Bencana dan anugrah

Setelahnya, Arnold benar- benar membeli beberapa keperluan yang sudah di catatnya. Namun yang membuatku terkejut adalah dirinya yang benar- benar langsung membeli motor pria yang aku yakini adalah salah satu motor pria keluaran terbaru S***ki. Yang aku yakin bahkan harganya lebih dari puluhan juta.

Membuatku ingin tahu; sebenarnya apa pekerjaan pria yang menjadi kakak tiriku ini, namun di sisi lain, aku pun tak ingin terlalu mengurusi pekerjaan saudaraku- karena aku tak ingin ada perasaan iri tertinggal di hatiku. Jadi kurasa aku akan memilih tak mempedulikan apa pekerjaannya.

“ kurasa ada baiknya kakak meminta tukang memperbaiki kamar yang akan kakak tempati- terlebih dahulu.” ucapku.

“ kenapa” tanya nya.

“ aku yakin para tukang itu tak bisa menyelesaikan membangun rumah ini dalam waktu satu hari, jadi ada baiknya kakak memperbaiki kamar yang akan kau tempati jadi kau bisa istirahat nantinya.” ucapku.

“ kau benar- benar pintar.” ucap Arnold menguyel pipiku.

“ aku akui pipi ku tembem sampai semua orang selalu ingin menguyel pipi ku meski aku sudah berkepala 3.” ucapku mengusap pipiku.

“ selain tembem aku rasa takkan ada yang percaya kau sudah berkepala 3, aku yakin semua orang akan mengira kau ini masih anak sekolahan.” ucapnya.

“ antara bencana dan anugrah.”

“ maksudnya.”

“ anugrah, karena aku awet muda.” ucapku menampilkan senyum termanisku.

“ kalau bencana?”

” karena orang tak percaya aku mampu. Aku pernah mncoba melamar di bank tapi hal pertama yang aku dapatkan adalah mereka yang tak percaya aku sudah berumur 30 tahun, mereka bahkan mengira aku belum cukup umur untuk memiliki kartu tanda penduduk.” ucapku.

“ belum cukup umur? Kau dikira belum 17 tahun?” ucap Arnold dengan tawa terpingkal- pingkal.

“ sudahlah, para tukang sudah datang dan semua yang kau beli juga sudah di antar, ayo kita mulai.” ucapku kesal dan melihatku yang kesal- Arnold masih bisa terkekeh sambil menyusulku menemui para tukang.

**

Hal pertama yang mereka- maksudku para tukang itu lakukan adalah memindahkan beberapa perabotan lama, membongkar atap, menambah beberapa centi tinggi kamar itu, menutup kembali atap dan menambah langit- langit, lalu di lanjutkan dengan membuka diding kamar untuk jendela yang di maksud. Mungkin karena tukang yang di panggil tidak cuma satu- apa yang seharusnya memakan waktu menjadi cukup cepat.

Dan saat jendela sudah tertempel, tukang kembali mengecat kamar yang akan di tempati kakak tiriku itu.

“ perasaanku saja atau kamar ini jadi lebih sempit?” heranku. Karena seingatku, kamar yang dulunya di tempati kakak dan adik kandungku ini memiliki ruangan yang cukup luas- lebih luas dari kamarku, namun entah bagaimana, aku merasa jika kamar yang kini di tempati Arnold tak seluas apa yang aku ingat.

“ cuma perasaanmu.” ucap Arnold dengan smirk smile nya.

Akupun memilih mengabaikannya, hal yang paling aku suka dalam bangun- membangun adalah melihat orang dalam membangun. Kamar yang sebelumnya lebih mirip gudang-kini di sulap menjadi kamar pria yang cukup manly dengan warna dominan abu- abu dop.

Bahkan warna tempat tidur yang dipilih berwarna silver membuat tampak serasi dengan kamar Arnold, dan meja yang sebelumnya berwarna coklat kayu di ubah menjadi hitam metalic dan membuat semakin terlihat manly.

