Selesai fernand mandi ia masih melihat Almera sedang menangis duduk di sisi ranjang itu, selesai ia memasang baju nya kini ia mendekati Almera.
"Wanita kuat tidak akan menangis terus menerus bukan? aku saja tidak terlalu memikirkan hal itu, kenapa kamu selalu memikirkan nya? bukankah stres dapat membuat seseorang cepat tua?" ujar fernand sedikit bercanda dengan Almera
Almera menghapus air mata nya ia menatap wajah suaminya yang tersenyum sangat manis itu, ia jadi ikut tersenyum.
"Iya, aku hanya kepikiran sedikit saja!"
"Itu bukan sedikit melainkan banyak, sudah ya sayang kamu jangan memikirkan nya lagi, lebih baik kita sekarang pergi jalan-jalan!" ujar fernand ingin menyenangkan hati istri nya itu.
Mereka ingin menenangkan pikiran mereka masing-masing.
"Tapi mas fernand pasti capek, baru pulang kerja masa mau ngajak aku jalan-jalan!" tutur Almera sangat perhatian dengan suaminya itu.
Ini merupakan salah satu hal yang sangat di sukai fernand dari Almera, ia sangat perhatian kepada nya, semua perhatian nya sangat tulus sekali.
"Tidak masalah, capek ku sudah hilang saat melihat wajah kamu!" tutur fernand sambil mengusap pipi Almera yang masih basah akibat air mata nya itu.
"Mas selalu gombal, selalu bilang gitu, emang wajah al bikin capek mas hilang!" sela Almera kembali ceria
"Buktinya mas tidak capek lagi!"
"Yuk kita jalan-jalan menghabiskan waktu berdua itu menyenangkan, terlebih lagi dengan kekasih halal!" sambung fernand
Almera tersenyum seperti biasanya semua pikiran nya tadi seakan hilang begitu saja saat fernand membujuk bahkan sedikit merayu nya.
Mereka berdua akan ke taman kota di sana mereka akan menghabiskan waktu berdua seperti orang pacaran.
"Mau kemana kalian?" cegat Mirna
"Kami mau ke taman kota bu!" jawab fernand dengan tersenyum
"Bukannya istirahat baru pulang kerja, ini malah keluar lagi, kamu gimana sih al seharusnya kamu sebagai istri harus memperhatikan suami kamu, jangan ngajak keluar gini, tidak becus jadi istri!" cela Mirna
"Istri macam apa kamu ini!" sambung Mirna menatap sinis menantu nya itu.
Almera tersenyum lebar, "aku bukan seperti yang ibu bilang, tapi suamiku sendiri yang ngajak aku untuk keluar, bukankah kalau menolak ajakan suami akan berdosa?" tutur Almera melawan ibu mertuanya itu dengan elegan, namun pasti membungkam mulut mertua nya itu.
Mirna mengepalkan tangannya berani-beraninya menantu nya itu melawan dirinya.
Dengan kesal nya Mirna pergi juga dari sana, kalau di lawan terus yang ada mereka akan bertengkar besar.
"Ibu kami berangkat dulu!"
"Assalamualaikum!" ucap salam mereka
Mereka berdua berangkat ke taman kota itu, biasanya saat sore ini akan banyak pedagang kaki lima yang mangkal di sana, dan suasana di sana akan sangat ramai pengunjung, rata-rata yang ke sana anak remaja dan ada juga sepasang suami istri yang akan bermain bersama anak-anak mereka.
Mereka sampai di sana dengan perasaan gembira, Almera sangat ceria saat ia ke taman kota ini, di sini ia bisa melupakan kesedihannya itu.
"Ramai ya mas, aku paling suka di sini karena di sini suasana nya nyaman aja, walaupun banyak pengunjung nya!" tutur Almera
Fernand merasa senang karena Almera sudah melupakan kesedihannya tadi, ia mengandeng tangan Almera itu, mereka membeli bakso tusuk di salah satu pedagang itu.
Mereka akan menikmati bakso tusuk mereka di bangku taman itu.
Almera menyuapi fernand bakso tusuk itu, mereka berdua seperti pasangan kekasih yang sangat romantis.
"Enak kan bakso tusuk nya?"
"Enak, seperti senyum mu!" goda fernand
Almera tersenyum dengan wajah sudah memerah, bisa-bisa nya fernand menggoda nya di tempat umum seperti ini.
Bakso tusuk mereka sudah habis kini mereka berdua termenung sambil melihat-lihat di sekitar.
Almera merasa sedih kembali saat ia melihat anak-anak berusia 3-5 tahun itu bermain di tempat permainan anak-anak itu, andai ia memiliki anak mungkin anaknya itu akan bermain juga di sana.
"Lihat apa sayang?" tanya fernand
Almera tersenyum lalu menunjukkan ke arah anak-anak yang lagi bermain itu.
