Pemuda berparas tampan ini mematung, terkejut. Tidak bisakah Daddy-nya mengerti posisi Ethan? Ini semua terjadi juga karena kedua orangtua yang selalu sibuk, lebih mementingkan pekerjaan.
“Ethan, sayang jangan ambil hati apa yang Daddy bilang ya. Maafkan Daddy sayang.” Mama Ayu menangis, hampir setiap hari anak dan suaminya bertengkar.
“Hu’um, aku masuk kamar dulu. Mama susul Daddy, dia lebih membutuhkan Mama.” Ethan membanting pintu kamar. Meninju samsak yang tergantung di balkon kamar sampai keringat bercucuran, meluapkan emosi.
Puas melepaskan amarah, Ethan mandi mengganti baju, hari ini harus masuk kelas, karena dosen killer mengancam, tidak akan meluluskan Ethan di mata kuliah manajemen bisnis.
“Kurang ajar tuh orang, berani banget ngadu segala. Gue cuti aja lah, untuk apa sih kuliah? Jadi penerus bisnis keluarga? Engga minat gue.” Ethan mengikat tali sepatu, menggendong tas ransel yang setia menemani.
Dia melirik sekilas ke meja makan. “Sepi. Iyalah dua manusia itu lebih milih cari duit daripada anaknya sendiri.” Ethan berangkat menggunakan jasa ojol, motornya tertinggal di arena drag race.
Tiba di kampus, semua mata para gadis tidak berkedip sedikitpun, mereka rindu menikmati ketampanan idola kampus. Ketua BEM juga kalah, bagai langit dan bumi. Dulu Ethan dicalonkan mengikuti pemilihan ketua BLM tapi ditolak dengan alasan bukan sosok yang baik.
“Bro. ngampus juga lo. Gue pikir lupa sama ancaman Pak Danu. Hahaha.” David salah satu teman setianya tertawa puas, lelaki ini juga wakil ketua gangster yang dipimpin Ethan.
“Yoi. Mungkin Bapak satu itu kangen sama gue. Awas tangan lo, mau ke kantin gue, lapar.” Ethan sedikit berlari, perutnya keroncongan, kawanan rentenir di perut menagih jatahnya.
“Miss bubur ayam satu lengkap sama sate usus dua.” Teriak Ethan dari bangku kosong. Lagi-lagi kehadirannya mengundang atensi.
‘Duh suami gue’
‘Kira-kira tipe idamannya kaya gemana ya?’
“Gue colok mata lo semua, Ethan milik gue, jangan kecentilan. Tampang sama harta minus aja belagu mau jadi calon istri, ngaca dong!” sergah Rebecca, salah satu gadis cantik. Menurut kabar burung yang beredar, dia akan terpilih sebagai ratu kampus.
Rebecca menyambar bubur ayam dari tangan penjual, dia membawanya ke meja. “Hi sayang, aku boleh ikut gabung kan? Ini bubur ayam pesanan kamu.” Rebecca mengedip sebelah mata, apapun dia lakukan demi meraih simpati Ethan.
“Thank’s. Oh iya mending lo pergi deh, ganggu selera makan gue!” nada peda sekaligus dingin seorang Ethan yang alergi terhdap perempuan. Serius alergi, semenjak kepergian Valerie ke luar negeri, Ethan tidak pernah dekat dengan kaum hawa manapun.
“Haha. Calon ratu diusir sama raja. Parah emang temen gue. Nah kalau gue pasti boleh duduk di sini, iya kan sob?” Josh mendaratkan bokong di kursi, menyantap sandwich dalam kotak bekalnya, tidak peduli tatapan benci Rebecca yang berjalan menjauh. “Sob, motor lo aman di rumah gue, nanti balik bareng aja.”
Riuh para lelaki terdengar membuyarkan fokus. Bahkan banyak dari mereka sengaja mengakhiri kegiatannya di kantin demi melihat gadis cantik. Perempuan itu baru saja turun dari supercar berwarna orange.
“Wah, datang juga. Ethan, ga penasaran lo sama junior baru kita? ya beda fakultas sih. Tapi cantik banget serius, Rebecca aja kalah.” Provokasi Josh yang merupakan salah satu playboy kampus.
“Ga penting. Lo kejar aja dia, siapa tahu bisa diajak tidur.” Jawab Ethan enteng, untuk apa ambil pusing? Mau itu mahasiswi baru masih muda atau tua, sama sekali tidak menarik.
“Haha, jangan nyesel ya sob. Wah dia ke kantin tuh. Cantik banget. Titip sandwich, jangan ada lalat masuk, nanti gue bisa sakit perut.” Kelakar Josh mendekati sosok cantik yang berdiri memesan minum.
