KABAR BAIK DAN KABAR BURUK 5

POV FARHAT

Ku parkirkan mobil ku di tempat biasa. Saat ku keluar dari dalam mobil. Ku lihat mobil Bu Desi sudah terpacak di tempatnya. Wah... Jam berapa beliau berangkat dari rumah.

Aku dan Mawar bergerak cepat, berlari menaiki lift menuju ruangan Direktur utama.

Mawar mengetuk pintu, Dan terdengar sahutan dari dalam menyuruh kami untuk masuk.

"Selamat pagi Bu" Sapa ku dan Mawar hampir bersamaan.

"Selamat pagi... silahkan duduk" Bu Desi mempersilahkan kami untuk duduk di antara sofa yang kosong.

"Maaf sebelumnya jika saya terpaksa memanggil kalian berdua untuk mengadakan rapat dadakan Ini..." Bu Desi menyerahkan kertas pola rancangan busana.

"Tolong serahkan kepada tim penjahit untuk membuat pakaian sesuai rancangan"

Ternyata benar dugaan Mawar, bahwa ini tentang model terbaru untuk lebaran tahun ini. Ku perhatikan satu persatu coretan pola busana yang diberikan oleh Bu Desi.

Apa ini?? sepertinya aku pernah melihat coretan ini?? Tapi dimana ??

"Pak Farhat"

Aku kaget mendengar namaku di panggil.

"Ya Bu?!"

"Apa ada masalah ??" Tatapan Bu Desi penuh selidik.

"Ah tidak Bu... Hanya saja saya penasaran dengan perancang gaun ini" Ku tunjukkan kertas yang membuat ku terpaku. Kini aku ingat dimana aku melihatnya, di Kamar!!

"Oh itu... Ini semua adalah hasil karya CEO kita, sudah sejak awal pertama kali merintis. Semua model yang dihasilkan perusahaan kita adalah hasil rancangan busana CEO kita"

"Ohhh..."

Ku perhatikan lagi pola itu, di sudut kiri terdapat sebuah tanda tangan si pencipta. Yang hanya bertuliskan IS

"Satu lagi yang harus saya bicarakan dengan kalian"

Ku alihkan perhatian ku dengan serius kepada atasan ku itu.

"Mungkin saya akan dipindah tugaskan ke pabrik yang baru di Surabaya. Jadi akan ada seseorang yang akan menggantikan posisi saya disini sebagai direktur. Saya sudah mencalonkan kalian berdua kepada CEO kita"

"APA?!! KAMI??"

Aku dan Mawar sama-sama terkejut, kami saling berpandangan tak percaya.

"Kenapa??" Bu Desi tersenyum menahan tawa dengan ekspresi kami berdua.

Aku dan Mawar tidak bisa berkata apa-apa, mungkin perasaan kami sama. Antara bahagia dan kurang suka.

"Kalau ada masalah, lebih baik kalian katakan saja padaku" Sambung Bu Desi .

"Emmm kenapa harus kami Bu? Yang dicalonkan ??" Mawar bersuara.

"Ya karena kinerja kalian bagus, saya suka..."

Mawar menatap ku canggung, Aku pun sama. Masak aku harus bersaing dengan Mawar , sebentar lagi dia akan menjadi istri ku. Kalau aku yang menggantikan Bu Desi itu sih pantas , Karena aku akan menjadi suaminya Mawar . Jadi kalau aku jadi bos oke-oke aja. Tapi kalau nanti mawar yang menggantikan Bu Desi gimana ? Secara aku tahu kinerja mawar juga bagus. Sejak aku bergabung dengan mawar , kelompokku jadi mempunyai presentasi yang bagus di mata Bu Desi. Aduh gimana nih?? Gengsi dong kalau aku malah jadi bawahan istri ku sendiri.

*

*

Di ruang kerja, kami banyak diam. Sesekali ku perhatikan Mawar , Ia lebih sering memicit keningnya. Mungkin sekarang dia lagi galau. Kasihan sekali aku tengok.

Saat jam makan siang tiba, Ku ajak dia makan bareng seperti biasa.Dia agak ragu, Tapi aku tahu dia tidak mungkin menolak.

"Sayang..."

Mawar hanya mengangkat matanya menatap ku.

"Kau terlihat rungsing sekali, Kenapa?"

Mawar tersenyum getir.

"Nggak apa-apa "

"Jangan bohong sayang "

"Bener kok nggak apa-apa " Mawar tetap berkilah.

"Kamu pasti kepikiran masalah pencalonan kita, Iya kan??"

Mawar menundukkan pandangannya.

"Sayang... siapapun yang akan menggantikan posisi Bu Desi , Entah itu kamu ataupun aku??Tidak masalah bukan, berarti diantara kita akan menjadi Bos" Aku terpaksa mengalah daripada harus melihat Mawar uring-uringan. Ia nampak terkejut..

