Biasanya sarapan yang di hidangkan adalah makanan yang ringan seperti kue, roti dan sejenisnya.
Kenny lirik tajam ke arah Mr. Alby, tanpa ia berkata sedikit pun.
"Buatkan masakan seafood paling enak untuk tuan muda." Titah Mr. Alby pada para koki.
Dengan cepat mereka kembali ke dapur memasak makanan itu untuk Kenny, sedang Mr. Alby berdiri di samping Kenny.
Menunggu masakan di hidangkan, Kenny mulai mengambil pisau yang berada di samping mangkok berisi buah.
Ia ambil pisau itu bersamaan dengan satu apel.
"Biar saya yang melakukannya tuan muda." Mr. Alby hendak mengambil dua benda di tangan Kenny, namun Kenny menolak dengan cepat.
"Tidak! Kedua tanganku masih bisa di gunakan." Begitulah Kenny menghentikan Mr. Alby.
Kepala pelayan tidak bisa menolak, ia pun mulai mengatakan hal lain untuk pembicaraan mereka.
"Sepertinya anda akan pergi hari ini?" Tanya Mr. Alby
Tak
Pisau di letakkan di meja hingga suaranya terdengar.
"Bukan urusanmu." Ucap Kenny sembari memasukkan potongan apelnya ke dalam mulut.
"Tapi, saya sudah di tugaskan untuk menjaga anda. Sudah sepatutnya saya tahu kemana anda akan pergi."
Kenny lirik ke arah Mr. Alby, mulutnya masih mengunyah apel dan setelah selesai ia pun menjawab "Kampus."
"Anda kuliah?" Mr. Alby terlihat terkejut karena tak tahu Kenny berkuliah, sebelumnya ia hanya mengira Kenny putus kuliah sudah sejak lama dan memfokuskan diri untuk merawat diri.
"Sejak kapan?" Lanjutnya.
"Hari ini." Kenny bangkit dan berjalan pergi dari tempat itu.
"Tuan muda, sarapan anda belum siap tunggu dulu." Mr. Alby mengejar Kenny, tapi Kenny menggeleng yang berarti ia tak akan memakan masakan yang sudah di pesannya.
"Aku sibuk."
Saat itu juga Mr. Alby hanya bisa terperangah melihat Kenny pergi dengan mobil tentu di belakangnya di ikuti mobil bodyguard.
Sedangkan saat itu, para pelayan mulai meletakkan hidangan makanannya. Sangat mubajir sekali kalau tidak di makan.
Kenny menyandarkan tubuhnya ke kursi sedang mobil di kemudikan oleh sopir. Ia tutup matanya sembari menyuruh sopir ke tempat tujuan.
~
Lain halnya di tempat yang berbeda, Ash terlihat buru-buru keluar dari apartemen dengan penampilannya yang belum rapi.
"Aduh telat."
Sekencang mungkin Ash berlari keluar apartemen, gadis itu berlari-lari menuju halte. Tepat saat itu Kenny melihat Ash dari dalam mobil, ia lihat wajah Ash yang basah karena keringat dengan nafasnya yang terlihat terengah-engah. Bus datang dan saat itu juga Ash masuk ke dalamnya.
Kenny tersenyum mengingat dirinya menuju tempat yang sama seperti Ash, senyum itu membuat sang sopir terheran-heran.
"Mungkinkah penyakitnya kambuh lagi?!" Batin si sopir.
Pak sopir yang sudah tua itu mulai khawatir takut terjadi sesuatu di dalam mobilnya secara tiba-tiba. Namun, ia tetap harus mengendarai mobil.
Sampai akhirnya kekhawatiran itu pun hilang setelah mereka sampai di tempat tujuan. Universitas yang sama dengan Ash, kedatangan Kenny membuat mahasiswa yang lain melirik. Terutama kedua mobil yang terlihat mencolok di tambah Kenny yang di awasi bodyguard.
"Siapa itu?" Obrol para mahasiswa.
"Sultan baru mungkin." Timpal temannya.
Mereka tertawa dan mereka berhenti setelah Kenny melihat sekilas ke arah mereka. Setelah itu Kenny masuk ke dalam untuk mendaftar melalui jalur mandiri.
Di ruang rektorat
"Jadi, Mahija Kenny jurusan apa yang kau inginkan?" Tanya sang rektor. Pemimpin tertinggi yang ada di kampus.
