Tatapan mata bulan yang penuh dengan ketakutan. Entah kenapa membuat amarah bintang malah jadi memuncak.
"Lo diam di sini!" pinta bintang. Bulan langsung mengangguk mengiyakan ucapan bintang.
Bintang langsung mengayunkan kepalan tangannya pada pria yang terus mengejar bulan. Beberapa pukulan bintang layangkan pada pria itu. Hingga ia terkapar tanpa dapat menyentuh bintang sedikit pun.
"MATI AJA LO!!!" Bintang terus memukuli pria itu hingga ia tak sadarkan diri.
"Bintang udah!" ujar bulan menarik tangan bintang agar ia berhenti. Namun, bintang sudah di penuhi oleh amarah. Ia terus memukul pria itu hingga babak belur.
"BINTANG STOP!!" pekik bulan memeluk bintang dari belakang. Ia sudah ketakutan karna pria itu hampir saja melecehkannya. Jika bintang sampai menghabisinya bulan tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri. Ia akan merasa sangat bersalah karna dirinya bintang akan terjebak ke dalam masalah yang besar.
Mendengar suara bulan yang terdengar ketakutan. Ditambah bulan yang memeluknya dari belakang agar ia berhenti. Bintang akhirnya diam dan tak memukuli pria itu lagi.
"Apa gw bikin bulan ketakutan? bodoh banget sih" batin bintang.
Bintang berbalik melirik bulan yang sudah sesenggukan karna menangis.
"Sorry, gw bikin Lo takut ya?" tanya bintang lembut. Ia memegang kedua bahu bulan agar bulan merasa lebih tenang.
"Gw takut Lo punya masalah gara-gara gw" lirihnya kembali sesenggukan.
Deg.
Bintang merasa jantungnya seperti berhenti berdetak dengan perkataan bulan.
"Jadi bulan khawatir sama gw?" batin bintang berteriak senang.
"Udah jangan nangis lagi, ayo gw anter pulang!" ujar bintang menarik tangan bulan menuju motornya.
"Ishhhh" ringis bulan.
"Kenapa?"
"Kaki gw sakit" balas bulan.
"Yang mana?"
"Yang kanan, tadi gak sengaja kesandung"
"Yaudah sini gw gendong ke motor! abis itu kita periksa kaki Lo ke rumah sakit!"
Bintang langsung mengendong bulan menuju motornya. Ia bahkan tak menunggu jawaban dari mulut bulan terlebih dahulu. Tapi bulan juga diam saja saat bintang menggendongnya. Ia tidak berontak atau pun memakinya seperti biasa.
***
Rumah sakit
"Gimana kakinya dok?" tanya bintang.
"Kakinya terkilir, tapi beberapa hari lagi pasti sembuh"
"Berapa lama dok?" tanya bulan.
"3 hari atau bisa lebih" prediksi dokter.
"Yasudah dok Terimah kasih"
"Mari saya tinggal dulu"
Bintang menatap bulan tanpa berekspresi apa pun.
"Ngapain Lo ngeliatin gw gitu?" tanya bulan ketus.
"Yaelah baru juga semenit, udah balik lagi sifat aslinya" balas bintang.
"Maksud Lo apa?"
"Gak papa"
***
Rumah bulan
Bintang berhenti tepat di sebuah rumah sederhana. Rumah itu tidak besar tapi suasananya terlihat hidup. Rumah yang terlihat sangat asri karna tumbuhan di perkarangannya.
"Ini rumah Lo?" tanya bintang.
"Gak rumah tetangga gw" ketus bulan.
"Rumah Lo yang mana?" tanya bintang dengan polosnya.
"Ini rumah gw, yakali gw minta berhenti di rumah tetangga gw! Lo yang bener aja deh bin!" celoteh bulan.
"Oh ini rumah lo" balas bintang mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Yaudah gw masuk dulu, Lo pulang sana!"
"Gw gak di tawarin masuk?"
"Ngak, sana pulang! gw gak terima tamu! terutama Lo!"
"Yakin Lo! siapa tau gw tamu di hati Lo ntar!"
"Duhhhh amit-amit deh"
"Yaudah gw pamit" balas bintang. Sebenarnya ia suka saat bulan mengoceh padanya. Ia terlihat sangat lucu bagi bintang.
