3. Hinaan

Mirna terasa di hina oleh teman-teman satu kumpulan nya ini, mereka seakan mengejek Mirna yang belum di berikan cucu oleh anak dan menantu nya itu.

"Duh... mir... masa punya menantu belum juga memberi kamu cucu, kasihan sekali kamu, lihatlah kami yang sudah punya cucu bahkan cucu kami ada yang empat!" tutur Dea

"Apa jangan-jangan menantu kamu itu tidak bisa memiliki anak? secara kan dia anak panti asuhan yang di jadikan istri oleh fernand anak mu... haha...!" ejek teman-teman sosialita Mirna itu.

"Eh sudahlah kalian jangan mengejek Mirna seperti itu, mungkin saja menantu nya itu belum di kasih kepercayaan oleh Allah ta'ala, kalian ini kenapa ya sering menghina orang saja!" bela sari

Sari termasuk teman-teman sosialita Mirna yang memakai hijab lebar, ia termasuk ustadzah di kompleks perumahan tempat ia tinggal.

"Bukan menghina sar tapi kami hanya kasihan saja!" timpal Dea

"Itu sama saja kalian menghina, kalian sudah membuat hati seseorang sakit bahkan kalian sudah mendapatkan dosa besar.

Perbuatan menyakiti hati orang lain merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah ta'ala dan masuk ke dalam salah satu dosa besar. Ini membuat manusia yang sering menyakiti hati orang lain akan mendapatkan balasan tidak hanya saat masih hidup di dunia, namun juga akan mendapatkan siksaan pedih di akhirat!" tutur sari

"Hmm... iya deh sar!" ujar mereka

Mirna menarik napas ia sangat kesal dengan teman-teman nya itu.

"Sudahlah, aku mau pulang saja!" ujar Mirna

"Ngapain pulang mir? yang ada kamu bisa kesepian di rumah!" Dea mulai menyindir Mirna kembali

"Terserah aku!" ucap Mirna sangat kesal

Dimana-mana ia terus di ejek oleh teman-temannya nya itu, tidak teman nya saja bahkan tetangga nya pun juga suka mengejek nya.

"Ini gara-gara wanita mandul itu!" hina Mirna

Ia buru-buru pulang sebelum teman-teman sosialita nya itu mengejeknya kembali.

"Kenapa sih semua orang mengejek ku? ini karena ulah wanita tidak subur itu!"

Mirna sampai di rumah nya itu ia membanting tas nya itu ke sofa, menarik napas dalam-dalam untuk melepaskan kekesalan nya itu.

Almera yang baru saja selesai membersihkan dapur mendengar seseorang yang masuk ke rumah nya itu.

"Apa ibu sudah pulang?"

Almera melihat sekilas ternyata memang betul ibu mertuanya itu sudah pulang, ia membawakan ibu mertuanya itu minuman.

"Silahkan minum bu!" ujar Almera meletakkan air putih itu di meja

Mirna melihat Almera itu dengan tatapan benci sekaligus kesal.

"Tidak usah pura-pura baik dengan saya, perempuan tidak subur seperti kamu itu tidak ada gunanya di sini, kamu sudah menghancurkan hidup putra saja, saya jadi menyesal memberi kalian restu!" hardik Mirna

"Ibu kenapa selalu membahas itu sih bu? al juga sangat ingin memiliki anak bu, bukan ibu saja yang ingin memiliki cucu, al sudah cukup untuk bersabar untuk itu, apakah selama ini ibu tidak pernah mendo'akan yang terbaik untuk kami?" tutur Almera

Mirna bungkam seribu bahasa selama ini dia mana pernah mendo'akan yang terbaik untuk putra nya itu, yang ia pikirkan hanya kehidupan yang tidak ada habis nya ini, ia hanya memikirkan kebahagiaan dirinya.

"Jangan salahkan kami berdua bu, sepatutnya ibu juga berkaca sebelum ibu menghina aku!" sambung Almera dengan suara lembut namun menusuk hati ibu mertua nya itu.

"Menantu si*lan!" bentak Mirna langsung menyiramkan air yang ada di atas meja itu ke wajah Almera.

Almera tersenyum kecil dengan tindakan ibu mertuanya barusan, "sikap ibu tidak mencerminkan sikap ibu sesungguhnya untuk putra ibu!" imbuh Almera

Mirna mengepalkan tangannya ia sangat marah dengan menantu nya ini.

Yang ia tau selama ini Almera tidak pernah seberani ini berbicara kepadanya, tapi kali ini Almera sudah kelewatan batas.

"Berani-beraninya kamu menghina diri saya, kamu cuma menantu di sini, kapan pun itu kamu pasti akan di tendang dari sini!" cecar Mirna

"Silahkan kalau ibu bisa!" tantang Almera

"Lihat saja kamu!" ancam Mirna

Lalu ia pergi ke kamarnya, Almera tersenyum kecil dengan tindakan ibu mertuanya itu, ia tidak mau menjadi wanita lemah dan lembek lagi ketika di injak-injak seperti tadi.

"Pastikan semua omongan ibu itu benar, sampai kapan pun aku akan tetap menemani suamiku, maaf kalau aku terlalu lancang sama ibu, ini soal harga diri bu, aku harus membela diri ku agar tidak ibu injak-injak lagi!"

...

Sore harinya, seperti biasa Almera pasti akan menunggu kepulangan suaminya itu, ia selalu menunggu fernand di teras rumah nya itu.

Tidak lama mobil yang selalu fernand bawa sampai juga, Almera langsung berdiri ia menyambut kedatangan suaminya itu penuh dengan cinta dan kebahagiaan yang di perlihatkan di wajahnya.

