"Apa ini? ". Tanya Clara marah.
Clara berdiri dari duduknya mengambil berkas itu dan membacanya kembali secara lantang.
"Perjanjian kontrak Satria Airlangga dan Tomo". Ucap Clara.
"Bukankah ini perjanjian kontrak antar dua perusahaaan? Tapi apa ini? ". Teriak Clara.
Clara membanting berkas itu ke meja dalam keadaan terbuka. Ia meraihnya kembali dan menunjuk-nunjuk berkas dengan tangannya.
"Pihak A yaitu Satria Airlangga melakukan kontrak kerja sama dengan pihak B yakni Tomo."
"Poin pertama : pihak A berhak mengambil keuntungan kerja sama dengan pihak B sebesar 85%.
Poin kedua : pihak A tidak ikut campur dalam pelaksanaan dan hanya pihak B saja yang bekerja.
Poin ketiga : jika salah satu pihak menolak kontrak perjanjian yang sudah tertulis akan di kenakan sanksi sebesar $ 100 juta.
Poin keempat: pihak B telah secara suka rela untuk menjodohkan putrinya yang bernama Clara Nathalia dengan Pihak A".
Suara Clara melemah setelah membaca semua berkas itu.Clara geram dan tak terima. "Saya tolak perjanjian ini".
Satria mengangguk "Poin ketiga". Kata Satria santai.
"Bukankah yang namanya kerjasama itu saling menguntungkan? Tapi kenapa disini hanya Anda yang untung dan kami dirugikan? ". Elak Clara dengan wajah yang sudah memanas.
Satria hanya tersenyum devil. "Silahkan saja jika kamu tidak mau. Dan kembalikan semua uang saya saat ini juga". Tantang Satria.
Wajah Clara nampak agak sumringah "Akan saya bayar". Ucap Clara percaya diri.
Dengan santai Satria menjawab "hanya 100 milyar". Jengah Satria.
Bola mata Clara membulat sempurna mendengar nominal yang di sebutkan Satria.
Fikiran Clara kalut. Ia bimbang hal mana yang harus ia pilih. Jika menyetujui kontrak itu, akan sangat merugikannya. Tapi jika ia tolak ia harus membayar $ 110 milyar.
"Gila! Licik sekali manusia ini".
Melihat Clara terdiam Satria merasa menang "Saya tidak punya waktu. Dengan diamnya kamu, saya anggap kamu telah menolak perjanjian ini". Ucap Satria membawa berkas itu dan kemudian bangkit dari duduknya.
Satria melenggang pergi meninggalkan Clara yang duduk mematung. Clara tersadar saat Satria hampir sampai pintu ruangan.
"Tungggu tuan, Saya setuju".
Sedikit menaikkan nada bicaranya, Clara menundukkan kepalanya.
"Bawa dia! ". Titah Satria.
Kemudian beberapa pengawal yang berbadan tinggi dan berotot masuk ruangan. Dengan polosnya Clara menatap bingung dengan kedatangan pengawal.
"Apa lagi ini?". Tanya Clara takut.
Pengawal itu mendekat "Jangan! Jangan dekati aku. Lepas!!!". Teriak Clara saat para pengawal menyeretnya keluar rungan.
Tatapan Clara menajam ketika melewati Satria Satria yang menyeringai kecil penuh kemenangan. Dengan sekuat tenaga Clara mencoba melepaskan tubuhnya dari cengkraman para pengawal, namun hasilnya nihil karena tubuh Clara jauh lebih kecil dari mereka.
***
Di Wills Coffee.
Willy yang baru sampai di kafe langsung bergegas masuk. Ia mengedarkan pandangannya berharap menemukan sosok yang dicarinya. Kaki panjangnya melangkah membawa kesana kemari dari ruangan satu ke ruangan yang lain.
Namun usahanya tidak membuahkan hasil. Persaan Willy gusar. Tadi Clara sempat menghubungi willy melalui pesan berisi kode permintaan tolong,membuat Willy cemas .
Karena Willy mengerti kode yang diterimanya adalah kode bahaya. Willy membuka ponselnya menghubungi seseorang.
"Halo!!".
"Cleo!"
"Hmm ada apa? Tumben?". Tanya seseorang di seberang telfon yang bernama Cleo sahabat dekat Willy.
"Gada waktu basa-basi bantuin gue cari seseorang". Pinta Willy panik.
"Apaan si lo. Pelan-pelan gue nggak ngerti". Teriak
Cleo.
