Rumah Bulan

Rumah Bulan

Bulan menggeser pagar rumahnya agar motor Bintang bisa masuk.

"Ayo masuk!" ujar bulan.

"Iya bentar, gw standarin motor dulu!" sewot Bintang karna sedari tadi Bulan terus saja mendesaknya.

"Lama Lo!"

Bintang segera menyusul Bulan memasuki rumah. Dela dan gevan belum datang. Tadi mereka bilang akan menyusul setelah ganti baju terlebih dahulu. Dan bulan hanya mengiyakan saja.

"Assalamualaikum, Bulan pulang" ujar bulan sedikit nyaring.

"Suara Lo pelanin dikit bisa gak sih!" ketus bintang.

"Masalah buat Lo! rumah-rumah gw! gak usah sewot Lo!" sentak bulan.

"Waalaikumsalam, anak bunda udah pulang" ujar seorang wanita paru baya yang masih memakai celemek di badannya.

"Udah bunda, baru aja" balas bulan mengalami tangan bundanya.

"Salim Lo!" pinta bulan.

Bintang langsung menyalami tangan bunda bulan.

"Ini siapa? pacar kamu?" tanya bunda pada bulan.

"Ih amit-amit Bun" balas bulan cepat.

"Segitunya" ujar bintang manyun.

"Gak papa sekarang amit-amit, ntar amin-amin! ya kan!" ledek bunda.

"Bunda kok gitu!" rengek bulan.

"Gitu gimana? bunda seneng loh kalau punya mantu ganteng gini" puji bunda.

"Tuh dengerin bunda Lo! bunda Lo aja suka gw jadi mantunya" balas bintang merasa menang.

"Bunda lagi masak ya?" tanya bulan mengalihkan pembicaraan.

"Iya nih, bunda lagi bikin cake"

"Mau coba dong Tante cakenya" ujar bintang.

"Boleh, kamu tunggu di sana dulu ya! Tante siapin" ujar bunda.

"Siap Tante, Tante the best deh" ujar bintang mengacungkan dua jempol nya.

"Bulan, kamu ganti baju sana!" pinta bunda.

"Iya Bun"

"Oh iya Tante lupa nanya, nama kamu siapa?" tanya bunda.

"Bintang Tan"

"Oh ya, bintang tunggu bentar ya!"

"No problem Tan"

.

.

.

Bunda bulan datang membawakan sebuah cake ke ruang tamu. Di mana bintang tengah menunggu.

"Wihhh keliatannya enak nih Tan" ujar bintang.

"Cobain dulu!"

Bersamaan dengan itu, bulan keluar dari kamarnya dengan pakaian santai rumahnya.

"Bun, bulan juga mau" ujar bulan.

"Iya nih, buat kamu juga!"

Bulan dan bintang menyicipi cake bikinan bunda. Mata Bintang terbelalak kaget saat merasakan cake nya. Rasanya sangat enak. Tidak heran jika nasi goreng buatan bulan juga selezat itu. Ternyata itu turunan dari bundanya sendiri.

"Assalamualaikum ayah pulang" ujar seorang pria paru baya yang memasuki rumah.

"Ayah, tumben pulang cepat" ujar bulan langsung menyalami ayahnya.

"Iya tadi kerjaan ayah dikit. Jadi bisa pulang cepat" balasnya.

"Ayah mau makan apa? biar bunda siapin" ujar bunda berdiri dan langsung mengambil tas ayah untuk di bawa ke kamar.

"Nanti aja Bun, belum laper ayah"

"Halo om, aku bintang temannya bulan" ujar bintang menyalami tangan ayah.

"Ohh ya-ya, saya ayahnya bulan sekaligus cinta pertamanya!" tekan ayah pada kata "cinta pertamanya" terlihat seperti ayah yang cemburu takut jika kasih sayang anaknya akan terbagi.

"Om lucu deh"

"Kamu ngatain saya lucu? atas dasar apa?"

"E_eh gak kok om, saya bercanda doang"

"HAHAHA tenang aja! saya juga cuma bercanda kok! gak usah tegang" kekeh ayah.

"Yasudah ayah mau mandi dulu! kalian lanjut aja makan cakenya"

"Iya yah"

Sekarang hanya tersisa bulan dan bintang di ruang tamu. Sembari memakan cake buatan bunda.

"Dela sama gevan kemana sih? Lamat banget!" rutuk Bulan.

"Tenang aja, bentar lagi juga nyampe!"

