Bab 4

Sebastian yang melihat Papa dan Mama angkat nya saling melotot satu sama lainnya dengan cepat melompat dari tempat tidur kepada Papa nya yang otomatis menangkapnya sebelum anak itu jatuh ke lantai.

"Tian."

"Mama Cindy, Aku mau sekolah di SD Wijaya." kata Sebastian dengan raut wajahnya yang luar biasa mengemaskan namun tegas kepada Cindy Watson yang terdiam.

"Sayang,Papa akan selalu mendukungmu dalam apapun pilihan yang kamu inginkan." kata Edison yang mencium pipi anak adopsi nya.

Lalu Edison membawa Sebastian ke sekolah di SD Wijaya yang juga merupakan sekolah milik Mamanya dan mendiang Papanya lalu pria muda ini mendaftarkan anak itu secara langsung di kantor administrasi sekolah tersebut.

"Surat keterangan pindah dari sekolah SD nya dahulu ke SD Wijaya juga akte kelahirannya dan dokumen lainnya miliknya."kata Edison kepada salah seorang staff kantor administrasi sekolah dengan menyerahkan formulir pendaftaran SD Wijaya.

" Baik,Pak Edison Putra Wijaya, anak Anda sudah bisa mulai bersekolah di SD Wijaya pada hari ini juga, dan silakan kami akan mengantarkan anak Anda ke kelasnya."kata staff tersebut dengan senyuman ramah kepada Sebastian Watson.

Sebastian mengikuti staff tersebut ke kelasnya di lantai atas gedung SD Wijaya.Disana, Ia di minta untuk memperkenalkan dirinya di depan semua teman-teman barunya termasuk Marsha Fernanda Armando.

"Ayo perkenalkan namamu siapa dan darimana asal sekolahmu dahulu kepada teman-teman barumu." kata guru yang mengajar di kelas lima di SD Wijaya.

"Ya, namaku Sebastian Watson dan Aku adalah anak pindahan dari sekolah di SD kota San Francisco's."kata Sebastian dengan senyuman cerianya.

" Wah tampan sekali anak baru."bisik seorang teman perempuan yang duduk di bangku dekat jendela.

"Ya, dia juga berasal dari luar negeri. " bisik anak lainnya.

"Aku tak peduli dia darimana, karena bagiku dia cuma seorang anak dungu dilihat dari wajahnya itu lho. " bisik anak laki-laki yang terlihat sinis.

Guru mereka menyuruh Sebastian untuk duduk di bangku belakang bangku Marsha Fernanda Armando yang masih kosong.Sebastian pun luar biasa senang sekali dapat menempati tempat duduk di dekat Marsha sepupu angkatnya.

"Hai,kenalkan Aku Robby teman sebangkumu." kata seorang anak laki-laki yang ramah sekali kepada Sebastian.

"Aku Yosep. " kata anak laki-laki di bangku lain.

"Kalau Aku Gusur atau Gunawan." kata anak laki-laki yang tubuhnya gemoy kepada Sebastian dengan senyuman lebar.

Semua anak menyambut baik Sebastian di hari pertama anak itu bersekolah kecuali seorang anak laki-laki yang terlihat sombong dan kaya raya yang bernama Devan Samudera.

"Wah, terimakasih atas penyambutan hangatnya untukku dari kalian semua." kata Sebastian nada riang.

Dan,pada jam istirahat Sebastian pun bermain bersama teman-teman barunya dengan riang gembira bahkan ia mengajak Marsha sepupunya yang pendiam.

"Sha.Ayolah kamu bermain bersama kami." ajak Sebastian menarik lengan Marsha yang tadinya hanya duduk di bangku taman sambil makan bekal.

"Aku tak bisa, Tian." kata Marsha ketakutan.

"Bisa.Ayo cobalah untuk bermain lompat tali di lapangan bersama kami." kata Sebastian yang memberikan dukungan untuk Marsha.

Marsha pun tertular keriangan Sebastian dan teman-teman sekelasnya dengan ikut bermain di lapangan bersama-sama sampai jam istirahat berakhir untuk mereka masuk kembali ke kelas.

Di sisi lain lantai atas seorang pria berjanggut tebal memandangi anak- anak dengan tatapan mata mencorong seakan-akan pria itu tidak suka dengan anak-anak yang bergerombol bersama di lapangan.

"Supri, kemarilah." panggil Baskoro Armando di pintu kantornya kepada pria itu.

"Ya, Pak Konselor Armando saya segera datang ke ruang Anda." jawab Supri nama pria yang menjabat sebagai Kepala security atau satpam sekolah segera berjalan ke kantor Baskoro.