***
Keesokkan harinya
SMA DHARMAWANGSA
Bulan sedikit ragu untuk memasuki kelas. Ia bingung apa ia harus memberikannya atau tidak pada bintang. Tadi pagi-pagi sekali bulan rela bangun pagi dengan kaki yang masih pincang untuk membuatkan bekal. Ia ingin memberikan bekal itu sebagai tanda Terimah kasihnya pada bintang karna telah membantunya kemarin.
"Gw kasih gak ya?" pikir bulan.
"WOII ngapain Lo berdiri depan kelas! bukannya masuk!" sentak Dela yang baru saja sampai.
"Ngagetin aja Lo!" ketus bulan.
"Ya maaf"
"Lo bawa bekal lan?" tanya Nara.
"Hmmm iya"
"Tumben amat Lo bawa bekal?" ledek Dela.
"Hehe iya" balas Bulan sedikit canggung sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
"Buat siapa Lo bawa bekal?" tanya Dela. Ia sangat yakin kalau bekal itu bukan untuk bulan sendiri.
"Kepo Lo!" balas bulan berlalu pergi.
"Aneh tuh anak!" ujar Dela. Namun Nara malah menggedikkan bahunya acuh. Seolah tak perduli.
Di dalam kelas ternyata Bintang belum sampai. Bulan duduk di bangkunya dengan malas. Sepertinya ia harus menunggu terlebih dahulu untuk memberikan bekal yang di buatnya sebagai tanda Terimah kasih untuk bintang.
30 menit kemudian...
Pelajaran telah di mulai 20 menit yang lalu. Tapi bintang belum juga terlihat batang hidungnya.
"Apa dia gak masuk ya?" batin bulan.
Tak ingin pusing memikirkan bintang. Bulan kembali fokus pada pelajaran.
Tok Tok Tok
"Permisi Bu"
Sontak bulan langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Ternyata Itu adalah bintang. Ia datang terlambat hari ini dengan temannya yang bernama gevan. Sementara Gilang ia sudah datang sedari tadi. Gilang memiliki sifat yang bertolak belakang dengan dua temannya itu.
"Akhirnya dia datang" batin Bulan. Entah kenapa ia sangat senang melihat bintang. Tanpa sadar ia tersenyum singkat walaupun tidak terlihat jelas.
"Masuk!" pinta Bu guru. Untungnya bintang tidak datang terlambat pada jam pelajaran guru yang killernya minta ampun. Sehingga hari ini ia bebas dari hukuman.
"Tanya sama teman kamu materi yang baru saja ibu jelaskan. Dan kerjain tugasnya!" pinta Bu guru.
"Baik Bu" balas bintang dan gevan. Keduanya duduk di bangkunya masing-masing.
Bintang yang tak mengerti dengan materinya. Ia langsung menepuk bahu Gilang yang tengah diam dan serius dalam mengerjakan tugas.
"Oi Lang, liat punya Lo dong!" ujar bintang tanpa dosa sama sekali.
"Kerjain sendiri! enak aja Lo cuman nyalin doang!" bantah Gilang.
"Elaah Lo kan pinter lang, soal beginian mah gampang buat Lo! kasihani lah kami yang pas pembagian otak gak hadir" ujar Gevan dengan nada yang di buat-buat.
"Iya benar Lang" tambah bintang.
"Makanya belajar!" ujar Gilang sarkas tapi ia tetap memberikan bukunya pada kedua temannya itu. Entah kenapa Gilang tak pernah bisa menolak jika yang meminta contekan adalah bintang dan gevan.
"Gilang emang the best" ujar gevan mengacungkan kedua jempolnya pada Gilang.
Bintang dan gevan segera menyalin tugas Gilang. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menyalin tugas tersebut. Karna seperti yang kalian tau cuman "menyalin". Mereka tak perlu berfikir keras seperti teman-temannya yang lain. Karena ada Gilang si jenius yang selalu memberikan contekan pada mereka. Ya walaupun harus di rayu terlebih dahulu. Tapi yang penting mereka dapat contekan. Hanya itu yang penting bagi mereka.
Jangan lupa like dan comen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments