Awal Mula

Di suatu kantor pencakar langit bernama PT STAR FOOD,milik seorang CEO muda yang sukses dalam dunia bisnis, bernama Satria Airlangga. Dia anak pertama dari pasangan Heri Airlangga dan Meta Wilson. Sayangnya, Meta telah meninggal dunia 10 tahun lalu karena kecelakaan. Sama halnya dengan Clara. Dibalik kesuksesannya, Satria memiliki sikap kejam dan tidak ada gurat kehangatan di setiap sisi wajahnya.

Satria berusia 27  tahun. Ia memiliki dua saudara, adik pertama bernama Willy Airlangga berusia 23 tahun dan adik keduanya bernama Mila Sandriani Airlangga yang masih berusia 10 tahun.

"Kita berhasil tuan!". Ucap seseorang dalam sambungan telfon.

"Hancurkan sehancur-hancurnya!". Titah Satria

"Baik Tuan. Sesuai keinginan anda". Sanggupnya.

Kemudian Satria memutuskan sambungan telfon sepihak. Melempar telfon itu pada meja dan merebahkan tubuhnya pada kursi kekuasaannya. Wajah tampan blasteran Indonesia-Italia itu menengadah ke arah langit-langit ruangannya. Kulit yang putih,berawakan tinggi,rahangnya yang tegas, alis yang tebal dan sorot mata yang tajam. Kesempurnaan posturnya mendominasi sifatnya yang kejam.

Suara ketukan pintu dari luar ruangan mengalihkan lamunannya.

"Masuk!".

"Ceklek!".

"Permisi Tuan".

"Katakan!". Ucapnya tanpa menoleh.

Satria pemegang kuat prinsip bahwa siapapun yng berani mengganggu privasinya, dia akan mendapat ganjaran yang sesuai. Oleh karena itu,yang ia izinkan memasuki ruangan hanya asisten pribadinya saja.

"Di bawah ada seorang gadis ingin bertemu dengan Tuan. Dia membawa kartu nama Tuan dan mengatakan telah mendapat janji temu". Ucap asisten pribadi Satria menunduk hormat.

"Saya sibuk!".

"Baik Tuan. Mohon maaf mengganggu waktu Anda". Pamitnya undur diri.

Saat asistennya baru melangkah akan pergi, kening Satria berkerut mengingat sesuatu.

"Tunggu!".

"Ya Tuan, ada yang perlu saya kerjakan?". Tanya Reno sang asisten.

"Ulangi ucapanmu tadi!"

"Di bawah ada seorang gadis ingin bertemu dengan Tuan. Dia membawa kartu nama Tuan dan mengatakan telah mendapat janji temu". Tutur Reno mengulang perkataanya.

"Siapa namanya?". Selidik Satria.

"Namanya Clara Nathalia, Tuan". Jawab Reno.

Satria nampak mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Menoleh jam tangan mahal yang melekat pada tangan kekarnya dengan santai. Terlihat cool dan sangat tampan,tetapi tidak menurut pegawai dan para musuhnya.

"Jam 14.30, di ruang meeting". Ucap Satria.

"Di ruang meeting,Tuan?" Heran Reno.

"Dia klien khusus saya. Undur semua jadwal hari ini untuk besok".

"Baik tuan. Apa ada yang perlu saya kerjakan tuan?". Tanya Reno hati-hati.

" Keluarlah. Saya sudah muak melihatmu". Usir Satria.

"Baik Tuan. Kalau begitu,saya undur diri". Pamit Reno menunduk hormat.

Setelah Reno keluar ruangan. Satria tersenyum,kemudian tertawa alhasil Reno yang mendengar suara Satria tertawa merinding dibuatnya.

"Akhirnya kita bertemu. Dan kamu takkan bisa keluar dari cengkramanku". Gumam Satria dalam hati kemudian kembali tertawa.

***

"Apa wajahku seburuk itu?". Gumam Reno bercermin di pintu kaca.

