Apartemen Damian di Burj Khalifa
Pagi-pagi Damian sudah bangun dan memulai rutinitas seperti biasanya. Berbeda dengan Radhi kalau di rumah mandi agak siang kecuali jaman sekolah, Damian termasuk tertib. Pria itu selalu bangun pukul setengah lima pagi, memulai ibadah pagi dan pukul lima pasti sudah mandi. Jadi dia sudah segar pagi hari dan itu sudah terbentuk sejak dia usia delapan tahun.
Damian keluar dari kamar tepat pukul setengah enam pagi dan rutinitas ini sempat berantakan saat dirinya ditahan di Hongkong. Sampai - sampai pulang dari Hongkong, Damian harus mensetting ulang jam tubuhnya.
Pria itu melihat Reema sudah menyiapkan kopi dan toasted bread untuk sarapan. Damian hanya melengos dan menuju meja kerjanya untuk menyalakan iMac nya. Pria itu pun mulai bekerja termasuk mencarikan unta-unta nya yang jinak sebagai properti pemotretan Morr.
Pria itu pun memeriksa pergerakan saham AJ Corp apalagi perusahaan milik opa buyutnya Al Azzam Ltd sudah lama merger dengan perusahaan milik keluarga Al Jordan.
"Damian..."
"Hhmmm."
"Kopinya aku bawa kesana atau..."
"Taruh saja di meja makan" potong Damian cepat tanpa menoleh ke arah Reema.
"Baiklah. Sarapan sudah siap" ucap Reema.
"Ya."
Reema duduk di kursi makan sambil menunggu Damian pindah ke tempat sarapan sudah tersedia. Hampir setengah jam Reema menunggu tapi Damian masih sibuk bekerja.
"Dam... sarapan dulu. Kopinya di..."
"Iya Reema. Nggak usah ribut!" potong Damian yang melirik jam di iMac nya yang sudah menjelang jam tujuh pagi. Pria itu mematikan iMac nya yang ber password lalu menghampiri meja makan.
Damian menyesap kopinya dan terbatuk-batuk. "Astaghfirullah! Kamu kasih berapa gula ini Reema?"
"Hah? Kemanisan kah Dam?" Reema terkejut mendengar bentakan Damian.
"Coba saja sendiri!" Damian memberikan cangkir kopinya dan Reema menyesapnya. Duh kemanisan!
"Maaf Dam..."
"Kamu ingin aku kena diabetes?!"
"Padahal gulanya hanya dua blok..."
"Satu saja sudah cukup Reema! Jeez!" Damian sudah tidak berminat untuk sarapan karena merasa dongkol lalu berdiri dan mengambil sebotol air mineral yang tersedia di sana dan menenggaknya hingga habis. Damian adalah orang yang paling suka kopi pahit dan sangat menjaga tubuhnya karena dirinya ada keturunan diabetes jadi sejak dini dia menjaga pola makannya.
Reema menatap Damian dengan perasaan bersalah. Kebiasaan aku memberikan dua blok kopi ke kopi aku dan lupa kalau Damian tidak seperti aku.
"Aku sudah tidak mood sarapan! Mending aku berangkat kerja saja!" Damian masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian meninggalkan Reema yang terpaku di meja makan.
"Dam!" panggil Reema tapi pria itu mengacuhkan dirinya.
Tak lama Damian sudah keluar dengan suit lengkap dan tas kerjanya. "Aku kerja dulu... Kamu... terserah mau ngapain!" Pria itu pun keluar dari apartemennya dan menutup pintu dengan sedikit keras.
Astaghfirullah Damian...
***
Peternakan Unta Milik Al Azzam
Satu-satunya perusahaan yang tidak dimerger kan ke AJ Corp adalah peternakan Unta milik Damian pribadi yang memakai nama Al Azzam. Pria itu mendatangi peternakan Unta nya pagi hari dan menemui Ahmed, kepala pemeliharaan semua unta disana.
Dilihatnya pria paruh baya itu sedang sarapan dengan nasi kebuli dan kambing panggang. Ahmed tersenyum saat melihat Damian datang dengan pakaian rapi dan menawarkan sarapan paginya yang dibuatkan oleh istrinya.
"Mr Blair. Sarapan?"
"Boleh Ahmed. Tampak nya lezat." Damian melihat Ahmed mengambil sebuah rantang yang sudah disiapkan.
"Saya tahu anda belum sarapan Mr Blair apalagi pagi-pagi tadi anda sudah mengirimkan pesan soal unta-unta untuk pemotretan tuan Radhi dan nona Raine. Pasti anda pagi-pagi kemari" senyum Ahmed. "Jadi saya meminta istri saya untuk membawakan rantang tambahan khusus buat anda."