*****

Rumah Sakit.

Edison menunggu di ruang tunggu untuk dokter yang menangani Mamanya datang untuk berikan laporan kesehatan Mamanya kepadanya, dan ia tak pernah menyangka akan berjumpa dengan gadis belia cantik yang angkuhnya luar biasa di ruang tunggu.

"Maaf, Anda siapakah dan ada urusan apakah Anda ingin mengetahui laporan kesehatan dari Nyonya Miyochan Wijaya?" tanya Rissa Yolanda nama gadis cantik itu kepada Edison.

"Aku Edison Putra Wijaya dan Aku berhak untuk mengetahui laporan kesehatan Mamaku sendiri." jawab Edison Putra Wijaya nada angkuh juga.

"Oh, kalau begitu Anda harus menunggu dengan sabar sampai Dokter Elisa datang memberikan laporan kesehatan Mama Anda kepada Anda." kata Rissa Yolanda yang berdiri di dekat kantor administrasi rumah sakit memandang tajam ke arah Edison Putra Wijaya.

"Ya,tentu saja.Kamu siapa sih, Nona?Kenapa kau memandangi Aku seakan-akan Aku ini orang jahat deh? " tanya Edison jengkel.

"Aku Rissa Yolanda sekretaris pribadi Nyonya Miyochan Wijaya di sekolah Wijaya yang telah mendapatkan perintah untuk melarang siapapun termasuk Anda untuk menanyakan soal Nyonya Miyochan Wijaya." jawab Rissa Yolanda dengan nada judes kepada Edison Putra Wijaya.

"Oh,kamu yang waktu itu menghubungiku untuk memberitahukan tentang Mamaku kepadaku." kata Edison tetap bersikap ramah mesikpun ia terheran-heran dengan sikap dingin dari gadis di depannya itu.

Lalu Dokter Elisa mendatangi mereka berdua di ruang tunggu dan Rissa Yolanda terheran-heran karena Dokter Elisa tersenyum ramah kepada Edison yang juga memberikan salam hangatnya kepada Dokter Elisa.

"Elisa.. "

"Edison Putra Wijaya.. Wah akhirnya kamu mau pulang juga ke Jakarta setelah sekian lama kau menetap di luar negeri."

"Ya,karena Aku rindu Mamaku dan keponakanku Marsha Fernanda Armando." kata Edison Putra Wijaya yang riang gembira berjumpa dengan teman masa sekolahnya dulu.

"Baguslah,Kau pasti akan memberikan dorongan semangat untuk Mamamu yang tentunya sudah sangat merindukanmu semenjak kamu dengan keras kepala memutuskan untuk pergi ke luar negeri." kata Dokter Elisa tersenyum ramah.

"Ya, karena Aku sudah muak dengan peraturan kuno di rumah orangtua ku semenjak Zanilia Kakakku meninggal dunia." kata Edison muram.

"Ed, gimana kalau kita lanjutkan bicara tentang masa lalu dan Mamamu di kafetaria saja? " usul Dokter Elisa tersenyum ramah kepada Edison di depannya sambil menoleh kepada Rissa.

"Aku dan Kakaknya adalah teman baik, Rissa." kata Dokter Elisa memberikan penjelasan untuk pertanyaan di wajah heran Rissa Yolanda.

"Oh."gumam Rissa Yolanda.

" Ed, dia itu Rissa Yolanda kekasih dari Baskoro Armando kakak iparmu."kata Dokter Elisa yang memperkenalkan Rissa Yolanda kepada Edison Putra Wijaya.

"Ouh, oke.Yuk kita pergi ke kafetaria saja." kata Edison Putra Wijaya tersenyum ramah kepada Dokter Elisa namun mengacuhkan Rissa Yolanda yang mengangkat alisnya karena gadis cantik ini terkejut dengan sikap dingin putra dari Nyonya Miyochan Wijaya itu.

Elisa tersenyum lalu mengikuti Edison pergi ke kafetaria rumah sakit yang berada di lantai satu gedung rumah sakit tersebut. Sedangkan Rissa Yolanda duduk seorang diri di sofa ruang tunggu untuk menemani Nyonya Miyochan Wijaya yang berada di dalam ruang pasien intensif.

Bersambung!

Terpopuler

Comments

🥑⃟Serina

🥑⃟Serina

auto jadi seleb 😂

2023-08-14

1

Imamah Nur

Imamah Nur

Kenapa takut?

2023-08-08

0

Imamah Nur

Imamah Nur

Iri, bilang Bos🤣

2023-08-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!