Kabari Aku

Saat siang tiba, Nabilla sudah siap dengan penampilannya, siang ini ia akan datang ke rumah temannya.

"Billa, kamu mau kemana?"

"Mama, aku ke rumah Putri."

"Ada acara apa?"

"Tidak ada, dia hanya minta aku datang karena yang lain juga datang."

Wika mengangguk, ia paham dengan itu, Nabilla memang akan selalu mengutaman teman-temannya itu.

"Apa Papa tidak pulang?"

"Tidak, Papa makan siang dengan Clientnya."

"Oh, aku pergi sekarang gak apa-apa?"

"Pergi saja, kembali setelah semuanya selesai."

Nabilla mengangguk, ia memeluk Wika sesaat, hingga akhirnya ia pamit dan pergi meninggalkan rumah.

Kringg .....

Nabilla merogoh ponselnya, ia tersenyum saat melihat nama Putri yang tertera di layar.

"Aku baru masuk mobil."

"Benarkah, lama sekali."

"Aku akan jalan tanpa rem."

"Tidak seperti itu juga."

Keduanya tersenyum, Nabilla melihat mereka yang ternyata sudah ada di rumah Putri semuanya.

Berarti tinggal Nabilla yang belum datang, pantas saja Putri meneleponnya, baiklah Nabilla akan segera berangkat.

"Matikan, aku akan jalan."

"Oke, segera datang."

Nabilla mengangguk, sambungan terputus dan Nabilla segera melajukan mobilnya.

 -----

"Raffa," jerit Putri.

Raffa tersenyum, ia memeluk wanita itu sesaat dan bersalaman dengan yang lainnya.

"Jadi benar kamu pulang?"

"Aku disini sekarang."

Putri tersenyum seraya mengangguk, tidak ada yang tahu jika Putri dan Raffa saling mengenal sebelumnya.

Mereka sedikit heran melihat dua orang tersebut, mungkin karena sosok Raffa yang masih asing bagi mereka.

"Apa kabar kalian?" tanya Raffa seraya duduk.

"Tentu saja baik, bagaimana dengan mu?"

"Aku kembali dengan sangat baik."

Keduanya tersenyum, pertemuan Putri dan Raffa kala itu memang singkat, ketika mereka baru sebentar bersama dan Raffa harus pergi begitu saja.

Entah apa alasan pastinya, Putri tak banyak bertanya tentang itu, ia hanya tahu kepergian Raffa saja, dan sekarang mereka kembali bertemu.

"Hey, kalian harus mengenal dia, dia lelaki baik namanya Raffa, aku waktu itu cuma 2 minggu dekat sama dia dan langsung pergi begitu saja."

"Pergi kemana?" tanya Naura.

Putri hanya mengangkat kedua bahunya sekilas untuk menjawab.

"Aku ke LA waktu kemarin," sahut Raffa.

Mereka saling lirik, kepergian yang bagus, tidak tanggung-tanggung.

"Sekarang kamu baru balik banget?" tanya Putri.

"Kemarin malam, dan hari ini aku langsung kesini."

Putri tersenyum, mereka berbincang beberapa hal, sepertinya tak sulit untuk Raffa mendekat pada mereka semua.

Suasan terasa menyatu meski mereka baru kali ini bertemu, dan bukankah itu menyenangkan.

"Putri."

Semua menoleh bersamaan, mereka seketika bangkit dari duduknya, Putri dan temannya tampak heboh menyambut kedatangan Nabilla.

Sedangkan Raffa, ia hanya tersenyum bingung melihat sosok Nabilla, bagaimana bisa wanita itu ada di hadapannya saat ini.

"Aaa kangen," ucap Nova.

"Miss you too," sahut Nabilla.

"Ayo duduk duduk duduk, lama sekali kamu ini," ucap Putri.

Mereka duduk kembali, senyuman Nabilla seketika menghilang saat melihat Raffa.

Raffa mengangguk hormat, tapi itu tak membuat Nabilla bergeming sedikit pun juga.

"Kamu juga disini," ucap Raffa.

Tentu saja kalimat Raffa membuat Putri kembali bangkit dari duduknya, ia menatap keduanya bergantian.

"Apa kabar?" tanya Raffa.

Nabilla tetap saja diam, kenapa bisa Raffa ada di depannya sekarang, bukankah kemarin ia melihat Raffa di rumah Axel.

"Kalian saling kenal?" tanya Putri.

Keduanya menoleh bersamaan, Raffa mengangguk seraya mengatakan jika Nabilla adalah kekasih dari kakaknya.

Putri mengangguk paham, pernyataan Raffa telah menjawab pertanyaan Nabilla kemarin, jadi Raffa adalah adik dari Axel.

"Sudahlah, bagus kalau kalian sudah kenal, ayo duduk kita ngobrol sama-sama."

