"Bagaimana bisa aku tidur di depan mataku sendiri? Ini sangat aneh, tapi ini nyata!" Suaranya tertahan, matanya tetap menatap tubuhnya yang lain.
Gemuk, bulat, jelek dan jelas sangat rapuh dan lemah saat dia tersadar. Pemandangan yang tak biasa, bahkan sangat aneh bagaimana mungkin dia tidak akan kebingungan sekarang ini. Tapi merasakan apa yang terjadi, bisa dipastikan apa yang terjadi adalah hal yang nyata bukan mimpi atau sekedar berhalusinasi.
"Apakah aku lapor ke polisi, atau mungkin mengatakan pada nenek?" gumamnya.
"Tidak tidak! Bagaimana kalau aku malah diotopsi, dan di jadikan bahan penelitian? Tidak tidak!"
Jelas Edo sangat takut, dia pernah mendengar dari teman-teman di sekolahnya, orang yang memiliki kemampuan aneh dapat di tangkap oleh salah satu organisasi untuk diotopsi. Sungguh mengerikan. Membayangkan saja membuat Edo bergidik ngeri.
Tok tok tok!
"Do, kok lampunya nyala, kamu belum tidur?" Pertanyaan dari neneknya di luar mengejutkan kebingungannya. Edo sontak terkesiap, takut jika neneknya akan masuk.
"Ini, Nek! Edo barusan dari kamar mandi!" Teriak Edo, suaranya terdengar gagap. Dia tidak berbohong kan, dia dari kamar mandi.
"Edo akan matikan dan kembali tidur!" Teriaknya lagi. Cepat dia mematikan lampu dan tak lagi dia dengar suara neneknya lagi. Lega rasanya.
Setelah lampu dimatikan Edo kembali melihat tubuhnya. Masih tetap pada posisinya dan tak berubah.
"Hey, bangun bangun!" pintanya. Edo mulai menggoyangkan tubuhnya itu, bahkan bukan hanya mengguncangkan saja tapi juga memukul dengan keras supaya cepat terbangun.
Dan benar saja, Edo terbangun setelah tidurnya terganggu. Edo terdiam, membayangkan semua kejadian barusan yang terasa seperti sebuah mimpi.
"Ternyata hanya mimpi," ucapnya. Edo menggeleng setelah menyadari semua itu hanya mimpi belaka, mungkin itu terjadi karena dia sempat berangan-angan tadi sebelum dia tidur.
Edo berniat untuk pergi ke kamar mandi tapi baru saja dia mulai melangkah dia menyandung sesuatu, seketika Edo melompat naik ke atas ranjang. Edo sempat berdiam diri sejenak untuk menetralkan nafasnya yang sedikit tersengal karena dia begitu terkejut barusan.
Rasa penasaran kembali menyerang, perlahan Edo mengintip dan dapat terlihat tubuhnya yang tampan tersebut tergeletak di lantai dengan cahaya minim dari luar kamar.
"Ini sangat aneh," gumamnya. Menggaruk kepala yang tidak gatal sama sekali. Memang aneh yang terjadi tapi itulah adanya.
Edo mulai menyadari bahwa memang ada sesuatu yang terjadi pada dirinya, Edo berniat untuk membangunkan pria tampan tersebut dan ternyata dia pun kembali sadar bahwa dia kini berada di dalam tubuhnya yang tampan.
Keesokan harinya\_\_\_
Seperti biasa Edo sarapan dengan ditemani oleh neneknya. Dia juga begitu bergegas untuk pergi ke sekolah, dia terlihat begitu semangat pagi ini.
"Nek, selama Edo pergi sekolah nenek jangan pernah masuk ke kamar Edo."
"Kenapa?" Jelas saja neneknya akan penasaran. Tidak seperti biasanya Edo akan melarangnya.
"Tidak apa-apa, Nek. Pokoknya jangan masuk." ucap Edo lagi kembali memperingatkan, melarang keras neneknya untuk masuk ke kamarnya.
"Baiklah, nenek tidak akan masuk." jawab Ratih. Dia terlihat bahagia pagi ini, akhirnya cucunya kembali bicara lagi dan juga semangat untuk pergi ke sekolah, semoga saja dia benar pergi ke sekolah kali ini.
'Semoga nenek tidak akan masuk dan tidak akan melihat tubuh tampanku di kolong tempat tidur.' batin Edo. Dan itulah alasannya kenapa Ratih tidak boleh masuk ke kamarnya.
~~~~\`\`
Takkan ada hentinya nasib Edo menjadi bahan bullyan di sekolah, siapa lagi pelakunya kalau bukan Alex dan bawahannya.
"Gendut, kerjakan tugas gue!" Pintanya dengan begitu angkuh.
Edo terdiam, dia malah mengingat dia yang tampan sempurna dengan ototnya, dia pasti sangat kuat.
"Maaf, saya tidak bisa." Edo menolak. Tidak ada salahnya dia menolak untuk berusaha menghentikan perilaku mereka yang semena-mena padanya.
"Apa kamu bilang!" Alex murka, jelas saja dia marah karena tak terima. Tak ada kamus penolakan dalam hidupnya.
Bugh bugh bugh!