"Manusia bodoh".
Willy geram sendiri. "Gue kirim no nya". Bentak Willy.
"Ternyata dia beneran lagi marah haha".
Cleo menerima pesan dari Willy lalu melakukan hobinya, men-stalker orang asing.
***
POV Cleo,
Cleo Marthawijaya adalah anak dari Hartono Surya Marthawijaya dan Ratna Sentoso. Ibu Cleo meninggal dunia saat Cleo berusia 13 tahun. Satu tahun kemudian ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang menurutnya asing. Yang lebih mengejutkan lagi, wanita asing itu tengah mengandung.
Cleo yang mahir mengotak-atik IT terpaksa menghentikan pekerjaan intinya demi membantu Willy.
"Gimana? Ketemu?". Tanya Willy mengejutkan Cleo.
Cleo terlonjak kaget. "Astaga Wil, nggak ngira-ngira lo". Kesal Cleo mengusap dadanya.
Cleo melanjutkan pelacakan "Tunggu! Ini. PT.Star Food?". Ucap Cleo menunjuk layar komputer.
Willy mengerutkan keningnya "Inikan perusahaan kakak gue. Lu gitu aja enggak becus,ngasal lu bantuin gue". Tuduh Willy menatap tajam Cleo.
"Kita ulang". Gumam Cleo.
"Sama?". Ucap mereka Kompak saling melemparkan pandangan.
"Jijik. Ngapain lu liatin gue kaya gitu. Naksir lu sama gue?". Celetuk Cleo ngasal.
"Idih najis banget. Kayak udah ngga ada lagi betina di dunia ini". Bantah Willy tak terima di sangka gay.
Cleo menatap Willy dalam. Namun Willy bergidik jijik melihat Cleo seperti itu "Tapi gue mau kok, Wil". Ucap Cleo mengerjapkan matanya genit.
Saat Cleo akan memeluk Willy, Willy langsung mundur menjauhi Cleo.
"Gue masih waras Leo!". Teriak Willy.
"Tapi aku mau sama kamu Willy". Suara Cleo di rubah layaknya waria.
Terjadilah kejar-kejaran di ruangan Cleo.
"Cleo! Gue tembak mulut monyong Cichild lu". Teriak Willy, tangannya memegang sebuah remot tv.
Cleo terus saja mengerjai Willy dengan memonyongkan bibirnya dan merentangkan kedua tangannya sambil mengejar Willy.
"Mamiii! Tolong Willy. Cleo jadi gorila mi!!"
"Aaaaa Mami Cleo udah gila tolong". Rengek Willy tak karuan membuat Cleo menghentikan aksinya.
Cleo tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi takut Willy. Namun Willy hanya menatap tajam Cleo setelah berhenti. Lalu kembali merapikan pakaiannya.
"Tadi lu bilang mulut gue apa?". Tanya Cleo.
"Cichild". Jawab Willy.
Cleo menatap bingung Willy. Tahu Cleo kebingungan, Willy meraih hp Cleo membuka aplikasi mbah pintar lalu mengetiknya. Muncullah foto-foto yang Willy cari menunjukannya pada Cleo.
"Bego lu!. Tapi bagus ya syeksyi".
Willy bergidik jijik melihat tingkah Cleo. "Tunggu! Kenapa dia di perusahaan kakak gue?" Tanya Willy mengalihkan pembicaraan.
"Mungkin kerja dia". Tebak Cleo.
"Ngga mungkin. Dia dari keluarga mampu".
"Pacaran kali mereka". Celetuk Cleo disambar tatapan sengit dari Willy.
"Satria masih punya si Stella".
" Ya,gue engga tahu. Kenapa ngga lu tanya aja sama kakak lu". Kata Cleo memberi saran.
"Bentar Wil, masih ada tempat lain yang dia kunjungi". Gumam Cleo lalu kembali mengotak-atik komputernya.
"Nah liat nih. Titik terkhir ada di jalan XX". Jelas Cleo.
Willy mengangguk mengerti dan menarik Cleo pergi.
***
Gambar ikan Cichlid yang Willy katakan wkwk
(foto: instagram/sekolahnesia)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Ayano
Agak gimana gitu ngebayangin ni orang ngomong sambil bikin ekspresi jijik gitu 😑😑
Ish... geregetan pen dipiting gitu 😅😅
2023-07-03
0
Ayano
Paling ngeri bagian kena denda
2023-07-03
0