Demi bisa memakai tubuh yang sempurna Edo harus pindah sekolah, tak mungkin dia akan memakai tubuhnya itu tapi masih berada di sekolah yang sama.
Dengan berada di sekolah baru maka tak akan ada yang mengetahui dirinya yang sebenarnya, kalau di sekolah lama tentu semua orang tak akan ada yang percaya kalau itu adalah dirinya.
Sekolah di distrik yang biasa saja, namun bukan berarti semua akan mendapatkan kebebasan biaya sekolahnya. Tapi, karena Edo adalah murid baik juga pintar pihak sekolah membebaskan biayanya. Jelas Edo sangat bahagia.
"Alhamdulillah, nenek tak harus bingung soal biaya," ucapnya.
Awalnya Ratih sempat ragu saat Edo akan pindah di sekolah SMP Tunas Bangsa, tapi karena kebaikan para guru yang juga membebaskan biayanya membuat Ratih akhirnya setuju dan mengizinkan dengan sepenuh hati.
"Baiklah, kalau kamu memang sudah mantap di sana nenek akan izinkan. Kamu harus belajar yang rajin dan jangan kecewakan nenek juga semua guru-guru yang begitu percaya padamu." ucap Ratih menasehati.
Edo mengangguk senang, hatinya begitu berbunga-bunga setelah izin dia dapatkan dari Ratih. Bukan itu saja, tapi Edo juga benar-benar bisa memakai tubuhnya yang sempurna untuk ke sekolah barunya.
~~~~\`\`
Edo memandangi rumah kecil di samping sekolah. Melihat dari depan bagaimana keadaannya, tak buruk dan dia benar-benar bisa menyewanya selama dia bersekolah di sana.
"Bagaimana, kamu setuju?" Ucap seorang. Mungkin dia adalah pemiliknya.
Edo mengangguk, dia setuju untuk menyewanya. Dia sangat yakin meski tempatnya tidak besar. Tak masalah, yang terpenting bisa dia gunakan untuk tinggal dengan nyaman.
"Baiklah," ucapnya lagi. Lalu berlalu pergi meninggalkan Edo dengan memberikan kunci padanya.
Edo berjalan, masuk kedalam rumah tersebut dan melihat bagaimana keadaan dalam rumah itu yang sebenarnya. Tak buruk, Edo merasa nyaman di sana.
Beberapa hari sering bergonta- ganti tubuh sekarang Edo sudah benar-benar mengenali dirinya. Asalkan salah satunya tertidur atau tak sadarkan diri yang satunya akan otomatis bangun.
Bukan itu saja, setiap tubuh juga memiliki kebutuhan yang berbeda tapi hampir sama sih, dan itu harus tetap terjadi di kesehariannya.
Keduanya butuh makan, butuh buang air, butuh bergerak dan masih banyak lainnya. Jadi Edo harus terus mengganti tubuh setiap hari. Tapi dia juga bisa tersadar selama 24 jam.
"Akhirnya," gumamnya. Edo benar-benar pindah tempat tinggal, jauh dari neneknya. Tentu bukan hanya salah satunya yang ada di dalam rumah itu tapi kedua tubuhnya.
~~~~\`\`
Edo duduk diam di dalam rumahnya, masih terus berpikir rencana yang akan dia lakukan.
"Aku akan memakai tubuh gemukku untuk bekerja, dan tubuh sempurnaku untuk pergi ke sekolah," gumamnya.
Memandangi tubuhnya yang sempurna yang kini tengah tertidur dan terlihat begitu lelap.
"Aku harus mencari kerja, kebutuhan hidup harus tercukupi kan? Sekarang aku tak bisa bergantung pada nenek." gumamnya lagi.
Memenuhi kebutuhan dua tubuh sekaligus tentu tak mudah, yang pasti harus dengan pengeluaran yang tak kecil. Kalau dia tidak bekerja lalu dari mana kebutuhannya bisa tercukupi?
Edo bergegas untuk keluar, mencari pekerjaan dengan tubuhnya yang gemuk. Berjalan menyusuri jalanan ramai dengan terus celingukan, mencari-cari tempat yang mungkin membutuhkan tenaganya.
Lelah. Pasti akan sangat mudah dia dapatkan mengingat tubuhnya yang gemuk. Tentulah terasa berat untuk berjalan tapi dia harus tetap maju pantang mundur, tak boleh menyerah.
Hingga akhirnya dia melihat sebuah toko. Edo tersenyum melihat ada tempelan kertas yang tertuliskan 'Membutuhkan tenaga kerja' Edo semakin semangat melangkah, seakan tak mau sampai ada yang mendahului dan merebut kesempatan itu darinya.
"Permisi, Pak!" sapa Edo.
Seorang laki-laki yang tengah sibuk di dalam dengan dagangannya langsung keluar, memandangi Edo dengan tatapan yang sangat aneh.
"Ya, ada apa, mau beli sesuatu?" tanyanya.
