Mata Valerie terbuka lebar, tidak suka melihat Ethan dibantu seorang grid girl memakai helm. “Dasar playboy.” Desis Valerie.
Pertarungan antara ketua One Vision dan D’Dragons dimulai. Gemuruh tepuk tangan menggema di area terbuka ini.
“Apa hidup kamu kaya gini terus Ethan?” lirih Valerie. Di sana dia juga melihat kenakalan remaja lainnya. Jajaran minuman beralkohol memenuhi meja.
“Ethan, sayang. Aku padamu. Semangat cinta.” Teriak Rebecca dipinggir lapangan. Semua anggota D’Dragons tahu bahwa Rebecca menyukai Ethan dan sayangnya bertepuk sebelah tangan. Kasihan ya?
“Ish … siapa perempuan yang keliatan pusarnya itu? Gak tahu malu banget. Apa dia pacarnya Ethan? Selera kamu parah banget sih.” Valerie menggerutu dalam hati, jujur saja tidak rela mengetahui bila sahabatnya memiliki kekasih.
Terus, apa maksudnya Ethan sore ini bilang ‘gadisku’. Tidak, Valerie hanya bingung bukan menanggapinya berlebihan.
Hampir 30 menit balapan masih berlangsung. Dari layar dapat dilihat jika dua ketua itu saling mengejar satu sama lain, medadak suara nyaring memekakkan telinga.
CKIT
BRUK
Motor yang dikendarai Ethan mengerem mendadak, gesekan kuat antara ban dan aspal tidak bisa dihindari.
Bannya meletus, tubuh Ethan terpelanting beberapa meter membentur pembatas jalan, sama halnya dengan Ketua One Vision, motornya menabrak dinding karena terkejut mendengar ledakan.
“ETHAN” teriak Valerie benar-benar panik.
‘Ketua’
“Sob gue”
“Sayangnya aku, Ethan.”
Semua berbondong-bondong menuju tempat kejadian. Termasuk Valerie berlari kencang, menerobos banyaknya anggota geng motor yang menghalangi.
“Permisi”
“Aku mau lihat Ethan”
Valerie setengah menangis, sahabatnya itu diam tak bergerak sedikitpun, dengan helm masih melekat.
Dengan cepat Valerie mendekat, membuka helm Ethan. Napasnya sangat lemah, tidak ada respon sama sekali.
“Loh Valerie, ada di sini? Lo anggota One Vision ya?” tanya Josh keheranan. Tidak menyangka bertemu jodohnya di arena balap.
“Nanti aku jawab, sekarang bantu aku bawa Ethan ke mobil. Dia harus ke rumah sakit.” Tangis Valerie berusaha memapah badan Ethan.
“Eh, mau apa lo? Biar gue yang bantu Ethan. Lo mending pulang minum susu, cuci tangan, kaki terus tidur. Ethan gak butuh bantuan lo.” Serang Rebecca tidak terima lelaki incarannya berada dalam pelukan perempuan lain.
“Iya Valerie, bawa aja ke basecamp. Nanti gue panggil tukang pijat tradisional. Semua beres gak perlu ke dokter. Ribet masalahnya.” Tutur David, sebagai wakil ketua D’Dragons memiliki wewenang mengambil keputusan.
“Kalian gemana sih? Ethan ini teman kalian kan? Harusnya ditolong. Kalau kalian engga mau bantu, bukan masalah.” Balas Valerie, benar-benar menggunakan kekuatannya untuk memapah Ethan sampai ke dalam mobil.
“Kamu kenapa bisa salah bergaul sih? Setelah aku dan Theo pergi kamu jadi kaya gini.” Tangis Valerie sambil mengemudikan mobil. Dia menuju GB Hospital yang letaknya tidak terlalu jauh.
**
GB Hospital
“Dokter tolong teman aku ya, dia kecelakaan. Aku mau di sini ya dokter. Tolong jangan diusir.” Valerie memegang tangan dokter umum. Dan tenaga medis pun hanya bisa mengangguk memenuhi permintaan cucu dari pemilik rumah sakit.
“Suster, tolong jangan kasih tahu Papa dan Mamah atau siapapun. Aku takut mereka panik.” Pinta Valeri pada bagian administrasi.
Gadis cantik bermata hazel ini setia menunggu sahabatnya di bangsal IGD, benar-benar memperhatikan setiap tindakan yang dilakukan oleh dokter.
“Akibat kamu nakal, Ethan. Aku harap setelah kejadian ini kamu engga akan balapan lagi. Bahaya.” Gumam Valerie yang bingung atas perubahan tingkah laku sahabatnya.