"Assalamualaikum suamiku!" ucap salam Almera mencium punggung tangan fernand dengan takzim.

Fernand tersenyum sangat manis karena lelahnya begitu lenyap melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah istrinya.

"Wa'alaikumussalam istri ku yang cantik!" jawab salam fernand sambil mengecup lama kening Almera

"Pasti kamu lelah, biar aku yang bawa tas kerja kamu!" usul Almera mengambil alih tas kerja fernand dari tangan fernand itu.

"Terima kasih, tapi lelah ku sudah hilang karena melihat wajah cantik kamu!" tutur fernand

Senyum manis terukir di bibir Almera itu, "selalu gombal!" tutur Almera

Almera membawakan secangkir teh hangat untuk fernand, asap yang mengepul dari teh hangat itu membuat fernand tambah semangat saja untuk menyeruput secangkir teh itu.

"Bagaimana hari-hari mu?" tanya fernand

Almera tersenyum, "menyenangkan dengan ada kehadiran suamiku yang tampan ini!" ujar Almera

Fernand tersenyum dengan wajah sudah memerah, Almera sangat suka melihat wajah merah suaminya itu.

Mirna pasti akan panas melihat kebahagiaan Almera itu, semenjak kehadiran Almera, fernand jadi kurang memperhatikan ibu nya.

Sebenarnya bukan kurang juga sih melainkan Mirna itu yang selalu membuat hidup nya serba kekurangan.

Mirna ikut duduk dengan anak menantu nya itu.

"Eh ibu!" ujar fernand mencium punggung tangan ibu nya itu

"Baru pulang bukanya bersih-bersih, ini malah ngobrol yang nggak penting!" tutur Mirna seakan menyindir menantu nya itu.

Mirna melihat Almera dengan tatapan tidak suka, selalu begitu dia selalu menyudutkan menantu nya itu.

"Mas fernand capek bu, biarkan dia istirahat sejenak!" ujar Almera

"Saya tidak ngomong sama kamu, perempuan tidak sempurna!" ucap Mirna

Fernand tidak suka jika ibunya menghina istrinya itu, ia bahkan selalu mendengar ibunya itu menghina Almera di depan nya.

"Ibu... kenapa ibu selalu menghina istri ku? dia wanita yang sangat sempurna bagi ku bu, Almera termasuk istri yang solehah!" bela fernand

"Alah, istri tidak bisa memberikan anak itu yang dinamakan istri sempurna? istri tidak ada gunanya yang pantas bagi nya!" cela Mirna

"Ibu... jangan menghina istri ku!" tutur fernand dengan suara lembut

Dari dulu fernand tidak pernah membentak ibu nya, ia selalu bertutur kata baik kepada ibu nya itu, fernand mendapatkan sikap dan sifat seperti itu dari mendingan ayah nya.

Siapapun yang lebih tua darinya ia pasti akan menghormati yang lebih tua itu.

"Istri mu itu pantas mendapatkan hinaan ini, bahkan dia pantas di sebut sebagai wanita tidak sempurna!" cecar Mirna

"Ibu ku!" ujar fernand dengan suara sedikit agak meninggi

Hati fernand terasa sakit saat ibu kandung nya menghina istri nya itu.

"Janganlah ibu berlaku buruk seperti ini, ibu jangan suka menghina istri ku, dia sempurna bagi ku bu!" sambung fernand

"Sudahlah mas, Almera pantas di bilang seperti itu, al memang wanita tidak sempurna!" sela Almera merasa hari ini merupakan hari dimana ibu mertuanya itu menginjak-injak harga diri nya dengan ucapan yang sangat menyakitkan hati.

"Tidak al, kamu istri yang sangat sempurna bagi ku!" bantah fernand

"Cih! bela terus istri tidak ada guna kamu itu, sampai kamu mati tetap saja bela dia!" cela Mirna dengan ucapan yang begitu pedih.

"Cukup ibu ku!" bentak fernand pada akhirnya membentak ibu nya itu.

"Celaka lah kau, kau berani membentak ibu mu ini demi perempuan ini!" tutur Mirna lalu ia pergi dari sana.

Fernand meneteskan air mata nya di saat istrinya di bentak membuat hati nya tersakiti, di saat istrinya di hina ia akan tersakiti, bagaimana ini? apakah dia berdosa sudah membentak ibunya yang sudah salah itu?

Tadi dia sudah berbicara lembut dengan ibu nya itu, tetapi ibunya itu semakin menjadi-jadi. Apakah salah ia sudah membentak ibu nya itu?

Almera menenangkan suaminya itu yang sedang menahan emosi nya.

"Istighfar mas istighfar!"

"Astagfirullah alhazim, astagfirullah alhazim, astagfirullah alhazim!" ucap istighfar fernand

Hinaan ibu nya tadi membuat hati kecil fernand terluka, istri sebaik Almera terus tersakiti oleh hinaan ibu nya itu.

"Maafkan fer bu, fer tidak bermaksud membentak ibu!"

...

Bersambung...

Like, komentar berserta vote nya ya.

Jangan jadi pembaca gelap saja, tinggalkan jejak kalian, tidak ada komentar maka author tidak akan update cerita ini.

Komentar nya jangan next sama lanjut aja dong, coba komentar isi cerita nya, yang panjang kek komentar nya, jangan satu kata saja🤔🙄🤨

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Walau dari awal cerita ini sosok ibu mertuanya nyebelin, tapi ada suka nya saat si lakinya tetep membela si istrinya 👍

2023-05-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!