Valerie yang begitu menjunjung tinggi kebebasan, tidak mudah ditindas oleh mantan kekasihnya. Untuk apa jauh-jauh ke Indonesia tapi masih terkekang karena sikap arogan Eberardo.
“Aku bisa pulang sendiri, aku bawa mobil. Kamu kan sibuk, aku engga mau ganggu. Terima kasih.” Ucap Valerie. Mata hazelnya mengantisipasi sikap kasar, kedua tangan dan kaki sudah siap menghajar bila Eberardo melakukan kekerasan.
“Berantem ya.” Ethan tertawa dalam hati, bukan kah jahat bahagia di atas penderitaan orang lain? Pengecualian untuk Ethan.
“Santai aja Bro, biar Vale pulang bareng gue. Iya kan Valerie?” Ethan mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Membuka pintu mobil, mendorong sahabat kecilnya duduk dan sengaja membantu memakai seat belt. Jika dilihat dari luar posisi dua insan ini sangat dekat. Tidak peduli tindakannya ini memantik amarah Tuan Muda Torres.
“Eh jaga jarak Ethan, aku bisa pasang sendiri!” seru Valerie. Namun Ethan tak mau mendengar, sengaja dilakukan, untuk menunjukkan seberapa penting posisinya saat ini bagi Valerie.
“Kamu mau aku tolong kan? Menghindar dari iblis arogan itu? Diam Vale, jangan banyak protes!” tukas Ethan langsung menutup keras pintu supercar itu.
Benar saja, Eberardo terbakar api cemburu, Valerie dengan mudah menerima kehadiran lelaki lain.
“Kau milikku Valerie, sampai kapanpun. Jangan harap lelaki lain bisa mengganti posisiku.” Melihat mantan kekasihnya diam saja tanpa perlawanan, Eberardo geram. Dia menahan bahu Ethan, kemudian memukul perut pemuda itu, sangat kuat.
BUGH
Rasanya lambung Ethan terkoyak, asam lambungnya ikut naik, tinju yang cukup merobohkan lawan.
“Sebaiknya kau tidak ikut campur, Tuan Ethan.” Hardik Eberardo, tujuannya ke Indonesia untuk menemui Valerie, memohon agar perempuan cantik itu kembali dalam genggamannya. Tapi semut kecil ini mengganggu bahkan sengaja menggigit Eberardo.
Ethan menyeringai, tidak tahu kan pria dewasa di depannya ini bertingkah seperti bocah? Ah salah, anak kecil pun jauh lebih baik.
Seharusnya di sini Ethan yang marah, karena Eberardo tiba-tba datang. Sejak kecil selalu begitu, tidak heran Ethan memberi lebel sebagai iblis arogan.
BUGH
BUGH
Tak ingin dianggap remeh, sekarang Ethan bukan lelaki lemah. Dia kuat, ya sangat kuat untuk merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya.
“Ada masalah apa, hah?” Ethan memukul keras rahang Eberardo, darah segar keluar dari bibir. “Vale engga suka sama lo. Jangan ganggu Valerie, mendingan lo pulang!” seru Ethan. Tangannya kirinya menunjuk kea rah luar gerbang kampus.
Ethan tidak menyukai lelaki yang kasar untuk mendapatkan hati perempuan, apalagi Ebebrardo, pasti mengandalkan kekuasaannya.
“Oh anak kecil ini sudah dewasa rupanya.” Sindir Eberardo, menyeka darahnya lalu tertawa garing. “Sebaiknya jangan ikut campur masalah orang lain, ku pikir Tuan dan Nyonya Armend mengajari mu, right?” mendorong tubuh Ethan, melangkah mantap membuka pintu mobil. Memaksa Valerie ikut bersamanya.
“Sekarang juga pulang bareng aku, tinggal aja mobil kamu di sini. Jangan macam-macam Valerie, atau aku …” kata-kata Eberardo tidak berlanjut karena Valerie memberontak dan menyelanya.
“Kamu engga berhak ngatur hidup aku. Kita itu gak ada hubungan apa-apa lagi, baiknya kamu pergi sekarang juga! Kita sudah putus.” Teriak Valerie, sangat nyaring, menekankan pada kata ‘kita sudah putus’.
Ambisinya terlalu besar, Eberardo memegang kuat lengan Valerie, menyeretnya masuk mobil. Kalau bisa hari ini juga dia mengikat Valerie dengan status pernikahan, masa bodoh tanpa adanya pesta, yang penting tidak ada lagi yang bisa merebut kekasih hatinya.
