Adzan Ashar berkumandang, ku paksakan tubuh ku yang meringkuk di lantai yang hanya beralaskan kardus usang untuk bangun. Aku akan mandi dan sholat di masjid. Karena aku sudah berjanji tidak akan menggunakan air setetes pun dari rumah ini.
Aku juga berniat untuk bertemu dengan Desi. Agar dia membawa kan aku pakaian yang lebih layak untuk ku.
Aku berangkat setelah ku kirim message kepada sahabat ku itu. Namun.. Saat melewati dapur yang menyatu dengan ruang makan. Aku terserempak dengan Yasmin yang mengomel di dapur, sedangkan Dino adik bungsu Mas Farhat asyik main game saja.
Saat aku lewat, Yasmin menjeling ku.
"Mau kemana Mbak??" serunya.
"Sholat!" jawabku pendek.
"Nah untung Mbak datang, bantuin Mbak Yasmin gih. Dia dari tadi ngoceh terus sambil nyuci piring. Sampek hampir budek telinga ku" Seloroh Dino.
Ku tatap Yasmin yang serba salah kayaknya.
"Sekalian ya Kak, Aku laper pengen makan tapi tak ada satupun yang bisa ku makan Mbak. Mbak masakan mie aja ya" sambung Dino seperti biasanya yang suka nyuruh-nyuruh.
Yasmin masih bungkam ku lihat.
"Din... Mbak sudah tidak bisa melakukan itu semua" ucapku.
"Kenapa ??" Dino menautkan kedua alisnya.
"Karena Mbak sudah diceraikan oleh Abangmu"
"Apa?? masak sih?? Tapi Kok Mbak masih disini ? seharusnya Mbak kan sudah tidak tinggal disini lagi "
"Dia kan tidak punya tempat tinggal Din.. udah biar aku yang masak Mie. Wong cuma mie nggak susah kok" Timpal Yasmin dengan entengnya.
"Nah.. denger kan apa kata Yasmin " Aku benarkan saja ucapan ketus si Yasmin.
"Ya udah cepetan dong Mbak, Aku laper.." seru Dino cuek.
"Iya iya.. ngoceh aja dari tadi" cetus Yasmin. Aku senyumin aja lah, meskipun mereka menyakiti perasaan ku.
Yasmin mengambil panci kecil yang ku pakai untuk masak air jika ingin buat kopi. Ku biarkan saja meskipun itu salah bagi ku. Ia mengambil air lalu memantik api. Airnya lumayan banyak, padahal untuk masak mie cukup hanya seperlunya saja agar air cepat mendidih.
"Ngapain masih berdiri disitu ?" Tegur Yasmin padaku.
"Aku cuma ingin memperhatikan bagaimana kamu melakukan nya" Jawab ku sambil melipat tangan di dada.
"A.. ini.. gampang kan?" Yasmin terlihat gugup. Aku tersenyum miring, hati ini merasa ingin sekali membalas penghinaan yang baru saja aku dapatkan.
"Kok lama amat sih" Yasmin mulai menggerutu. Ia menengok air yang pastinya hanya panas saja.
"Masih lama ya mbak?" Dino sudah tidak sabar.
"Kalau keburu kenapa nggak beli nasi uduk aja gih" Celutuk Yasmin.
"Ah nggak dikasih uang sama Ibu, katanya nunggu gajian"
Aku diam menonton saja semua adegan itu.
"Mbak..." Dino membuat ku menoleh" Mbak punya uang nggak ??"
Aku menggeleng
"Tadi Ibu ngasih cuma 50ribu untuk belanja, Itu pun nggak cukup. Jadi untuk hari ini aku nggak belanja cabe karena cabe masih ada di kulkas" Jawabku.
Yah memang begitu lah Ibu mertuaku, gaji Suami ku ia pegang. Dan selalu ngasi uang pas-pasan sama aku untuk pergi ke pasar. Tapi sebelumnya, Aku tidak perhitungan. Setiap belanjaan kurang, Aku nombokin tanpa pengetahuan mereka tentunya. Dan mungkin saja Ibu mertuaku mengira aku pintar ngatur belanja sehingga selalu cukup-cukup saja.
