Bosan

"Kau sudah datang."

Kepulangan Luna disambut oleh Zian yang sedang berkutat dengan ponselnya di ruang keluarga. Lalu pandangan Luna bergulir pada laptopnya yang ada diatas meja.

"Maaf, aku memakai laptop mu tanpa ijin. Aku melihatnya tergeletak diatas meja jadi aku meminjamnya sebentar." Zian mencoba memberi penjelasan setelah melihat tatapan Luna.

Luna menggeleng sembari tersenyum. "Tidak apa-apa. Kebetulan aku juga tidak sedang membutuhkannya. Jadi kau bisa memakainya. Oya, ini barang-barang mu dan card ini aku kembalikan padamu." Luna mengembalikan Card milik Zian lalu beranjak dari hadapannya.

"Luna," langkah Luna kembali terhenti. Lantas dia menoleh dan menatap Zian yang juga menatap padanya. "Terimakasih, maaf harus merepotkan mu." ucap Zian penuh sesal.

Gadis itu tersenyum tipis. "Bukan masalah. Sebagai sesama saling tolong-menolong adalah hal yang lumrah." Ujar Luna dengan senyum yang sama.

Zian seketika terdiam saat melihat senyum dibibir gadis itu, senyum yang sangat indah. Dan untuk sesaat dia terpanah melihatnya. Dia tetap menatap Luna yang sedang menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Dalam hatinya, Zian tak berhentinya berterimakasih pada Luna. Jika bukan karenanya, mungkin saat ini dia hanya tinggal nama.

Ponsel milik Zian tiba-tiba berdering. Bukannya menerima panggilan itu, Zian justru menolaknya lalu memblokir nomor tersebut saat ini juga.

.

.

Bosan...

Itulah yang Luna rasakan hampir setiap harinya karena tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Mau kuliah, dia sudah lulus sejak beberapa bulan yang lalu. Mau bekerja, tapi orang tuanya tak menginginkannya. Mereka lebih memilih memberinya uang setiap bulan daripada harus melihatnya bekerja dengan susah payah.

Bukannya merasa senang karena dimanjakan oleh orang tuanya. Luna justru merasa bosan dengan hidup yang dia jalani saat ini. Karena menurut dia, hidupnya datar-datar saja. Alasan Luna hidup terpisah dari kedua orang tuanya agar ia bisa hidup dengan mandiri, tapi tetap saja dia tidak bisa hidup sebebas yang dia inginkan.

Ponsel miliknya tiba-tiba berdering menandakan ada panggilan masuk. Tanpa membuang-buang waktu Luna pun segera menerima panggilan tersebut.

"Luna, aku sedang tidak enak badan. Bisakah kau menggantikan ku bekerja? Aku sudah meminta bantuan sana-sini tapi tak ada satu orang pun yang bisa aku mintai tolong. Aku tidak tega jika harus membiarkan nenek bekerja sendirian, apalagi saat ini toko bunga Kami sedang ramai. Luna, hanya kau harapanku satu-satunya. Aku tidak tahu harus meminta bantuan ke mana lagi selain padamu," seru seseorang yang menghubungi Luna.

"Bisa-bisa. Tentu saja aku bisa. Kebetulan aku juga sedang tidak sibuk dan kebosanan karena tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Okelah kalau begitu, Aku akan pergi sekarang juga."

"Huaa.. Kau memang sahabat terbaikku, Luna maaf harus merepotkan mu." ucap orang itu dengan girang.

"Santai saja. Dan sesama teman memang harus saling tolong-menolong. Kalau begitu aku siap-siap dulu." Luna sangat senang karena pada akhirnya dia memiliki kesibukan juga meskipun hanya satu hari saja. "Star Florist, i'm coming!!"

.

.

Suara denting pada ponselnya menyita perhatian Zian. Pemuda itu membuka kembali matanya yang sebelumnya tertutup rapat. Pesan dari teman-temannya. Penasaran kenapa mereka mengirimnya pesan, Zian pun segera membuka dan membacanya.

"Anak-anak 'Black Jack' mengirim surat tantangan untukmu. Akhir pekan ini mereka menantang mu untuk balap liar." kurang lebih begitulah isi pesan singkat tersebut.

