Pandangan Pertama

Kuliah di Universitas yang sama tapi jurusan yang berbeda, Ash mengambil fakultas perguruan dan Amara mengambil fakultas kedokteran.

Walaupun orang tua Amara mengembangkan suatu bisnis namun mereka tidak memaksakan Amara untuk mengikuti jejak mereka mengingat Amara adalah anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya.

Ash tidak mempunyai saudara lain, tapi Amara punya. Dua kakak laki-laki Amara yang satu bernama Sakya Witton seorang pengacara dan Ditto Ganendra masih kuliah serta sebagai harapan orangtua penerus bisnis mereka.

Kini Amara dan Ash sedang berada di tempat festival, Amara lah yang mengajak Ash untuk ikut dengannya. Gadis itu terlihat ceria dan senang melihat keindahan yang ada di sana.

"Ayo Ash." Amara menarik pergelangan Ash lalu membawanya ke sana kemari.

Mereka berdua nikmati berbagai wahana di sana, mencoba ini dan itu sampai puas. Langkah kaki mereka membawa ke tempat yang sangat ramai hingga terlihat sesak dan berdesak-desakan.

Hingga keduanya tak sengaja berpisah saat berada di kerumunan.

"Amara, Amara." Ash melihat ke sana kemari, tubuhnya berputar-putar mencari keberadaan Amara.

Buk Buk

Tabrakan pun sering terjadi karena di sana ramai sekali orang-orang berjalan tak beraturan. Mau tak mau ia harus memisahkan diri dari kerumunan dan mencari tempat yang sepi.

Lain halnya Amara, gadis bertubuh kecil itu terhimpit beberapa orang hingga hp yang dipegangnya itu pun jatuh.

"Hp aku." Amara berusaha mengambil hp nya yang terjatuh tapi ia malah terdorong oleh orang-orang membuat jarak dia dengan hp semakin jauh.

Amara terpaksa merelakan hpnya itu, ia pergi ke tempat yang sepi tapi tempat itu sangat berbeda jauh dengan tempat sepi yang di kunjungi Ash.

Tut Tut

"Amara mana sih? Di telpon gak di angkat." Ash kemudian khawatir, gadis itu mulai keliling mencari Amara begitu pun dengan Amara yang mencari Ash.

Di pintu masuk festival

"Ayolah Kenny, lihatlah semua orang bersenang-senang. Nikmatilah!" Charlie menepuk-nepuk pundak Kenny sembari raut wajahnya tersenyum aneh.

Kenny menghela nafas, ia berbalik tapi tidak! Charlie langsung memutarkan tubuhnya mendorong maju masuk ke dalam festival.

Selama Charlie mengajak Kenny ke semua wahana, Charlie lah yang paling tertawa puas sedang Kenny menggeleng kepala seperti tak habis pikir dengan kakaknya yang menikmati wahana yang menurutnya membosankan.

Saat ini mereka berdua sedang berada di tempat permainan memasukkan bola ke dalam keranjang. Charlie mendorongnya untuk ikut serta dalam permainan.

"Ayolah, seorang Mahija Kenny tidak mungkin kalah dalam permainan ini." Ucap Charlie memberi dukungan pada Kenny.

Beberapa wanita di sana berbisik kagum pada kakak adik itu, mereka sangat berharap melihat keberhasilan Kenny. Memang benar penampilan keduanya berhasil menarik perhatian orang-orang wajah tampan mereka bak malaikat.

Namun aura keduanya terasa berbeda, Charlie mengeluarkan aura suci sedangkan Kenny sebaliknya.

"Ck." Kenny berdecak bosan, karena desakan dari kakaknya ia terpaksa menurut.

Mulailah ia memasukkan bola-bola itu ke dalam keranjang dan hasilnya sangatlah sempurna hingga membuat yang lainnya bertepuk tangan pada Kenny.

"Ini dia hadiahnya." Teriak sang penjual sembari memberikan boneka domba yang besar ukurannya.

Charlie lah yang menerimanya karena Kenny terlihat tidak menyukai boneka itu, wajahnya datar dan terlihat biasa-biasa saja saat melihatnya domba berbulu putih itu.

"Terimakasih." Charlie tersenyum pada penjual begitu pun dengan penjual yang membalas senyum Charlie.

Setelah itu Charlie dan Kenny pergi ke tempat lain.

"Mau pulang?" Tanya Charlie sembari kedua alisnya naik ke atas.