Edo menggeleng cepat. Berdiri dengan kedua tangan menyatu di depan tubuhnya dan sedikit menundukkan kepala sebagai sopan santunnya.
"Terus?" tanyanya.
"Saya mau melamar pekerjaan, Pak." jawab Edo. Sedikit gugup mengatakannya, antara takut juga malu karena belum pernah dia berada di posisi seperti sekarang.
Belum menjawab, laki-laki itu malah melihat Edo. Melihat seluruh tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung kepala, tentu dia akan mempertimbangkannya melihat tubuh Edo yang begitu gemuk.
Dia memang membutuhkan pekerja, tapi dia membutuhkan yang bertubuh kekar dan kuat tentu juga cerdas. Tapi melihat Edo? Dia sangat ragu untuk menerimanya, bahkan dia menyunggingkan bibirnya sinis.
"Dengan tubuh seperti ini?" cibir nya.
Edo terdiam, lalu kenapa kalau tubuhnya seperti itu, dia juga bisa mendapatkan kesempatan kan?
"Bagaimana bisa kamu bekerja di sini dengan tubuh gemuk seperti ini! Gerakmu tidak akan cepat, tenagamu juga tidak akan kuat, lalu ingatan mu? Apakah kamu bisa menghafal nama semua barang di sini beserta harga-harganya?" terus dia meragukannya.
Edo tertunduk. Dia memang tidak akan bisa lebih gesit karena tubuhnya yang gemuk, dia juga belum tentu bisa mengangkat barang dengan jumlah yang banyak karena menggerakkan tubuhnya sendiri saja kadang suka kewalahan. Tapi untuk menghafal, dia pasti bisa.
"Hem, punya tubuh gemuk begini mau bekerja di sini? Saya nggak yakin kami bakal bisa," ucap laki-laki itu lagi.
Seolah tak ada kesempatan untuk Edo, tak ada hal baik darinya.
Kenapa semua orang mempermasalahkan dia yang gemuk, orang gemuk bukan berarti tak bisa melakukan apapun kan?
"Saya mohon, Pak. Terima saya bekerja di sini, saya janji tidak akan mengecewakan bapak," Edo mulai berbicara, memohon pada laki-laki itu.
"Tidak tidak! Lebih baik kamu cari pekerjaan di tempat lain saja. Saya tidak bisa menerima pekerja yang seperti kamu ini." Tangannya mulai mengibas-ngibas untuk mengusir Edo. Wajahnya terlihat begitu tak suka, bahkan terlihat begitu jijik pada Edo.
"Saya mohon, Pak. Saya pasti bisa mengerjakan semuanya dengan baik." Masih Edo berharap.
Tak dia masukkan semua kata laki-laki itu dalam hati, Edo sudah terbiasa mendapatkan penghinaan seperti itu. Bahkan biasanya juga lebih parah. Jelas Edo juga akan terus mengingat perlakuan semua orang padanya.
"Baik, akan saya beri kesempatan. Kalau kamu bisa menghafal semua barang-barang di sini maka akan saya pekerjakan kamu di sini." ucapnya tegas namun tersirat kekesalan di wajahnya.
Edo tersenyum sumringah, dia juga mengangguk cepat dan langsung melakukan apa yang di minta. Tak akan dia buang-buang kesempatan emas itu. "Baik, Pak. Saya akan berusaha."
Penindasan yang sering terjadi dan dia yang sering di suruh-suruh beli ini itu ternyata itu membuat Edo juga lebih mudah menghafal barang-barang di sana, apalagi di tambah dengan ingatannya yang memang lebih baik. Edo terus berusaha dia harus buktikan kalau dia memang bisa melakukannya.
Laki-laki itu terus melihat tingkah Edo, satu persatu barang dia lihat dan juga dia hafalkan hingga pada akhirnya Edo berhasil menghafalkannya dengan mudah dan kembali pada laki-laki itu.
Tentu, tak sampai di situ beberapa ujian dia berikan, semua di persulit karena sebenarnya dia memang tidak mau menerima Edo untuk bekerja di sana. Tapi semua ujian selalu berhasil di lakukan.
Kesal juga dongkol, laki-laki itu kehabisan cara.
"Baiklah, kamu bisa bekerja di sini." ucapnya yang akhirnya pasrah. Itupun tetap dengan wajahnya yang tak suka.
"Terima kasih, Pak! Saya janji akan bekerja dengan baik." Edo jelas sangat bahagia. Akhirnya dia mendapatkan pekerjaan, tak masalah pemiliknya tak begitu menyukainya.
Edo terus sumringah, dia sangat bahagia.
~~~~~••~~~~~
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Inyoman Raka
dengan tubuh ganda apa thor gak repot
2023-08-26
3
____₥ʉ₦₳___
Selalu saja di remehkan, semoga saja setelah ini semua berjalan dengan baik
2023-04-29
7
____₥ʉ₦₳___
butuh di kasih cabe nih bapaknya 😠😠
2023-04-29
7