“STOP! Jangan sentuh gadisku! Singkirkan tangan anda Tuan Muda Torres, kembali lah pulang dan tidur di ranjang empuk mansionmu!” Ethan berdiri tegak, menghalangi Eberardo. Maniknya melirik ke lengan Valerie, merah.
“Gadismu? Dia kekasihku, kau harus tahu itu Ethan!” bentak Eberardo tidak lagi peduli terhadap rasa malu dan identitasnya sebagai pewaris kerajaan bisnis Torres Inc.
Pertikaian dua lelaki yang memperebutkan satu gadis ini menjadi tontonan mahasiswa. Tidak ada satupun berusaha melerai, termasuk Josh dan David. Malah memberi semangat kepada ketua mereka.
“STOP! You are childish.” Teriak Valerie memisahkan dua lelaki di depannya, menampar pipi Eberardo dan Ethan.
“Kalian bodoh, hah? Bawa Tuan Eberardo pergi dari sini, atau aku telepon sekarang juga Tuan Leon untuk memecat kalian semua.” Ancam Valerie, kepada seluruh jajaran pengawal.
Gadis bermata hazel ini memutar tubuh, memanggil Josh dan David. “Apa gunanya teman kalau rela melihat rekannya dalam kesulitan? Silakan urus sahabat kalian. Jangan diam seperti patung!” sangar Valerie, menarik kerah baju keduanya.
Valerie sendiri segera pergi dari kekacauan, sakit kepalanya melihat pertengkaran. Hari pertama masuk kuliah sudah sial. Apalagi mantan kekasihnya nekat menyusul ke Indonesia.
Ethan dan Eberardo hanya bisa menatap kendaraan berwarna orang melesat cepat meninggalkan area kampus.
“Anak kecil itu engga bisa dianggap remeh. Lihat saja siapa yang akan dipilih Valerie. Sebaiknya kau mundur Ethan!” Eberardo tidak terima kekalahan kecil ini, apapun akan dia lakukan demi menaklukan gadis liar miliknya.
“Pria yang kasar, gak cocok sama Vale. Gue gak akan kehilangan Valerie untuk kedua kalinya.” Kukuh Ethan. Cukup satu kali, gadis itu pergi dan menjauh. Mulai sekarang hanya ada Ethan Adrian bukan Eberardo.
**
Kediaman Bradley
Valerie melempar tasnya dan tubuhnya ke atas kasur, dia kesal dengan kejadian sore ini. Kenapa dua lelaki yang pernah mewarnai harinya harus bertengkar?
“Dasar anak kecil. Harusnya aku tetap kuliah di Inggris. Semua ini karena Theodore.” Valerie ingat kejadian dirinya bertengkar hebat dengan saudara kembarnya.
Gadis cantik ini terlelap tanpa mengganti baju atau mencuci muka, hingga hari mulai gelap.
Pukul sepuluh malam terbangun, terkejut karena tidak ada satu orang pun yang membangunkannya, tapi Valerie melihat nampan berisi makanan di atas meja. Atas dorongan perut lapar, dia menghabiskan semua makanan. Tiba-tiba mengingat Ethan, siang tadi perutnya menerima bogem mentah.
“Gemana ya Ethan? Jangan-jangan dia engga bisa makan? Duh semua karena Eberardo datang sih. Huh.” Rasa khawatirnya melebihi apapun, nekat keluar rumah hanya untuk mengetahui kondisi Ethan.
Ya Valerie tidak memiliki nomor ponsel sahabatnya itu, lama sekali tidak saling berkomunikasi.
Menggunakan supercar kesayangan, pukul 11 malam Valerie menyambangi rumah Ethan, tapi menurut petugas keamanan.
Tuan Muda Armend itu tidak ada di rumah, belum pulang dari pagi. Valerie pun mendapat informasi jika ethan terbiasa balapan di salah satu sirkuit pinggiran ibu kota.
Menempuh waktu lebih dari 40 menit, Valerie menemukan sekumpulan pemuda termasuk David dan Josh yang di kelilingi perempuan berpakaian minim.
“Yang benar aja? Kelakuan Ethan kenapa jadi begini?” batin Valerie.
Semakin masuk dan bersatu dengan kerumunan muda mudi, mata hazel Valerie melotot melihat Ethan di tengah arena balap motor.
TBC
***
berikan semangat untuk author receh ini ya biar selalu semangat
Terima kasih 🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Defi
Mereka kekanakan karena memperebutkanmu Vale 🤭😄
2023-05-02
1