"Al sangat mendambakan seorang putra atau putri kecil seperti mereka, tapi...!" Almera menjeda ucapan nya, rasanya percuma saja ia melanjutkan ucapannya yang ujung-ujungnya akan membuat suaminya itu bersedih juga.
Fernand merangkul pundak Almera itu, "semoga saja kita cepat di beri keturunan, kita patut bersyukur karena kita masih di berikan perlindungan oleh Allah SWT, kita bersabar saja, siapa tau dengan bersabar kita lekas memiliki putra atau putri yang lucu-lucu!" tutur fernand menenangkan hati Almera yang bersedih itu lagi.
"Semoga saja mas, semoga kita segera mendapatkan keturunan!" tutur Almera
Fernand merasa bersalah sudah membawa Almera ke taman kota ini, bukannya pikiran nya membaik tapi malah bikin ia sedih kembali karena ia melihat banyak anak-anak di sana.
"Kita pulang aja ya!" ajak fernand
Almera menggeleng ia masih mau di sini melihat anak-anak yang bermain itu, sekalian juga ia menghilangkan rasa stres karena terus di tuntut oleh mertua nya.
Sebenarnya dia juga sudah lelah dengan ucapan mertuanya itu, tapi ia tetap bersabar dan tabah.
"Apa kita adopsi anak aja ya mas!" tutur Almera
"Kalau kita adopsi anak, yang aku takutkan bagaimana jika kita tidak menyayangi nya? sedangkan dia anak angkat kita saja, kalau kita di berikan kepercayaan oleh Allah untuk memiliki anak, apa bisa kamu mengurus nya sekaligus?, mas takut jika kita tidak bisa memberikan nya kasih sayang yang lebih juga!" ujar fernand memberi pengertian
"Tapi al sangat ingin mas!" ucap Almera dengan penuh permohonan
"Mas tidak bisa memutuskan nya sekarang!" ujar fernand
Almera juga paham dengan suaminya itu, ia juga tidak mungkin memaksakan keinginan nya sedangkan suaminya sangat enggan untuk menerima keinginan nya itu.
"Kita pulang saja ya sayang, sebentar lagi juga magrib!" ajak fernand menuntun Almera ke parkiran mobil.
Almera terus menoleh ke belakang melihat anak-anak yang bermain itu.
Fernand sendiri merasa kasihan dengan Almera yang terus memandangi mereka.
"Almera!" panggil fernand sangat lembut
Almera terperanjat kaget dengan suara fernand itu, ia melamun tadinya.
"Kita pulang ya!" ujar fernand sekali lagi
Almera mengangguk kecil
Mereka akhirnya pulang juga dari taman kota itu, Almera terus saja diam.
"Mau makan di luar?" tanya fernand
Almera menggeleng
"Benar kita langsung pulang aja?"
Almera mengangguk ia tidak mau mengeluarkan suara nya.
Sesampainya mereka di rumah, ibu mertuanya itu sudah berdiri di teras rumah sambil berkacak pinggang, Mirna sangat benci dengan Almera karena putranya itu selalu lengket dengan nya.
"Assalamualaikum!" ucap salam mereka
"Dari mana saja kalian hah?" cerocos Mirna
"Ibu... utamakan jawab salam karena menjawab salam itu di wajibkan!" tegur fernand dengan nada lembut
Mirna menghela napas sambil melirik Almera, ia menatap menantu nya itu dengan tatapan sinis.
"Wa'alaikumussalam!" jawab Mirna dengan nada malas
"Kami dari taman kota, biasa kami hanya duduk santai di sana!" tutur fernand menjawab pertanyaan ibu nya tadi
Mirna menarik napas, "jangan terlalu lugu jadi suami, seharusnya kamu ajarin tuh istri kamu, ini nggak malah ajak kamu keluar segala!" cecar Mirna
"Maaf ibu, bukankah sudah al bilang tadi ya, kalau mas fernand yang ngajak al bukan al yang memaksa mas fernand untuk keluar, bukankah menolak ajakan suami itu berdosa!" tutur Almera akhirnya ia bersuara juga.
"Sebentar lagi magrib, kami ke kamar dulu!" lanjut Almera lalu menarik tangan suaminya itu.
Ibu mertua nya itu selalu saja ikut campur urusan rumah tangga anak nya itu.
...
Bersambung...
Semoga kalian suka sama cerita aku ini.
Jangan lupa beri like, komen, beserta vote nya ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Uthie
paling gak enak memang saat rumah tangga dicampuri pihak ke 3
.. sekali pun itu Orgtua 😌
2023-05-10
2
erni 76
menjalankn khidupan dlm berumah tangga hrs sabar dan ikhlas aplgi adanya mertua yg sllu ikut campur...alhamdulillah suaminya sangat pengertian dan tdk terprovokasi oleh ibunya...itulah yg mnjadi kekuatan seorang istri adanya dukungan dan kepercayaan dr suami...semangat lanjutnya ka
2023-04-30
1