"Memang kau jelek". Ledek seseorang.

"Gue tahu walau jelek-jelek gini pasti diem-diem lu pasti naksir sama gue kan? Ngaku aja lo!". Jawab Reno tak terima di sebut jelek.

"Idih ngga kali. Lu nya aja ke pe-de-an". Ejek nya lagi.

Dia adalah Keke Melista sang sekertaris Satria. Keke teman kerja Reno setelah 8 tahun kerja di kantor Satria. Keke orang yang baik, cerdas dan kadang usil tapi hanya pada Reno dia berani berbuat seperti itu.

Dari pada badmood gara-gara Keke, Reno memilih pergi turun menemui Clara. Di depan meja resepsionis terdapat Clara yang sedang duduk di kursi tamu yang tersedia. Reno menghampiri Clara. Mendengan suara langkah kaki, Clara mendonggakkan kepalanya. Lalu berdiri saat tahu bahwa yang baru saja datang ternyata menghampirinya.

"Nona Clara"

"Iya pak. Bagaimana?". Tanya Clara.

"Maaf,untuk saat ini Tuan Satria sedang sibuk. Mohon datang kembali nanti jam 14.00 ya". Terang Reno

" Baiklah. Terimakasih pak. Saya pamit". Ucap Clara kemudian keluar dari gedung itu.

Melihat Clara menjauh, Reno hanya menggeleng kepaanya pelan.

"Hari ini orang-orang pada kenapa sih? Nggak bos ngga kliennya jutek semua dah. Bingung gue". Gumam Reno. Saat Reno membalikkan badannya, tiba-tiba...

" Dor!..." Teriak Keke mengangkat kedua tangannya layaknya mau mencakar wajah Reno.

"Setan, setan, eh setan". Latah Reno karena terkejut

Keke hanya tertawa dan segera berlari menjauhi Reno.

"Kekeeeeee!!!!......" Teriak Reno frustasi.

***

Di perjalanan pulang Clara berjalan gontai karena ia meninggalkan mobilnya. Entah kenapa ia malas sekali untuk menyetir. Sesekali ia menengok ke arah bangunan megah nan tinggi yang baru saja ia kunjungi. Setelah agak jauh Clara merasa lelah kemudian ia duduk di halte bus. Tangannya mengipas-ngipasi wajahnya yang merasa panas dan gerah.

Tanpa sengaja, ekor matanya melihat sebuah bangunan kafe megah bergaya eropa modern. Di kelilingi oleh taman yang terdapat pohon rindang. Clara berdiri berjalan mendekati bangunan itu.

"Wills Coffe?". Lirih Clara mengerutkan kedua alisnya.

"Kaya ngga asing deh namanya. Tapi lupa". Lanjut Clara mencoba mengingat.

Dengan penasaran, Clara masuk ke dalam kafe itu. Setelah masuk ke bagian dalam, Dia di buat kagum oleh desain bangunan dan segala interiornya yang ada di sana.

"Ada yang bisa saya bantu kak?". Tanya seorang pelayan menghampiri Clara.

Clara sempat terkejut menoleh ke arah samping ternyata sang pelayan sedang menunggu jawabannya. Pelayan kafe menilai penampilan Clara dari atas sampai bawah.

"Orang penampilan kayak gini mana mampu beli".

Karena saat ini Clara hanya memakai baju santai seperti kebiasaannya di rumah.

"Oh iya. Saya mau Caramel Macchiato dan Rib Eye Steak!". Pinta Clara menunjuk menu di hadapannya.

"Ini mahal loh kak?". Jelas Siska mengejek sambil menulis pesanan Clara.

"Hemm".

"Baiklah. Kakak bisa tunggu di meja no.15 tuh di pojok sana kak". Saran pelayan tak ramah

"Hemm". Clara kemudian duduk.