Kemudian Zian mengirim pesan balasan. Dan dia meminta supaya mereka menerima tantangan itu. Kebetulan sekali, Zian juga ingin memberi pelajaran pada manusia-manusia sombong itu.

Derap langkah kaki seseorang yang datang menyita perhatiannya. Zian menoleh dan mendapati Luna tengah menuruni tangga. Gadis itu datang dengan pakaian berbeda. Terlihat lebih rapi, cantik dan anggun. Zian bangkit dari kursinya lalu mendekati Luna.

"Kau mau pergi?" tanya pemuda itu yang segera dibalas anggukan oleh Luna. "Perlu aku antar?" tawar Zian.

Gadis itu menggelengkan kepala. "Tidak usah. Aku pergi sendiri saja. Sebaiknya kau istirahat saja di rumah. Kondisimu juga belum terlalu baik," ujar Luna.

"Memangnya kau mau pergi kemana?" Zian menatap Luna penasaran.

"Bekerja. Temanku menghubungiku dan memintaku supaya mengantikan dia bekerja. Kebetulan aku juga free dan tidak ada kerjaan, di tambah lagi aku sangat bosan. Jadi aku ambil saja tawarannya." Jelas Luna menuturkan.

Sebenarnya Luna adalah putri seorang konglomerat, masih ada darah biru di dalam tubuhnya. Karena Kakek buyut Luna masih keturunan bangsawan Inggris.

Meskipun dia terlahir sebagai Putri konglomerat yang kaya raya, namun hal itu tak membuat Luna menjadi sombong. Karena Luna sadar, semua harta itu bukan miliknya melainkan milik orang tuanya.

"Ya, sudah aku pergi dulu. Kalau kau lapar ada makanan di kulkas. Kau bisa memanaskannya di microwave. Aku pergi dulu," ucap Luna dan pergi begitu saja.

Seketika Zian merasa kosong setelah Gadis itu pergi. Tak ada orang lain lagi di rumah ini selain dirinya. Mungkin keluar sebentar tidak masalah. Lagipula keadaan Zian juga sudah baik-baik saja meskipun perban belum mau beranjak dari luka-lukanya.

Zian menghentikan motor besarnya di halaman sebuah rumah yang memiliki dua lantai. Dan rumah itu adalah markas Black Phoenix.

"Zian!!" dan kedatangannya disambut oleh salah satu teman Zian yang diketahui bernama Alex. "Lega melihatmu baik-baik saja." lanjut Alex.

"Dimana yang lain?" tanya Zian.

"Max dan Cris, sedang keluar. Sedangkan Theo dan Rio ada di atap. Kau tau sendiri kan hobi gila mereka berdua. Oya, apa Max sudah memberitahumu tentang tantangan balap liar itu?" Alex menatap Zian dengan penasaran.

Zian menganggukkan kepala. "Ya, dia sudah memberitahuku. Dan aku menerima tantangan itu."

"Tapi bagaimana dengan kondisimu? Aku dengar malam itu kau tertusuk. Apakah itu benar?" tanya Alex memastikan. Ia dan yang lain memang tidak tahu jika Zian tertusuk malam itu.

Zian mengangguk membenarkan apa yang Alex tanyakan. "Ya, tapi sekarang aku sudah baik-baik saja. Kondisiku juga sudah membaik. Salah satu kenalanku yang merawatku selama beberapa hari ini dan aku juga tinggal di sana." Ujarnya.

"Seorang gadis?" Alex menatap Zian dengan pandangan menggoda. Dan kediaman Zian dia anggap sebagai jawaban. "Sudah kuduga. Semoga saja kau dan dia berjodoh, apalagi kau sudah berhutang Budi padanya. Lalu malam ini kau pulang atau~"

"Aku akan kembali ke rumah itu!!" Zian menyela ucapan Alex. "Aku tidak enak jika harus pergi begitu saja sementara dia sudah menolong dan merawatku dengan tulus. Setidaknya aku masih tau cara berterimakasih." Jelasnya.

Alex mengangguk setuju. "Ya, itu benar. Tapi mengenai luka tusuk mu itu, benar tidak apa-apa? Aku ragu, apalagi kau adalah orang yang sangat pandai menyembunyikan sesuatu." Lagi-lagi Alex menatap Zian dengan cemas.

"Sungguh, aku tidak apa-apa."