"Eh Dino.. ngapain disini sayang?" Ibu mertuaku datang dan mendudukkan dirinya di kursi makan sebelah putra bungsu nya.
"Nunggu Mbak Yasmin buat mie, lama banget Bu. Minta sama Mbak Anies, nggak mau! katanya udah cerai sama Mas Farhat"
Ibu mertuaku melirik ku sesaat.
"Iya itu benar, Tapi heran juga kenapa dia tidak tahu malu banget ya? Masih mau menjalani masa 'itdah disini "
Aku diam saja meskipun hatiku terasa perih.
"Din.. Kamu perhatikan dia baik-baik ya, Tadi dia bilang tidak akan menggunakan setetes air pun dari rumah ini. Jadi kalau kamu lihat dia pakai fasilitas apapun dari rumah ini, Kamu teriakin aja dia maling"
"Separah itu Bu??" Tanya Dino.
"Dia sendiri yang mengatakan hal itu dengan sombongnya" bantah Ibu mertua ku dengan jelingan sinis padaku.
Aku menarik nafas panjang lalu memilih pergi saja, dari pada berlama-lama disana menahan sakit hati.
*
*
Usai mandi, Dan sholat di masjid. Desi datang menghampiri ku yang masih belum habis berzikir. Setelah ku tuntaskan dengan do'a, Ia pun mencolek pundakku.
"Eh.. sudah tadi??" Tanyaku.
"Baru saja, Kamu masih dzikir jadi aku tunggu"
Aku tersenyum tipis, Meskipun Desi non muslim. Tapi dia begitu menghargai kami yang muslim.
"Sudah kamu bawa semua pesanan ku?"
Desi menjawab dengan anggukan kepala sembari menunjukkan paper bag di tangan nya.
"Apa rencanamu ?"
"Besok... adakan miting, Kau umumkan kepindahan mu serta kabarkan jika ada dua kandidat yang akan menggantikan mu"
"Siapa??" Desi dengan cepat menyela.
"Mawar dan Farhat "
Desi awalnya seperti tak terima, Namun setelah menatap ku dengan begitu mendalam. Sudut bibirnya terangkat, sepertinya ia mengerti tujuan ku.
"Kau ingin menciptakan perang dingin diantara mereka ??"
Aku tersenyum sebagai jawaban.
"Kau memang pintar " pujinya.
"Itu belum apa-apa, setelah perang dingin dimulai. Secara bertahap aku akan menampakkan diri. Dan kita akan menikmati adegan mereka yang akan mengemis di bawah kakiku "
"Tapi ... sebaiknya lakukan saat sebelum ketuk palu, maksimal tinggal beberapa hari untuk menunggu keputusan hakim"
Aku mengangguk setuju.
"Apa perlu ku panggil Syakila?" Desi menyebut seorang sahabat kami yang menjadi seorang pengacara disebuah kejaksaan.
"Tidak perlu, masalah perceraian pasti akan berjalan mulus. Karena mereka akan segera menikah, Dan mereka tidak akan bisa menikah resmi sebelum aku sah diceraikan"
"Tapi... proses perceraian mu mungkin lebih cepat dibandingkan dengan masa 'itdah mu. Apa kamu akan tetap bertahan disana?"
"Semakin aku bertahan disana, semakin mereka akan menjilat ku setelah tahu siapa aku? Itu yang aku mau ... Karena mereka sudah sangat menghinaku "
Desi mengangguk mengerti..
"Des.. boleh aku minta tolong satu hal lagi??"
"Boleh..."
"Aku lapar, Sejak pulang dari pasar aku belum makan apapun "
"Astaga... kenapa kamu tidak ngomong saat di telepon ?? ya udah aku yuk kita makan diluar " Desi dengan segera mengajak ku. Tapi aku menolak, Aku ingin makan di masjid saja. Akhirnya Desi mengalah, Ia ijin keluar sebentar untuk membelikan aku makanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Romlah
"meeting"
2024-10-02
0
V3
lanjutkan
2024-06-19
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semangaaat
2023-05-06
0