaget ketika menerima ucapan maaf dari mulut kecil itu.
Hela nafas Sari pun berhembus pelan.
"Ya, lain waktu hati-hati ya nak"
"Tapi.. itu gimana tante?"ucap anak perempuan tersebut sembari menunjuk kecelakaan tubuh Sari.
Sari seketika reflek berbalik dan terperangah ketika melihat koper make upnya bonyok, begitu pun dengan tas koper make up milik Lisa.
"Ya Tuhan" desir bibir Sari.
"Maaf ya tante, Sifa.. Sifa bakal minta ganti sama papa"
Sari reflek menghela nafas pelan.
"Nanti tante cek dulu yaa, kalau beneran rusak parah baru kamu minta ganti sama papa kamu yaa" ujar Sari.
Anak perempuan itu bangun dengan wajah gelisah.
"Maafin Sifa ya tante, Sifa salah.. Sifa lari enggak lain ada tante"
"Ya, enggak papa, tapi lain waktu hati-hati yaa Sifa"
Sari pun berjalan untuk mengambil dua tas koper make upnya. Dan tak lama Lisa kembali dengan wajah tercengang.
"Ya Tuhan, tas make up gueee!!"pekik Lisa gusar ketika melihat koper make upnya tergores.
Sifa terkaget dengan pekikan Lisa, hingga wajah cemasnya kentara terlihat.
"Maaf lis, gue.. gue enggak sengaja" ujar Sari dengan segera menenangkan Lisa.
Sifa terpanah akan sikap wanita yang sudah menutupi salahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
.sehuniiee
penulisan nya banyak yang salah bacanya agak terganggu, cerita nya bagus sih.
2023-01-22
1
maura shi
jd inget temen q yg profesi MUA,sebelum jd MUA kerja d kantor pajak karena emg dia ambil jurusan pajak tp rmhtangganya berantakan gegara org ketiga,sekarang uda nikah lg dpt mertua punya salon &dia resign dr kntor pajak sekarang jd MUA profesional,hidup emg g nyangka ya
sm kayak sari
2022-01-31
1
Rhania lesta
semangat sari biar bisa move on
2021-06-15
1