"Benarkah ??"

Aku mengangguk yakin.

"Terimakasih ya Mas... Kamu sangat pengertian sekali" Mawar menggenggam tanganku lembut. Wuih percaya diri sekali dia bahwa dia yang akan terpilih. Tidak Mawar,,, bagaimanapun juga aku akan berusaha untuk bisa menduduki posisi tertinggi di pabrik. Meskipun harus menjilat pada CEO.

*

Ku hantar Mawar ke rumah nya sebelum aku pulang. Karena pagi tadi dia nebeng sama aku .

Setibanya di rumah, ku dapati Ibu sudah menunggu ku. Ia terlihat senang melihat ku.

"Ayo nak kita makan, Ibu sudah menunggu mu sejak tadi "

Aku tersenyum mendapatkan sambutan hangat, Yach.. di keluarga ini akulah kesayangan Ibu. Anak sulung yang sudah berpenghasilan tetap.

Bapakku sudah pensiun sebagai PNS, Jadi setiap bulan hanya mendapatkan uang pensiunan saja.

"Ibu masak apa ?" Aku duduk berkumpul dengan seluruh keluarga ku. Ku lirik Dino yang berwajah murung.

"Din kamu kenapa ??" tanyaku.

"Malas mau makan, Ibu cuma masak telur ceplok sama mie instan" Gerutunya.

"Din... jangan gitu dong, Ibu kan capek harus nyapu, Nyuci terus masak..." Ibuku membela diri.

"Tapi Kak Anies kok bisa Bu, Malah dia masak sampai empat menu lengkap dengan sambal bajak. Lah ini...bcuma pakai kecap yang diiris cabe" Dino lagi-lagi membandingkan dengan Rengganis . Seperti malam sebelumnya. Tapi apa yang dikatakan Dino sih nggak salah, Rengganis memang wanita yang rajin dan tangkas. Seluruh pekerjaan rumah ia handle semuanya.

"Sudah-sudah... Ohya Bu ... Aku punya kabar baik, Tapi .... Juga kabar buruk" Aku mengalihkan topik pembicaraan. Semua mata tertuju padaku.

"Kabar baiknya apa?" tanya Ibuku tak sabar.

"Kabar baiknya, Farhat direkomendasikan untuk menjadi Direktur utama pemasaran"

"Apa??" Dua bola mata Ibuku membeliak lebar" Yang bener Farhat??" Ibuku seolah-olah tidak percaya , Aku mengangguk dengan yakin.

"ALHAMDULILLAH..." Ibu dan Bapak kompak mengusap wajah sebagai tanda syukur.

"Kalau Mas Farhat sudah jadi direktur berarti bisa dong ngasih aku kerjaan yang enak" Yasmine menimpali dengan mata bercahaya. Aku tersenyum simpul, malas untuk menyanggupi permintaan adikku yang pemalas ini.

"Terus kabar buruk nya apa?" Bapakku penasaran juga.

"Selain aku, Mawar juga dicalonkan sebagai pengganti direktur" Aku menjelaskan dengan lemas.

"Apa?? Mawar ?? kok bisa??" Ibu lagi-lagi terkejut.

"Jadi Mas Farhat saingan sama Kak Mawar ?" Celutuk Dino.

"Waduh kok bisa jadi gini sih?? Apa nggak bisa tuh Mawar ngalah sama kamu Farhat "Seloroh Ibuku.

Aku menarik nafas berat, sebenarnya itu juga yang aku inginkan. Tapi Mawar sangat ambisius orang nya.

"Farhat ... jangan sampai kamu kalah saing sama Mawar , sebentar lagi dia akan menjadi istri mu. Kalau dia yang terpilih, otomatis kamu akan menjadi bawahan istri mu"Bapak sepemikiran dengan ku.

"Aduh jangan deh... Aku tidak mau Mawar yang menjadi direktur, Apa nggak ada jalan pintas ??" tanya Ibuku.

"Aku akan menemui CEO nya langsung Bu... karena yang menentukan adalah beliau "jawab ku mantap.

"Bagus itu... cepat kamu temui dia, Kalau perlu Pepet terus. Ohya... Apa harus ibu pakai jampi-jampi agar CEO kamu berpihak sama kamu" Ibu sangat bersemangat sekali dengan ideku.

"Kalau bisa, ya boleh aja Bu" Jawab ku senang.

Terpopuler

Comments

V3

V3

CEO ternyata yg sllu di hina di rumah nya sndri 🤣🤣

2024-06-19

0

AldoArt85

AldoArt85

Huff...ribet ya pov 1 tapi lumayan ini referensi bwat saya, thanks, thor ☝️🥵

2024-06-03

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

jadi pingin ngakak 😂😂

2023-12-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!