Mereka lantas duduk, Nabilla dan Raffa masih saja diam-diam saling lirik, sepertinya mereka ingin bicara lagi satu sama lain.

Perbincangan mereka semakin menyenangkan setelah kedatangan Nabilla, lambat laun Nabilla dan Raffa memang semakin santai.

Sekali pun mungkin banyak pertanyaan atau pembahasan yang ingin mereka bicarakan pribadi, terutama Raffa yang merasa butuh dan bahkan harus bicara berdua dengan Nabilla.

"Makan Yuk," ajak Putri.

"Tahu nih, lama banget kita ngobrol, lapar dan haus nih," ucap selly.

"Oke, ayo kita makan," ajak Putri lagi.

Mereka bangkit dan segera menuju ruang makan, merasa ada kesempatan, Raffa menahan Nabilla yang hendak pergi.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Raffa.

Nabilla diam, apakah dirinya terlihat buruk sekarang, kenapa Raffa bertanya seperti itu.

"Aku Raffa, siapa nama mu?"

"Nabilla."

Raffa mengangguk, ia melepaskan tahanan terhadap Nabilla.

"Maaf, bukan maksud ku kurang ajar."

"Jadi kamu adiknya Axel?"

"Aku fikir kamu tahu."

Nabilla menggeleng, sejak awal tidak ada informasi yang didapat Nabilla tentang Raffa.

Kalau saja Raffa tidak datang, mungkin Nabilla tidak akan pernah tahu tentang Raffa.

"Nabilla, Raffa," teriak Putri.

"Iya, sebentar," sahut Nabilla.

"Baiklah, kita kesana sekarang, tapi aku mau katakan sesuatu sama kamu."

Nabilla mengangkat kedua alisnya, rasanya saat ini bukan waktu yang tepat untuk mereka banyak bicara.

"Kamu sudah mengenal ku sekarang, kalau ada apa-apa antara kamu dan Axel, kamu bisa cerita sama aku kalau memang perlu."

Nabilla sedikit tersenyum, ia lantas mengangguk dan berlalu lebih dulu meninggalkan Raffa.

Dalam diam, Raffa menatap punggung yang semakin menjauh dan menghilang, ia tersenyum karena bisa sedikit berbincang dengan Nabilla.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Selly.

"Tidak ada, jangan berfikir buruk," ucap Nabilla.

"Aku sedikit menggodanya," ucap Raffa yang datang terakhir.

Mereka diam, benarkah, bahkan mereka baru saja bertemu tapi sudah langsung saling menggoda.

"Baiklah, cepat makan bukankah tadi kalian bilang lapar," ucap Putri.

Mereka lantas menikmati hidangannya, dengan diselingi perbincangan kecil, mereka tampak senang dengan kebersamaan kali ini.

 -----

"kamu mau kemana?" tanya Renata.

"Jemput Nabilla."

"Axel."

Axel menoleh, ia diam menunggu Renata sampai di hadapannya.

"Kamu sudah bertemu Raffa?"

"Tentu saja, dia menemui aku semalam, apa benar dia sudah waras sekarang."

"Axel jaga bicara kamu."

Axel tersenyum singkat, bukankah semua juga tahu bagaimana keadaan lelaki itu kala dulu.

Tidak ada yang salah dari ucapannya itu, dan seharusnya Renata mengakuinya juga, tidak ada yang bisa dipungkiri dari hal tersebut.

"Aku rasa dia masih harus rajin kontrol."

"Diam kamu."

"Kalau begitu biarkan aku pergi."

Axel melanjutkan langkahnya, ia menoleh sesaat dan tersenyum singkat pada Renata.

Renata hanya diam saja, ia sudah habis cara untuk membuat Axel berubah, entah harus bagaimana lagi agar bisa membuatnya lebih baik.

Kringg ....

Renata menoleh, ia lantas meraih ponselnya di meja sana.

"Iya, Raffa," ucap Renata setelah melihat wajah putranya.

"Aku akan pulang malam, aku mau ke tempat kerja."

"Tempat kerja?"

"Putri beri aku rekomendasi, sepertinya aku suka."

Renata diam, benarkah Raffa akan langsung bekerja bahkan meski ia baru saja sampai.

Tapi Renata tidak ingin menghalanginya, itu bisa jadi jalan Raffa untuk menghindari bertemu dengan Axel.

"Mami."

"Ah iya, iya terserah kamu saja tapi setelah selesai langsung pulang."

"Siap, bye."

"Oke."

Sambungan terputus, Renata diam, mungkin sudah jelas jika hubungan kedua putranya itu tidak akan bisa membaik.

Raffa bisa saja merasa risih jika melihat Axel terus menerus, dan apa mungkin jika Raffa akan lebih menghabiskan waktunya di luar dibandingkan di rumah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!