Dia tidak tahu saja kalau kecelakaan seperti ini sudah menjadi rekan setia bagi Ketua Gengster. Bukan hanya terjatuh dari motor, tapi terkena pukulan hingga babak belur pun pernah.
Valerie duduk di sisi brankar, dia bisa bernapas lega, menurut dokter keadaan Ethan cukup baik.
Hasil rontgen pun baik tidak ada patah atau tulang yang remuk. Ya jelas saja, walaupun bukan balapan resmi mereka tetap menggunakan pakaian khusus untuk melindungi organ tubuh.
“Vale jangan pergi! Jangan kemana-mana, tetap di sini.” Ethan mengigau, gelisah. Tangannya bergerak-gerak menggapai sesuatu.
“Aku di sini Ethan. Kamu tenang aja, aku gak kemana-mana.” Bisik Valerie di telinga sahabatnya, meraih satu tangan Ethan, digenggam erat.
Satu jam
Satu jam lebih
Dua jam
Ethan belum siuman, hingga Valerie ikut terlelap. Tubuhnya membungkuk, pada brankar sambil memegang tangan Ethan.
Pukul lima pagi, Ethan terbangun, kerongkongannya haus. Tercengang melihat pujaan hatinya terlelap tidur dalam posisi tidak nyaman.
“Kamu yang bawa aku ke rumah sakit? Makasih. Tapi seharusnya jangan repot.” Ethan merasa bersalah, dia tidak mau membuat gadisnya ketakutan.
Memanggil seorang perawat, pemuda ini minta tolong melepas infus. Setelah itu menggendong tubuh Valerie keluar rumah sakit, kakinya yang pincang tidak menjadi masalah.
“Kamu masih tetap sama, peduli sama siapapun. Valerie seandainya kamu tahu aku juga terpaksa begini.” Kata Ethan, suaranya melemah tak terdengar siapapun. Sesekali menyentuh hidung mancung dan pipih sahabatnya.
Ethan memang anak nakal tapi dia harus bertanggung jawab. Mengantar Valerie pulang ke rumah keluarga Bradley, sikapnya patut diacungi jempol meskipun menerima amarah dari Ayah Valerie, karena dianggap membawa anak gadis orang keluar dan pulang pagi.
Satu kata yang Ethan berikan sebelum keluar dari hunian megah itu, “Maaf.”
Menggunakan jasa ojol, pemuda rupawan menuju basecamp menemui anggotanya.
Ya mereka menyambut Ethan, benar kan apa kata David, cukup tukang pijat dan semua kembali normal. Semua mempertanyakan hubungannya dengan Valerie, mahasiswi baru. Terutama Josh, tidak terima begitu saja.
“Lo tahu engga sob, itu perempuan nangis. Pertama kali gue lihat ada bidadari ga bersayap. Iri gue sama lo. Kalau gue yang jatuh kira-kira dibantu juga gak ya?” Josh mengkhayal bisa mendapatkan cinta Valerie.
Ethan menanggapi dengan santai, tertawa diluar. Hatinya pun menghangat, bahkan kembali berdebar, ditambah pertama kali membuka mata hanya ada Valerie yang menggenggam tangannya.
“Perempuan emang kaya gitu, terlalu berlebihan. Tapi syukur deh kalau lo sehat. Engga ada luka serius kan bro?” David menepuk bahu sang ketua.
“Iyalah, kalau luka serius mana mungkin gue ada di sini. Iya kan? Oh iya gue harus bawa motor ke bengkel. Ada yang salah kayanya.” Ujar Ethan, padahal dia sempat mengganti oli dan servis rutin, tapi kenapa setelah melaju dengan kecepatan tinggi, mesin motornya overheat.
“Ada yang sabotase sob. Dia mau lo kalah dalam pertandingan ini. Gue yakin salah satu anggota One Vision yang ngerusak motor lo. Kita harus balas mereka semua, gak terima sohib gue kalah. Tapi gak ada yang menang, ketua mereka juga kecelakaan.” Tutur Josh menyerahkan hasil jepretan kameranya di lokasi kejadian.
“Tapi kita jangan gegabah. Sebelum ada bukti kuat, kalian semua harus tahan diri. Kalau tanpa bukti, One Vision pasti ngamuk, dan gue khawatir anak-anak baru di geng kita jadi sasaran.” Ethan berdiri memberi penjelasan. Sebagai ketua kewajibannya melindungi seluruh anggota.
TBC
***
Jempolnya jempolnya 😁 subscribe juga yah🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Defi
ciiee.. cemburu nih ceritanya.. kalau cuma anggap teman kenapa harus cemburu coba Vale 😜🤣
2023-05-02
1