"Tidak sadar diri.. sombong lagi" ku dengar Yasmin bergumam.
"Apa kamu bilang ??" pekikku kuat.
"Sudah Nis sudah" Mas Farhat menyela.
"Belum Mas, Aku belum memulai apapun. Sekarang coba jelaskan, Apa maksud semua ini? hah?? dia siapa?" Ku tunjuk wajah manis yang ketakutan. Mas Farhat melirik Mawar, Lalu kembali menatap ku.
"Dia .."
"Selingkuhan mu" potong ku cepat.
"Aku akan menikahi nya Nis, Dan aku akan adil sama kamu"
Aku berdecih muak..
"Apa?? tadi kamu bilang akan menceraikan nya" Mawar bangkit seperti tak terima.
"Sayang... tenang dulu... biar aku yang selesai kan masalah ini " Farhat berusaha menenangkan perempuan itu.
"Jadi kau memang akan menceraikan ku Mas?" Aku ingin sebuah jawaban keluar dari mulut suami ku sendiri, meskipun tadi sudah ku dengar jika ia memang mengatakan akan menceraikan aku.
Mas Farhat tidak menjawab ,
"Aku beri kamu satu kali kesempatan Mas" Saat ini aku berusaha menenangkan diri sendiri meskipun sebenarnya, Hatiku hancur dan dunia ku gelap gulita.
"Tidak perlu kesempatan, Farhat!! kamu cerai kan saja dia. Ibu tidak suka menantu yang tidak tahu diri, sudah miskin, sombong!!"
Ku acuhkan kalimat Ibu mertua ku yang menikam hatiku. Aku hanya menunggu keputusan Mas Farhat. Mungkin saja pernikahan kami masih bisa diselamatkan.
"Mas..." Mawar bergelayut manja di lengan Mas Farhat, membuat lelaki itu melemparkan senyuman kepadanya. Darahku seperti mendidih, Tapi tetap aku mencoba bertahan di tempat yang sama sekali tidak ada dukungan untuk ku.
"Farhat!!" Bapak mertuaku berseru, Mas Farhat menoleh ke arah beliau" Mantapkan pilihan mu" Ucapan Bapak semakin menyisihkan diriku.
Mas Farhat bergulir menatap ku. Untuk sekian detik, Ia diam tak bergeming.
"Ayo Farhat... jangan lagi kamu mengambil keputusan yang salah dalam hidup mu" gertak Ibu Mas Farhat.
Pria yang ku cintai sebelum kejadian ini terlihat menarik nafas dalam-dalam. Ia seperti ragu, Namun anggukan kepalanya menandakan sebuah keyakinan yang dimantapkan.
"Siti Rengganis binti Muhammad, Ku ceraikan kamu dengan talak satu"
Aku merasa bumi sudah berhenti berputar saat itu juga. Telingaku berdengung penuh, ditambahi sorakan kecil dari sekutu Mawar.
Ku remas ujung dasterku yang sudah berumur sekian tahun, Kepala ku tertunduk diantara senyuman kemenangan dari pihak musuh ku.
Tapi... tawa renyah si Mawar membuat ku mengangkat kepala ku dengan tegak. Ku tandai wajahnya, Akan ku ingat semua penghinaan ini. Dan akan ku balas sepenuhnya hingga mereka semua bersujud di bawah kakiku.
"Mas "
Suaraku membuat semua menjeling ku.
"Dalam Islam, istri yang sudah diceraikan akan memiliki masa 'itdah. Dan diwajibkan agar istri mengambil masa 'itdah di rumah suaminya. Jadi aku minta ijin, Agar aku bisa tinggal disini sampai masa 'itdah ku selesai "
"Ah bilang aja mau numpang, kan nggak punya tempat tinggal " Celutuk ibu mertuaku.
"Mas... bisa jadi dia ingin mencari perhatian mu lagi, jangan di kasih Mas"Mawar menambahkan.
"Sebelum ketuk palu, Aku masih istri Mas Farhat secara hukum. Aku bisa menuntut mu atas sikap mu yang menjadi pelakor dalam rumah tangga ku"
Ucapan ku rupanya berhasil membuat Mawar ciut nyali. Melihat Mawar yang manyun, sepertinya Mas Farhat tidak akan mengijinkan ku untuk tinggal.
"Aku janji tidak akan menggangu kehidupan kalian, Dan aku tidak akan menggunakan setetes air dari rumah ini tanpa ijin. Aku juga tidak akan bicara tanpa ijin. Tidur di gudang belakang pun tak apa, Aku hanya ingin menjalankan masa 'itdah ku dengan ridho Allah Mas" Aku membujuk cepat sebelum Mas Farhat melarang ku.
