"Percayalah padaku Ash." Amara lalu menunjukkan isi tasnya yang tidak ada hp di dalamnya.
Alhasil Ash hanya bisa menghela nafas panjang, ia lalu mengangguk yang berarti ia percaya Amara.
"Kalau begitu mari kita pulang, aku lelah." Ajak Ash sembari gadis itu pergi masuk mobil.
"Aku juga lelah." Amara lalu masuk ke dalam mobil.
Sang sopir mobil adalah karyawan keluarga Amara, ia sudah di khususkan untuk membawa Amara jika di perlukan pergi ke suatu tempat. Terutama kampus.
Terlebih dahulu sang sopir menghantar Ash ke apartemen karena di sanalah Ash tinggal.
Ash memilih menyewa apartemen karena jarak antara kampus dan tempat kerja yang dekat, di banding rumahnya yang sangat jauh. Ibu Ash juga mengijinkannya, namun karena itu juga ibu Ash sendirian di rumah dengan hewan peliharaan sebagai teman.
Namun jarak bukanlah masalah yang terpenting Ash dan sang ibu selalu berkomunikasi agar saling mengetahui keadaan satu sama lain. Kini sebelum tidur pun Ash menyempatkan diri menelpon ibu.
~
Semenjak Kenny melihat Ash hari itu, jiwa penasarannya tiba-tiba muncul. Ia merasa ingin lebih tahu siapa itu Ash, dan akhirnya ia menyuruh seseorang untuk mencari tahu identitas Ash.
Setelah kembali ke rumah, Charlie merasa lega adiknya tidak hilang di festival. Kakaknya itu khawatir sampai mengeluarkan air mata, merasa dirinya gagal menjaga sang adik.
Saat itu ayah dan ibu sudah berada di rumah, tatapan tajam dari ayah menggambar sosok kepala keluarga yang tegas dan berwibawa. Wajahnya sangar, garis wajahnya tegas sama seperti anak-anak nya, itulah dia Kaz Edward Wayman.
Dengan di sampingnya berdiri seorang wanita cantik walau sedikit garis keriput di wajahnya, seorang istri yang sangat patuh pada suami. Namanya Jennifer Olivia, kekuasaannya di rumah tak lebih besar dari sang suami karena Kaz lah yang mengendalikan semuanya dan ia hanya harus menjadi pendukung kuat untuk Kaz.
"Sudah cukup kau menjadi anak yang tidak berguna! Jangan jadi anak yang menyusahkan!"
Satu kalimat pertama itulah yang di lontarkan oleh Kaz pada Kenny, tanpa memperdulikan perasaan anaknya Kaz melenggang pergi ke lantai atas sedang di bawah sana ada Charlie dan Kenny.
Charlie sudah tak habis pikir dengan sifat sang ayah, ia memendam amarah mendengar ucapan Kaz pada Kenny. Bagaimana mungkin seorang ayah bisa mengucapkan kalimat seperti itu pada anaknya yang sakit?
Charlie mengepalkan tangannya menahan emosi, ia lihat wajah Kenny yang diam, datar seolah kalimat sudah tak bisa menyakiti hatinya saking terbiasanya ia mendengar kata-kata seperti itu.
"Kenny, jangan ambil hati ucapan ayah!" Charlie mencoba menenangkan Kenny sembari menyentuh bahu sang adik.
Kenny melirik lalu menatap Charlie, ia menarik simpul senyum di wajahnya sembari mengucapkan kata singkatnya.
"Tentu."
Setelah itu Kenny mulai berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai bawah. Bukan tanpa sebab Kenny di tempatkan di kamar paling rendah, mengingat ia sering melakukan percobaan bunuh diri lantai atas jadi tempat terlarang untuk Kenny.
Charlie hanya bisa menatap sendu punggung Kenny, adiknya itu lebih banyak masalah di banding dirinya. Ia juga tahu mengapa Kenny bisa mendapatkan penyakit mental seperti itu, karena berawal dari masa kecil yang tidak menyenangkan.
Flashback On
Suara melodi yang menyentuh hati terdengar di ruang seni rumah itu, piano yang di mainkan oleh jari Charlie sangatlah indah. Saat itu usianya masih kecil, masih sekitar 8 tahun. Di samping Charlie Ada Kenny yang umurnya berada di bawah Charlie.