Orangnya bertubuh tinggi badannya kurus tapi tidak terlalu kurus sehingga ia tidak terlihat ramping akan tetapi normal. Di jari manis tangan kirinya ada cincin silver seperti cincin kawin.
Di ruang itu Kenny berhadapan dengan rektor, di belakang sana ada dua Bodyguard dan di luar pintu ada dua bodyguard yang berjaga.
"Ashana Casandra, aku ingin satu kelas dengannya." Jawab Kenny dengan wajah datar.
Rektor tertawa kecil, ia mengangguk mengerti. Kenny melihat itu hanya diam dan tetap mempertahankan wajah datarnya menatap sang rektor.
"Haha I See, orang akan melakukan apapun demi cinta. Baiklah sudah cukup, kau bisa memulainya besok tuan muda Wayman." Rektor menyebut nama belakang ayah Kenny.
Hal itu membuat Kenny marah, ia tidak suka nama ayahnya di sebut apalagi itu mengacu padanya. Tidak akan pernah di maafkan!
Kenny melenggang pergi tanpa membalas jabatan tangan sang rektor padanya. Orang yang di abaikannya pun terperangah mendapati perilaku tak sopan seperti itu. Namun melihat tatapan tajam dari dua bodyguard di belakang sana, rektor tak bisa berbuat apa-apa.
"Sial dia beruntung sekali jadi orang kaya." Gumamnya mendelik dalam hati.
Setelah keluar dari ruangan itu Kenny segera mengusir empat bodyguardnya, sedari tadi ia merasa risih di ikuti mereka seperti parasit.
"Pergilah, tunggu di depan!" Kenny berbalik tapi mereka tetap mengikuti dari belakang.
"Aku ingin berjalan-jalan sendiri tidakkah kalian memberiku privasi!" Lanjut Kenny.
Kemudian salah satu dari mereka pun mulai mengangguk dan memberi Jawaban.
"Baiklah tuan muda kami akan tunggu di depan sesuai perintah anda." Keempat bodyguard itu pun segera pergi dari sana.
Sebaliknya, Kenny mulai berjalan-jalan mengelilingi kampus. Ia bebas melakukan apa saja toh rektor juga tak akan berani menegurnya.
Keluarga Kenny, terutama ayahnya Kaz terkenal dimana-mana. Sudah tak terhitung lagi bagaimana kekayaannya dan tak ada yang berani mengusik keluarga itu kecuali mereka yang ingin mati di tangan Kaz.
Hal pertama yang Kenny lakukan saat ini adalah mengecek Ash di ruang kelasnya. Ia lihat Ash duduk paling belakang sedang fokus mendengarkan dosen berbicara. Kenny lihat gadis itu memijit lehernya sepertinya dia lelah tapi yang Kenny fokuskan adalah leher jenjang Ash yang begitu menggoda.
Seksi. Satu kata yang terlintas di pikirannya membuat Kenny bergeleng-geleng untuk menyadarkan dirinya sendiri.
Setelah itu Kenny lanjut berkeliling dan ia mampir ke kantin. Kenny beli berbagai cemilan hingga dua kantong banyaknya.
Beberapa mahasiswi yang melihatnya kagum akan wajah tampan Kenny terutama penampilannya, sedang Kenny tak peduli akan hal itu. Sesaat dirinya berfikir sejenak kemudian berbalik lalu menghampiri kumpulan mahasiswi itu.
Beberapa dari mereka hendak berteriak hanya karena Kenny menghampiri mereka. Raut wajah penuh harap itu terpampang jelas di wajah mereka.
"Hei kau, berikan ini pada orang yang bernama Ashana Casandra jurusan ilmu dan pendidikan." Kenny langsung menyodorkan dua kantong cemilan itu pada salah satu gadis di antara mereka.
Gadis itu terkejut, dia menerimanya sambil mendongak dikarenakan tubuhnya yang pendek.
"Dan ini tip untukmu." Lanjut Kenny sembari memberikan beberapa lembar uang padanya.
"Terimakasih." Ucap gadis itu masih dengan ekspresi tak percaya melihat banyaknya uang di berikan.
Kenny pergi dari sana sedangkan perkumpulan mahasiswi itu heboh, mereka mulai membicarakan uang yang di berikan Kenny. Termasuk juga Ashana Casandra, orang yang di sebut langsung oleh penggemar dadakan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Voxryn
Demi ayang rela kuliah lagi
2023-04-27
1