Ku lihat Yasmin membisikkan sesuatu kepada Mawar dan Suami ku.
"Baiklah... Tapi ingat, Kau adalah patung bagi kami" Jawab Mas Farhat yang membuat ku tersenyum senang. Yah akan ku buat kalian semua menyesal.
"Terimakasih Mas, Namun sekali lagi. Jika aku ingin pergi kemana pun dan dengan siapa pun yang terpenting dia adalah muhrim. Maka kamu akan mengijinkan nya"
"Tapi tidak boleh memakai fasilitas kendaraan keluarga kami" timpal Ibu mertua ku.
"Iya Bu" Jawabku tegas.
"Yah aku ijin kan" Sambung Mas Farhat.
"Tapi setelah semua selesai, Kamu harus segera pergi dari rumah ini detik itu juga" Mawar menambahkan tanpa diminta. Aku hanya mengangguk, Lalu berpamitan untuk masuk ke dalam merapikan gudang. Yang akan ku gunakan sebagai tempat istirahat ku tiga bulan ke depan.
*
Usai membersihkan sedikit ruangan yang bisa untuk ku tidur dan sholat. Aku duduk melantai melepaskan lelah.
Gudang ini tak sebesar mana, Masih lebih besar kamar mandi ku di rumah pribadi ku. Namun aku harus bertahan demi tujuan balas dendam ku. Keluarga Mas Farhat dan suami ku sendiri sudah sangat keterlaluan. Semudah itu mereka menghinaku yang telah mengabdi kepada keluarga ini kurang lebih tiga tahun lamanya.
Ku Keluar kan ponsel ku yang LCD nya retak dimana-mana. Aku sengaja memakai ponsel ini karena tidak mungkin aku yang menonjol kan kesederhanaan memakai ponsel i- phone Keluaran terbaru yang seperti di pakai oleh Desi.
Setelah memastikan situasi aman di luar gudang, Aku diam-diam menghubungi Desi.
"Gimana ??" Jawab sahabat ku dari sebrang.
"Aku diceraikan"
"Apa??"
Ku jauh kan ponsel dari telinga ku, karena jeritan Desi cukup kuat.
"Kau serius ??"
"Mawar disini... mereka sudah merencanakan pernikahan yang hal itu direstui oleh mertua ku"
"Gila.... edan banget tuh cowok" Sahut Desi.
"Awalnya aku pikir mertua ku akan menjadi penyelamat rumah tangga kami, Tapi rupanya.. Aku dihina berjamaah, mereka bilang aku mandul, miskin dan sombong " Ku pejamkan mataku menahan sakit di dadaku yang bergejolak.
"Astaga jahat bener... sekarang kamu dimana?"
"Di gudang "
"Ngapain ??"
"Aku akan menjalankan masa 'itdah disini "
"Kau gila Nis... rumah mu besar, ngapain kamu tinggal di gudang. Udah cepat pergi dari tempat itu, sepuluh menit lagi aku datang menjemput mu"
"Tidak perlu... Aku punya rencana kenapa aku memilih bertahan. Mereka sudah sangat keterlaluan, Aku tidak mungkin meloloskan nya" Aku sangat yakin dengan rencana ku.
"Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Desi dari seberang.
"Kau ikuti saja alurnya dan datang lah segera jika ku panggil"
"Hemmm baiklah... Aku akan selalu senantiasa ada untukmu"
"Terimakasih Des ..."
"Sama-sama.."
Ku putuskan talian, ku tarik nafas dalam-dalam lalu ku hembuskan. Sesak di dada masih terasa, sungguh dunia ku runtuh seketika.
Entah sudah sejak kapan perselingkuhan ini terjadi. Aku tidak merasakan perubahan sikap dari Mas Farhat sendiri, Atau?? Aku yang kurang peka. Yang terlalu sibuk melakukan pekerjaan di rumah sehingga tidak perduli jika Suami ku lebih banyak menatap layar ponsel dari padi wajah lelahku ??
"Hemmmmm Mas... Aku sangat menyesalkan tindakan mu. Padahal, Hanya tinggal menunggu waktu saja. Aku sudah berencana mengangkat jabatan mu menggantikan Desi. Tapi... Kau lebih tergiur dengan wanita cantik"
Ku peluk dua lutut ku lalu ku benamkan wajahku di antaranya. Ku coba untuk menata hati di saat kerungsingan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Yuliawati Sajo
jgn pke aku,,kan bisa nis atw Rengganis
2024-08-18
0
V3
nti tuh si Farhat jdin OB ja
2024-06-19
0
Juariah Nurbaiti
wiw ada bahasa kerungsingan
2024-01-08
1