"Ya." Jawaban singkat dari Kenny membuat Charlie membulatkan mulutnya.

Sepersekian detik para gadis terutama anak sekolahan menghampiri mereka berdua, tersenyum ramah sembari menunjukkan kertas dan pulpen.

"Kak kak boleh minta tanda tangan?"

"Kak kak minta foto."

Kerumunan para gadis remaja itu membuat Kenny mundur perlahan-lahan. Ia tidak menyukai orang-orang berkumpul di dekatnya. Charlie yang tak sadar keberadaan Kenny yang sudah menghilang tetap melayani para remaja itu.

"Baiklah-baiklah semuanya bergilir ya." Ucap Charlie.

Sedangkan kini Kenny sedang melihat penjual-penjual makanan yang berada di bangunan kecil. Di saat itulah Kenny melihat seorang gadis cantik, bertubuh tinggi sama dengannya melihat ke sana kemari mencari sesuatu.

Sesuatu dalam diri Kenny tersentil, suara bisik di festival itu seketika berubah menjadi suara desiran pasir.

Di tatapnya wajah cantik itu dalam-dalam, ia ikuti setiap langkah gadis itu hingga gadis itu menyadari tatapan Kenny. Tatapan mereka bertemu dan kemudian gadis itu menghampiri Kenny membuatnya tersentak sadar dari lamunannya.

"Halo, permisi bolehkah saya bertanya?" Ash tersenyum pada Kenny.

Sepanjang jalan tadi memang Ash merasa dirinya sedang di tatap oleh seseorang, saat di lihat orang itu Ash melamun sebentar.

Ia tidak tahu kenapa, tapi tiba-tiba saja ia teringat dengan Amara yang hilang. Ash lalu memberanikan diri menghampiri pria yang sedari tadi melihatnya berniat menanyakan keberadaan Amara.

"Apa kau melihat gadis bertubuh kecil, mungil, wajahnya cantik, dan orangnya selalu tersenyum?" Ash kembali bertanya sembari tangannya memperagakan Amara.

"Deskripsi mu terlalu umum." Jawab Kenny dengan wajah datar.

Mendengar itu Ash merasa bodoh, yah cara mendeskripsikan Amara terlalu umum dan banyak orang terlihat seperti itu apalagi di tempat ramai seperti ini.

"Ah baiklah terimakasih, kalau begitu saya permisi." Ash berbalik hendak pergi dari sana, tapi Kenny mulai memanggil nya hingga Ash terhenti.

"Tunggu." Seru Kenny.

Ash berbalik dan menatap Kenny.

"Siapa namamu?" Lanjut Kenny.

Perasaan Ash campur aduk, ia sebenarnya tak ingin memberitahu namanya pada orang tak di kenal tapi melihat Kenny diam menunggu jawaban membuatnya merasa tak enak kalau tidak di jawab.

"Ashana Casandra, itu namaku." Akhirnya Ash memilih menjawab sembari ia tersenyum pada Kenny.

Ash lalu pergi dari sana kembali mencari Amara. Sedang Kenny bergetar hebat, tubuhnya merasakan hal baru pikirannya lebih jernih dengan suasana hati yang semakin baik.

Senyuman itu teringat jelas oleh Kenny di dalam otaknya.

Ashana Casandra, batinnya.

~

Ash akhirnya memilih keluar dari tempat festival, ia berjalan ke arah parkiran dan menemukan Amara di depan mobil.

"Ash." Teriak Amara sembari melambaikan tangan ke arah Ash.

Ash hampiri Amara, ia langsung melontarkan pertanyaan-pertanyaan di pikirannya.

"Amara apa kau gila? Angkat telepon mu, Aku mencari mu dari tadi."

"Oke oke tenang Ash, tenang." Amara menahan Ash agar tidak memarahinya terus-menerus.

"Bagaimana aku bisa tenang, kau menghilang!"

Ash sisirkan rambutnya ke belakang, ia lalu membuang nafasnya dengan kasar sekaligus ia mengeluarkan amarahnya.

"Hp ku terjatuh di tanah, orang-orang menginjaknya dan aku tidak mungkin mengambil hp rusak itu." Jelas Amara.

Ash menatapnya dalam-dalam berusaha mempercayai sahabatnya itu.

"Percayalah padaku Ash." Amara lalu menunjukkan isi tasnya yang tidak ada hp di dalamnya.

Terpopuler

Comments

Voxryn

Voxryn

Jangan lupa dengan likenya ya teman-teman 🤗

2023-04-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!