Damian tersenyum. "Terimakasih Ahmed."
"Oh ini teh safron anda." Ahmed memberikan segelas teh safron hangat.
Damian pun memakan nasi kebuli buatan istri Ahmed tanpa memperdulikan jas mahalnya, duduk di rumah yang dibangun untuk mengawasi peternakan nya.
"Mr Blair... Anda tampak sedih."
"Kamu tahu kan kenapa."
"Mr Blair, saya tahu tapi saya mendukung anda mencari kebahagiaan anda sendiri. Anda tampak sedih dan lelah. Tidak seperti yang saya kenal selama ini..." Ahmed memang mantan kepala kemanan Al Azzam jadi sangat mengenal Damian dari kecil. Damian mengangkat pria itu di peternakan untanya karena dia sangat paham tentang breeding unta yang berkualitas untuk ekspor dan kebutuhan dagingnya.
"Aku tahu Ahmed. Aku ingin bahagia juga macam mas Bayu, Nadya dan bahkan duo R... Tapi nasibku berkata lain..." ucap Damian sendu.
"Mr Blair... Bersabarlah. Jalan anda sudah digariskan seperti ini dan insyaallah anda segera akan mendapatkan apa yang anda idamkan."
Damian tersenyum tipis. "Aamiin Ahmed. Kamu membuat pagiku menjadi baik apalagi nasi kebuli buatan istrimu enak sekali."
"Jadi berapa unta yang nantinya dibutuhkan untuk pemotretan?" tanya Ahmed kembali ke bisnis agar Damian semangat lagi.
"Sekitar empat..."
Keduanya pun mulai berdiskusi dari sepuluh unta terlatih, mana yang cocok nantinya sebagai properti pemotretan.
***
Apartemen Damian
Reema mengabiskan sarapannya dan mencuci semua peralatan makannya lalu tampak bingung hendak berbuat apa. Terbiasa bekerja dan sekarang sendirian di apartemen tanpa ada kegiatan, membuatnya bingung.
Gadis itu lalu menuju iMac yang terdapat di meja kerja Damian dekat ruang tengah. Di meja itu ada beberapa foto disana. Foto-foto Damian bersama kedua orangtuanya, bersama Radhi dan Raine dan bersama Bayu, Nelson, Nadya, Raveena dan Radeva.
Reema membaca tulisan dibawahnya. The Blair and The Giandra. Gadis itu menduga pasti ini sepupu kandungnya. Reema menyalakan iMac itu dan cemberut karena di kunci dengan password. Tapi yang membuatnya terkejut adalah screen lock disana adalah foto-foto Damian bersama dengan semua sepupunya. Reema menduga kalau pria itu akan memasang foto dirinya tapi tidak.
Damian sangat family oriented. Reema merasa bersalah membuat Damian harus terikat dengan nya tapi jika tidak begitu, dia tidak bisa memiliki Damian. Tapi sekarang Reema merasa harus bisa membuat suaminya melihat dirinya meskipun tahu itu sangat sulit.
Reema pun memutuskan untuk berganti pakaian untuk berjalan - jalan di mall yang berada dekat Burj Khalifa bernama Dubai Mall. Dirinya ingin menikmati hari untuk menyenangkan hatinya. Reema memutuskan menggunakan niqab agar tidak dikenali sebagai putri Emir Al Salman apalagi dia menolak menggunakan pengawal semenjak menikah dengan Damian.
Gadis itu pun keluar dari apartemennya dan berjalan menuju lift. Tanpa dia ketahui, dua orang wanita mengikuti dirinya dan memberikan laporan kepada Damian.
"Mr Blair, miss Al Salman keluar dari apartemen mengenakan niqab" lapor salah satu pengawal wanita yang disiapkan Damian untuk mengawasi Reema melalui earpiece nya.
"Ikuti saja. Jangan sampai kehilangan jejaknya" perintah Damian.
"Baik Mr Blair."
Damian yang sekarang sudah berada di ruang kerjanya hanya menatap pemandangan Dubai dari jendela kacanya. "Mau shopping kamu Reema?"
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Bapau hijau Bapau hijau
jodoh yg lain mbak buat dam dam tp no pelakor....
2023-05-02
1
M
kk author, kapan jodoh damin muncul, minimal tanda² ny macam wira dan cisato.🙂?
2023-05-02
2
wonder mom
dami sgt gentleman. dia g suka. tp ttp menjaga. tpt spt yg dia kt.kan. reema hnya sebatas bisa mjd mrs. blair. tdk lbh. smg reema sgra paham bhw dia sdh keji thd Dami
2023-05-02
4