Pelayan pun pergi. Indra penglihatan Clara tak bosan untuk terus mengagumi bangunan itu. Clara bisa memandang bangunan-bangunan yang menjulang tinggi dari kaca jendela. Karena posisi duduknya tepat di pojok dekat jendela mengarah ke jalan raya.

Bersamaan saat pesanan Clara datang,seketika penglihatan Clara terganggu karena melihat ada seseorang yang datang ke dalam kafe tersebut memasuki ruangan VVIP. Wajahnya tampan, tubuhnya tinggi, gagah pokoknya mantep deh untuk cuci mata wkwk.

"Itu siapa ya?". Tanya Clara pada Siska yang mengantarkan pesanannya.

Siska mengalihkan pandangannya pada orang yang Clara maksud.

"Oh, itu pemilik kafe ini". Jawab pelayan semakin jutek.

"Hemm". Gumam Clara sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ada yang perlu saya bantu lagi kak?". Clara hanya menggeleng.

"Baiklah. Selamat menikmati". Ucap pelayan kemudian pergi sambil mengerlingkan matanya.

Melihat pelayan bete, pelayan 2 yang merupakan temannya terheran dengan sikapnya.

"Kamu kenapa, kok mukanya di tekuk gitu sih?".

"Cewe itu tuh, bikin kesel aja". Rengeknya

"Emangnya dia bikin onar?".

"Udah dandanan kayak gembel,pesen makanan mahal trus tanya-tanya bos kita lagi. Ih siapa yang ngga bete coba". Jelasnya yang tentunya direspon gelengan kepala oleh Nilam.

"Ya udah gapapa kamu lanjut kerja aja".

Cih

Berdecak kesal karena sang teman hanya merespon dengan santai semua ucapannya.

"Astaga!". Umpat Clara menepok jidatnya.

"Gue kan udah janji sama bapak. Aduh gimana ya?". Clara panik sendiri.

#flashback on

Bebera minggu lalu tepatnya di kantor pak Tomo.

"Vin, tolong belikan saya kopi". Ucap pak Tomo dalam sambungan telfon.

Kevin adalah adik dari Nesa,yakni mantan adik iparnya pak Tomo yang ia angkat menjadi asisten pribadi pak Tomo. Menjalankan semua perintahnya seperti saat ini membelikan satu gelas kopi hangat beserta cemilan dan makanan lainnya di sebuah kafe.

Kevin menyimpan pesanan tuannya, di meja dekat sofa di ruangan pak Tomo. Kevin pun keluar dari ruangan setelah menunduk hormat.

"Kenapa semuanya jadi serumit ini? ". Lirih pak Tomo.

Bangkit dari kursi kerja berjalan menuju sofa dan mendudukkan bokongnya pada sofa empuk. Meraih gelas kopi lalu meneguknya perlahan. Pak Tomo mengerutkan keningnya heran karena kopi yang ia minum rasanya tidak persis seperti biasanya.

"Mungkin ini hanya perasaanku saja". Ucap pak Tomo tanpa curiga. Mengembalikan gelas kopi pada tempatnya.

Semakin lama, pak Tomo merasakan ada yang aneh dalam dadanya. Jantungnya berdetak lebih cepat, nafasnya tersenggal dan kepalanya pusing. Rasa sakitnya terus bertambah. Pak Tomo kehilangan keseimbangan tubunya. Lalu,

"Bruk!! "...

Pelipis kiri pak Tomo menabrak meja kaca di hadapannya dan ia pun tersungkur ke lantai dengan darah yang keluar dari pelipisnya karena benturan yang cukup kuat.

Di luar ruangan, nampak Clara berjalan menghampiri Kevin.

"Om, bapak ada kan? ". Tanya Clara di jawab anggukan oleh Kevin.

"Ada Ra di dalem,masuk aja". Jawab Kevin. Clara mengangguk berjalan menuju pintu ruangan bapaknya.

Ceklek!!..