Kenny kagum akan kemampuan hebat sang kakak, Charlie juga bahagia saat dirinya terus-menerus di puji oleh adiknya.
Waktu bahagia mereka seketika berhenti setelah ayah datang bersama orang-orangnya. Ia berdiri di samping piano sembari menatap Kenny dengan wajah datar tanpa senyum.
Charlie lantas menghentikan permainan piano nya, keduanya kini menatap sang ayah bersama-sama.
"Charlie apa kau sudah mengajarkan piano pada Kenny?" Tanya Kaz, seperti biasa ia mengeluarkan suara tegasnya pada semua orang termasuk anaknya sendiri.
"Aku baru menunjukkan melodi pertama." Jawab Charlie.
Mendengar itu Kaz langsung meninggikan suaranya sembari sorot matanya menatap tajam ke arah Kenny.
"Kenny, lakukan apa yang kakakmu lakukan sebelumnya!" Titah Kaz.
Mendengar itu Charlie terkejut, ia bahkan belum mengajarkan Kenny bagaimana menyentuh piano dengan baik.
"Tapi ayah, Kenny baru saja belajar tidak mungkin ia langsung bisa." Ucap Charlie.
Kaz tak peduli, ia hanya ingin melihat perkembangan anak keduanya itu dalam memahami pembelajaran.
"Diamlah Charlie."
Satu lirikan Kaz pada bodyguard di belakang sana mampu membuat mereka mengerti akan maksud tuannya. Dengan cepat dua bodyguard membawa Charlie pergi dari ruangan tersebut.
"Ayah, hukum saja aku! Kenny tidak bersalah." Teriak Charlie saat tubuhnya di bawa oleh dua bodyguard keluar dari sana.
Kenny yang masih kecil tak mengerti apa pun yang terjadi di saat itu. Dan ternyata setelah kejadian hari itu, Kaz memasukkan banyak jadwal pelajaran pada Kenny sehingga Kenny tak mempunyai waktu untuk bermain.
Sekedar bertemu dengan Charlie pun susah, karena ia harus fokus pada belajarnya. Sudah sering kali Charlie meminta ayah untuk tidak melakukan hal seperti itu pada adiknya tapi Kaz menutup telinganya.
Alhasil Charlie hanya bisa diam-diam pergi menemui Kenny saat dirinya ingin bersama dengan Kenny, bermain seperti anak-anak lain dan tersenyum tanpa ada beban.
Charlie yang mendapatkan kesempatan pergi ke sekolah dan mempunyai banyak teman berbeda dengan Kenny yang harus homeschooling sehingga ia sedikit sekali punya teman sebaya.
Hanya ada satu teman sebaya Kenny bernama Casey Jasper. Seorang anak yatim piatu yang di tugaskan oleh Jennifer untuk menjadi pendamping setia Kenny selamanya.
Jennifer walaupun dari luar terlihat tidak peduli namun sebenarnya ia sangat mengkhawatirkan kedua anaknya terutama Kenny, Jennifer menemukan Casey di tempat kumuh lalu membawanya dan memberikan semua kebutuhan anak itu asal Casey mau menjadi teman sejati Kenny.
Tak lain Jennifer lakukan hal itu untuk kebaikan Kenny di masa depan, ia tahu tak bisa melawan suami akan tetapi setidaknya ia membantu jalan Kenny.
Semua informasi dari mulai tempat, waktu dan lainnya Casey lah yang memberikannya saat Kenny mencoba bunuh diri.
Casey di latih, di ajarkan bagaimana menjadi seorang yang bertalenta terutama seni bela diri agar melindungi Kenny.
"Kenny, perkenalkan namanya Casey Jesper dia akan menjadi temanmu mulai saat ini." Jennifer memperkenalkan Casey saat Kenny sedang belajar sendiri di kamarnya.
Sebelumnya Jennifer juga sudah meminta ijin pada Kaz bahwa ia akan membawa satu teman untuk Kenny.
"Apa dia seorang budak?" Tanya Kaz sembari menuangkan minuman dalam gelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Rosee
haii Thor, aku mampir ya. aku baca sampe sini dulu hehe, nanti kalo ada waktu senggang mampir yuk ke novel aku makasih
2023-05-05
1
Voxryn
Suka? langsung subscribe aja
2023-04-27
1