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rini Musrini

Rini Musrini

sepertinya seru ceritanya

2023-04-28

0

Puspa Trimulyani

Puspa Trimulyani

nmr siapakah itu?

2023-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 Matti Atau Hidup?!
2 Pesta Perayaan
3 Bosan
4 Perkelahian Tak Seimbang
5 Flashback
6 Siapa Yang Pengecut?!
7 Takut Cicak
8 Menjijikkan!!!
9 Mencicipinya!!
10 Ketua Geng Black Phoenix
11 Aku Bukan Jones!!
12 Geng Pembuat Onar
13 Sama-Sama Makan Nasi
14 Aku Tidak Peduli
15 Kau Terluka!!
16 Pacar Pura-Puraku
17 Kesempatan Dalam Kesempitan
18 Sangat Menggemaskan
19 Ungkapan Hati Zian
20 Kecellakaan
21 Kita Harus memberitahu Mereka
22 Dia Bukan Calon Suamiku
23 Sangat Berharap
24 Maafkan Papa
25 Memahami Dirinya
26 Kalian Salah Paham
27 Dapur Berantakan
28 Cari Matti!!
29 Terlibat Masalah
30 Aku Berhutang Padamu
31 Tidak Selera Lagi
32 Supaya Melamarmu
33 Menikahlah Dengan Luna
34 Seorang Pengecut
35 Pernikahan
36 Belum Terbiasa
37 Pengusiran Vera
38 Terimakasih, Zian
39 Bidadari Atau Tarzann
40 Sangat Beruntung
41 Kau Benar-Benar Gila
42 Kehormatan Istrinya
43 Menunggu Bintang Jatuh
44 Pecah Pertahanan Luna
45 Membereskan Kekacauan
46 Tidak Menyangka
47 Karmaa Kontan
48 Secepat Mungkin
49 Peringatan Luna
50 Hampir Celaka
51 Dia Orang Mencurigakan
52 Ingin Menundanya.
53 Bocah Kematian
54 Bocah Kurang Ajjar
55 Mereka Sudah Gila
56 Membeli Diri
57 Aneh Dan Ajaib
58 Dipermalukan
59 Aku Tidak Peduli Padanya
60 Menyerah
61 Kebahagiaan Yang Sempurna
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Matti Atau Hidup?!
2
Pesta Perayaan
3
Bosan
4
Perkelahian Tak Seimbang
5
Flashback
6
Siapa Yang Pengecut?!
7
Takut Cicak
8
Menjijikkan!!!
9
Mencicipinya!!
10
Ketua Geng Black Phoenix
11
Aku Bukan Jones!!
12
Geng Pembuat Onar
13
Sama-Sama Makan Nasi
14
Aku Tidak Peduli
15
Kau Terluka!!
16
Pacar Pura-Puraku
17
Kesempatan Dalam Kesempitan
18
Sangat Menggemaskan
19
Ungkapan Hati Zian
20
Kecellakaan
21
Kita Harus memberitahu Mereka
22
Dia Bukan Calon Suamiku
23
Sangat Berharap
24
Maafkan Papa
25
Memahami Dirinya
26
Kalian Salah Paham
27
Dapur Berantakan
28
Cari Matti!!
29
Terlibat Masalah
30
Aku Berhutang Padamu
31
Tidak Selera Lagi
32
Supaya Melamarmu
33
Menikahlah Dengan Luna
34
Seorang Pengecut
35
Pernikahan
36
Belum Terbiasa
37
Pengusiran Vera
38
Terimakasih, Zian
39
Bidadari Atau Tarzann
40
Sangat Beruntung
41
Kau Benar-Benar Gila
42
Kehormatan Istrinya
43
Menunggu Bintang Jatuh
44
Pecah Pertahanan Luna
45
Membereskan Kekacauan
46
Tidak Menyangka
47
Karmaa Kontan
48
Secepat Mungkin
49
Peringatan Luna
50
Hampir Celaka
51
Dia Orang Mencurigakan
52
Ingin Menundanya.
53
Bocah Kematian
54
Bocah Kurang Ajjar
55
Mereka Sudah Gila
56
Membeli Diri
57
Aneh Dan Ajaib
58
Dipermalukan
59
Aku Tidak Peduli Padanya
60
Menyerah
61
Kebahagiaan Yang Sempurna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!