"Udah jam berapa nih!"

"Sabar bisa gak sih!" ketus bintang.

Di tengah perdebatan mereka, suara deruh motor terdengar di depan rumah.

"Nah, tuh kayaknya mereka" ujar bintang. Mendengar itu bulan segera bangkit dan melihat ke depan. Dan benar saja ternyata Dela dan gevan datang bersama.

"Dari mana aja kalian?" tanya bulan.

"Ganti baju" balas Dela dengan entengnya.

"Gak percaya gw sama Lo!"

"Yaudah kalau gak percaya"

"Temen Lo tuh, nungguin Lo dari tadi gak nyampe-nyampe! gw yang jadi sasarannya gara-gara Lo!" celetuk bintang.

"Emang gw peduli" cibir Dela.

"Ayo masuk! kita belajar sekarang!" ajak bulan. Jika mereka terus meribut sesuatu yang tidak penting. Maka tidak akan ada habisnya. Alhasil rencana belajar mereka bisa terbengkalai hanya karna hal sepele.

***

Keesokkan harinya

Kelas

Pelajaran matematika sepertinya memang tidak di sukai oleh para murid. Buktinya saat ini suasana kelas menjadi berubah drastis. Dari sebelumnya yang sibuk dengan urusan masing-masing. Mendadak berubah menjadi bayi yang ngantukan saat guru menjelaskan materi matematika.

"Astaga bin, kapan sih bapak ini selesai?" tanya gevan.

"Gak tau gw, mana ngantuk banget lagi" keluh bintang.

"Gilang, Lo gak ngantuk apa?" tanya gevan.

"Gak"

"Gilang beda sama Lo! dia mah pinter Lo oon" ledek bintang.

"Kayak Lo pinter aja, goblok juga kan?"

"Gak lah, gw gak goblok! gw pinter kok cuman lagi males pinter aja" alibi bintang.

"Gak jelas Lo!"

***

Kantin

Setelah pelajaran matematika selesai. Semua murid langsung keluar dari kelas dan menuju kantin. Pelajaran matematika memang sangat menguras energi. Walaupun tidak mengerti tetap saja kepala terasa pusing saat pelajaran itu datang.

"Lang, Lo mau pesen apa? biar gw pesenin" ujar gevan.

"Tumben amat"

"Gw kan emang baik" balas Gevan.

"Mau apaan Lo?" tanya Gilang.

"Minta contekan tugas tadi ya" ujar gevan cengengesan. Sebelum pelajaran berakhir Guru memberikan tugas kepada para murid.

"Enak aja mulut Lo ngomong"

"Gw traktir deh"

"Deal" balas Gilang.

Dengan langkah kaki seribu gevan langsung menuju ibu kantin dan memesan makanan.

.

.

.

Disisi lain, bulan dkk juga memasuki kantin. Mereka duduk di tempat biasa mereka. Dan yang bertugas memesan kali ini adalah dela.

Dela bangkit dan memesan makanan yang biasa mereka pesan pada ibu kantin.

"Bu baksonya tiga, es tehnya tiga!"

"Bentar ya neng"

Bintang yang tak sengaja melihat Nara dan bulan yang tengah berbicara. Matanya terus saja menatap bulan tanpa berkedip sedikit pun. Ia tak tau mengapa bulan begitu menarik di antara banyaknya orang yang ada di kampus.

"Segitunya sampai gak kedip" ledek Gilang.

"E_enggak"

"Enggak apaan? enggak bohong kalau Lo lagi liatin bulan!"

"Siapa yang liatin bulan! ngaco Lo!"

"Hati-hati, awalnya cuma taruhan bisa-bisa jadi beneran loh" kekeh Gilang.

Gevan datang dengan membawakan makanan yang di pesan teman-temannya.

"Ini buat Gilang" ujar gevan.

"Ini buat Lo!" ujar gevan memberikan semangkok bakso.

Byiiiiuuuur

"Gevan!!"

Kuah baksonya tumpah dan mengenai baju bintang.

"Sorry Bin, gw gak sengaja"

"GEVAN!!! LO YAA!!"

"Ampun bin" ujar gevan berlindung di belakang Gilang.

"Yaudah lah Bin, mau Lo gebukin nih anak baju Lo gak bakalan bersih lagi!" sentak Gilang.

Bintang menatap tajam pada gevan. Kemudian ia membersihkan sisa tumpahan kuah bakso di bajunya dengan tisue.

Jangan lupa like dan comen...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!