Penolakan itu tidak di terima oleh Alex, dia langsung memukul Edo lagi dengan begitu sadis. Edo kesakitan, jelas saja. Dia di pukul oleh Alex dan teman-temannya, lebih tepatnya di keroyok.
"Ikut!" Bentak Alex. Dia dan teman-temannya langsung menyeret Edo yang lemah ke toilet sekolah. Edo tak dapat menolak, tubuhnya terlalu lemah untuk berontak. Tak ada kekuatan untuk itu.
Bruk!
Edo di jatuhkan begitu saja oleh mereka di hadapan Alex.
"Cium sepatu gue!" Bentak Alex.
Semakin sadis permintaan Alex, dan teman-temannya hanya tertawa begitu juga dengan pacar Alex. Sungguh! Nelangsa hidup Edo, dia harus menuruti Alex, mencium sepatunya yang bau urin yang begitu sangat menyengat.
"Berdiri kamu sekarang!" Titah Alex lagi. Meminta Edo untuk berdiri di pintu untuk menjaga mereka semua yang akan merokok. Jelas saja itu dia lakukan karena tidak mau sampai ketahuan kepala sekolah.
~~~~\`\`
Hari berikutnya Edo tetap mendapatkan perilaku yang sama, di bully habis-habisan oleh Alex dan para anak buahnya. Nasibnya benar-benar ancur.
Kembali Edo di minta untuk mengerjakan tugas Alex dan teman-temannya, saat dia menolak kembali lagi dia dipukul. Meski Edo terus minta untuk dilepaskan tapi kenyataannya mereka memang tak punya rasa kemanusiaan.
Sedih, jelas saja Edo merasakan sedih akibat nasib hidupnya yang tak kunjung berubah.
Waktu pulang sekolah Edo begitu bergegas. Dia harus segera pulang juga sekaligus untuk menghindari Alex dan teman-temannya, tapi nyatanya! Nasib memang tak berpihak padanya untuk bisa tenang dalam sejenak saja.
"Hey gendut!" Edo menoleh dengan wajah yang langsung takut. Dia mengenal suara itu, berandalan yang juga selalu menindasnya.
Tubuh Edo gemetar, dia berusaha untuk melarikan diri tapi itu tak terjadi karena pergerakan mereka lebih cepat dan kembali menarik Edo untuk berhenti.
"Mau kemana, jangan buru-buru dong, " ucapnya begitu dingin, tapi mampu membuat bulu kuduk Edo berdiri. Dia ketakutan.
"Ampun, Bang." ucap Edo.
"Bagi duit!" ucapnya. Ternyata itulah tujuannya, meminta uang dari Edo.
"Ti-tidak ada, Bang." Jawab Edo semakin takut. Tak berani melihat berandalan tersebut yang wajahnya terlihat begitu menyeramkan.
"Tidak ada uang ya, bagaimana kalau kamu curi saja ayam nenekmu itu lalu dijual, dengan itu kamu bisa mendapatkan uang kan?"
"Tidak, Bang." Edo menggeleng, dia tidak mau dan tidak akan melakukan itu. Itu adalah ayam neneknya, tidak mungkin dia mencurinya.
Berandalan itu tak menerima penolakan, dia menyeret paksa Edo. Terus menariknya hingga sampai di belakang rumah Edo dan neneknya.
Terdapat pagar dari rotan yang dilihat oleh mereka. Para berandalan tertawa senang lalu menyuruh Edo menangkap ayam yang hanya ada tiga.
"Tangkap ayam itu!" titahnya dengan kasar, mendorong Edo hingga masuk ke kandang tersebut.
"Tidak, Bang. Saya tidak mau." Jawabnya.
"Kurang ajar!"
Bugh bugh bugh!
Dengan sadis mereka terus memukuli Edo hingga tak berdaya, Edo terjatuh dan mereka masih terus menendang Edo hingga tak sadarkan diri.
"Dasar lemah!" umpatnya. Mereka bahkan juga mengencingi tubuh Edo yang gemuk itu.
"Tangkap ayamnya." Titah ketua berandalan tersebut.
Dengan tak sadarkan diri tubuh Edo yang gemuk maka akan terbangun tubuh Edo yang lain yang lebih sempurna.
Edo keluar rumah dengan tubuh tampannya, dan terlihat jelas bagaimana perlakuan para berandalan dan juga keadaan tubuhnya yang tak sadarkan diri.
Melihat Edo keluar para berandalan mengambil tongkat untuk memukul tubuh Edo yang satunya. Dia berlari, menggerakkan tongkat yang sudah di rasa sangat kuat dan cepat, namun nyatanya tidak dari pandangan Edo.
Dia menangkap tongkat itu dan mendaratkan pada perut berandalan tersebut. Terbanglah berandalan itu begitu jauh saat terkena pukulan dari Edo.
Brakk!
~~~••~~~
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
kasian si edo
2023-05-01
2
тαуσηg
ko jadi bau bau mistis sih? 🤔
2023-05-01
4
____₥ʉ₦₳___
Nggak di sekolah nggak di luar sekolah nasib Edo benar" memprihatinkan kasihan bener dah kapan akan berakhir tuh nasibnya
2023-04-29
6