Ethan sedikit penasaran, menoleh ke arah kerumunan laki-laki, dia tertawa bahkan mencemooh mereka semua. Tiba-tiba kedua mata Ethan melotot.
“Valerie? Dia?” terkejut luar biasa. Pasalnya gadis itu kuliah di Inggris, kenapa sekarang ada di kampusnya. Tidak masuk akal.
Gegas Ethan menghampiri Valerie yang kebingungan sekaligus risih menjadi pusat pehatian.
“MInggir semua, gue mau lewat!” kilat amarah di mata Ethan sungguh mengerikan.
GREP
“Kamu ngapain di sini? Pulang sekarang juga!” Ethan menarik tangan Valerie sangat kasar membuat gadis itu limbung dan kehilangan keseimbangan.
BRUK
Menyadari Valerie jatuh, sigap Ethan menangkap tubub gadis pujaan hatinya. Kedua mata mereka saling bertatap dalam.
“Aku kuliah di sini Ethan. Kamu kenapa sih galak banget? Ini kenapa peluk-peluk? Lepas!” Valerie mendorong dada temannya cukup keras, hingga Ethan terpelanting ke lantai.
Valerie pergi meninggalkan Ethan, dia jengah selalu menerima sikap kasar dan jahil temannya itu. Dari kecil selalu menjadi sasaran tingkah abnormal sahabatnya.
“Dia kuliah di sini? Terus LDR sama pacarnya? Atau putus?” gumam Ethan, berasumsi seorang diri.
Ethan melihat Josh dan David mengekor Valerie, seketika dia ingat mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya kepada Josh. “Argh, mulut gue. Awas aja kalau Josh nekat, gue bikin babak belur hidupnya.” Kata Ethan sangat menyesal.
Bagian belakang badannya sakit, bisa saja memar. Valerie memandang keterlaluan dan menyebalkan.
“Cantik banget, sumpah gue gak rela Rebecca jadi Ratu Kampus, calon istri gue yang lebih cocok.” Gumam Josh sambil melangkah mengikuti Valerie.
“Calon istri? Ngaca lo! Dia itu perempuan baik-baik. Mana mungkin mau sama sampah kampus modelan lo. Minggir! Ratu kampus, cocoknya sama Pak Ketum. Hahaha.” Sudut bibir David bekedut, di naik pesona wajah tersimpan rahasia yang dalam.
“Buset, gue dikata sampah kampus. Lo lupa Universitas ini punya keluarga gue, bro.” Josh terbakar amarah, dia bukan sampah melainkan idola jutaan gadis.
Mendengar suara dua lelaki membahana di belakangnya, seketika Valerie berhenti melangkah. Membalik badan. “Kalian ada perlu apa? Fakultas Ilmu Sosial juga?” merdunya suara putri Dariel Bradley ini menghipnotis siapa saja.
“Duh, lembut banget. Duhai calon istri, aku rela melakukan apapun demi kamu.” Josh menelan air liur, jiwa casanova-nya meronta-ronta, sangat ingin memiliki Valerie.
Ketiganya tidak tahu kalau seorang lelaki sedang terbakar api cemburu mendekati mereka, tangannya terkepal. Seandainya Josh dan David bukan temannya, pasti Ethan remukkan tulangnya sekarang juga.
“Valerie? Ikut aku sekarang juga! Atau suka cara kekerasan?” suara Ethan menggema di tengah ruang terbuka hijau mahasiswa.
“Sepuluh ...”
“Engga ya. Aku mau masuk kelas. Kamu pergi sana!” kasarnya Valerie mengusir Ethan tepat di hadapan dua temannya.
Harga diri sebagai ketua gangster dipertaruhkan, selama ini Ethan selalu menolak isi hati gadis manapun. Tapi lihatlah sekarang? Dia ditolak seorang mahasiswi baru di kampus ini.
“Delapan …”
“Lima ...”
“Ethan, kamu …” geram Valerie, seandainya tidak menggunakan rok pasti kakinya sudah mendarat di perut teman kecilnya itu.
“Satu. Ok, jangan salahkan aku, Vale.” Kata Ethan, dua kakinya menghapus jarak yang ada, memanggul gadisnya bagai karung, menjauhi para lelaki penggoda. Sekalipun marah, mana bisa membiarkan Valerie digoda atau dilecehkan.
Well, Ethan tahu kalau perempuan ini bisa menumbangkan petinju profesional. Tapi lubuk hatinya ingin melindungi Valerie.
TBC
**
mohon tandai ya kalau ada typo, ngeditnya merem melek 😅
Valerie datang ke kampus
Penampilan Ethan
ditunggu jempolnya kak
subscribe juga ya 🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
lina
valerie nya cantik pisan
2023-05-15
1
lina
nyesel juga kan tuh ethan
2023-05-15
1
lina
nih cewe gampangn y tor? 😅😅
2023-05-15
1