“ beberapa peralatan sudah tak bisa di perbaiki karena di makan rayap, lebih baik di buang saja.” ucapku.

“ tidak, aku sudah membeli kayu yang sejenis dengan kursi ini, kita potong bagian kayu yang di akan rayap, menambah busa dan membuat sofa mini.” ucap Arnold.

“ tiba- tiba terpikir design di kepalaku.” ucapku memegang kepalaku.

“ baiklah, kita bawa ini ke tukang mebel, katakan pada mereka design yang kau mau. Kalau aku- aku mau tetap mempertahankan bentuk asli namun juga di ubah sedikit detailnya agar cocok di kamar ini- karena kamarku kubuat dengan kesan manly.” ucap Arnold.

“ bagaimana jika keempat kaki kursi itu di potong dan ganti jadi satu kak di tengah dan juga roda? Aku yakin itu cukup fleksibel jika menjadi kursi kumputer.” ucapku pada kursi dengan bentuk setengah bola yang terbuat dari kayu.

“ apa kau yakin? Kursi ini terlalu lebar, aku takut satu tumpuan kaki takkan cukup menyangga nya.” ucap Arnold.

“ jika bagian punggung kita potong dan ganti dengan material rotan aku rasa akan menjadi sedikit ringan, lalu di bentuk menyesuaikan bentuk punggung. Lalu di bagian dudukan kita beri bantalan sofa.” ucapku berimajiansi.

“ membayangkan saja membuatku malas untuk berpindah dari tempat duduk itu nanti.” goda Arnold.

“ oke, kursi sudah teratasi, bagaimana dengan lemari kecil itu?” ucapku menunjuk pada meja kecil yang sudah di keluarkan dari kamar yang sebelumnya di tempati kakak dan adikku itu.

“ bahannya tak terlalu bagus, dan aku rasa itu bisa untuk dudukan TV tapi sayangnya aku lebih suka menempelkan TV layar datar ku ke dinding.” ucap Arnold.

“ kita jual saja, kau foto dan aku akan posting di aplikasi buku wajah.” ucapku.

“ oke.” ucapnya memperlihatkan handphone nya.

“ sisanya hanya kardus TV, kalau hunger ini bisa aku gunakan, ember semen ini bagaimana?” tanyaku.

“ kita simpan di bawah tangga, aku rasa bisa di gunakan untuk Tukang dalam membangun lainnya.” ucap Arnold.

“ masih ada kayu untuk tempat tidur.” ucapku memperlihatkan kayu panjang.

“ ya, aku juga melihatnya, beruntung aku tak jadi membeli 6 tempat tidur, bisa kita gunakan itu nanti.” ucap Arnold.

“ akan kita simpan dimana semua barang yang masih bisa kita gunakan ini? Jika di biarkan saja yang ada hanya akan kotor karena kena bahan bangunan.” ucapku.

“ kita sewa truck saja, aku rasa akan membutuhkan 2 sampai 3 hari untuk menyelesaikan ini. Kita bagi menjadi 3. satu untuk barang yang akan kita perbaiki.” ucap Arnold.

“ termasuk kursi tadi kan?”

“ yap. Satu lagi untuk kita simpan.”

“ lalu satu lagi di buang?” tanya ku.

“ ya, kita pilih juga barang yang akan di jual.”

“ apa tak apa hanya menyimpan di truk bagaimana jika ada yang nakal dan merusak barang kita?” tanya ku.

” tentu saja semua barang akan kubungkus dengan kardus dan kunamai satu persatu lalu kita buat list barangnya, jika ada yang merusaknya atau malah menjualnya kita bisa meminta ganti rugi pada jasa penyewa.” ucap Arnold.

“ kau seperti sudah berpengalaman dalam pindah rumah.” ungkap ku.

“aku tidak berpengalaman, aku hanya berjaga aka segala kemungkinan.” ucap Arnold.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!