"Bapak!" Teriak Clara saat melihat bapaknya tergeletak tak berdaya.

Clara berlari menghampiri pak Tomo. Mencoba membangunkan pan Tomo namun sulit bagi pak Tomo membuka matanya.

"Pak..bapaaak!!!". Lirih Clara menepuk pipi pak Tomo.

" Om!..om!!!...."

"Om Kevin!...". Teriak Clara.

Mendengar teriakan Clara,dengan malas kevin menghampiri dan masuk sambil membaca berkas di tangannya. Menjawab Clara tanpa menoleh karena Clara suka membuat kerjaan tambahan untuknya.

"Apa sih Ra kamu ter-... Astaga pak Tomo!". Teriak Kevin setelah mengangkat kepalanya. Ia terkejut dengan apa yang ia lihat. Berlari secepat kilat ke arah Clara dan pak Tomo.

Kevin melihat pak Tomo tergeletak di lantai dengan darah yang keluar dari pelipisnya. Seketika mata Kevin membola sempurna menatap benda di atas meja.

"Om!! Cepet panggil ambulan! malah bengong kaya orang bego!". Teriak Clara menyadarkan Kevin.

" Iya bawel". Panik Kevin.

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Bete karena cemburu atau iri keknya

2023-05-17

0

Ayano

Ayano

Ucet..... kesannya yak 😳

2023-05-17

0

Ayano

Ayano

Itu mulut 😑😑😑

2023-05-17

0

lihat semua
Episodes
1 Hancurnya Hati Clara
2 Keinginan Clara
3 Awal Mula
4 Pertemuan
5 Setuju
6 Aku, Bukan suamimu
7 Siapa kamu
8 Clara kabur
9 Bertemu kembali
10 Clara pembunuh?
11 Siska sang kaki tangan
12 Wejangan Oma
13 akhirnya bertemu kembli
14 Willy : Maafkan aku Clara
15 Semakin terungkap
16 Entah siapa yang salah
17 Dia Anakku
18 Ke egoisan yang meluruh perlahan
19 Siapa pak Tomo itu?
20 Jangan biarkan dirimu mati di musim semi
21 Musim Semi
22 Satria insaf?
23 .
24 Nyonya di filler?
25 Psikolog
26 Psikolog 2
27 .
28 Mama
29 Maaf
30 Ternyata Sakit
31 Siapa?
32 Menyerah bukan tujuan utamaku
33 Cinta pertama?
34 Ngidam
35 what!!
36 Berulah
37 Lupa hamil
38 Lagi dan lagi
39 Papa!!
40 Hutan
41 Janji
42 Selamat Jalan, Papa
43 Cemburu
44 Bayi
45 Amara Aletta Silvara
46 Teror
47 Wanita kuat
48 Tua bangka
49 Menerima
50 Pecah Seribu
51 Amarah
52 Ternyata Cleo
53 Terhubung
54 Rencana jahat
55 Tunggu
56 Manusia topeng
57 Rencana
58 Musuh Dalam Selimut
59 Manusia picik
60 Paket2
61 Bertemu
62 Apa!
63 Teka-teki
64 Rindu?
65 Rollercoaster
66 Cinta & Benci
67 Hianat
68 ?
69 Hanya mimpi?
70 Penjelasan
71 Flashback
72 Pelaku
73 Lamaran
74 Sah!
75 Malam pernikahan
76 Mau Hamil
77 Kampus
78 Maaf
79 Sayang
80 Bau
81 hamil
82 Sandra
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Hancurnya Hati Clara
2
Keinginan Clara
3
Awal Mula
4
Pertemuan
5
Setuju
6
Aku, Bukan suamimu
7
Siapa kamu
8
Clara kabur
9
Bertemu kembali
10
Clara pembunuh?
11
Siska sang kaki tangan
12
Wejangan Oma
13
akhirnya bertemu kembli
14
Willy : Maafkan aku Clara
15
Semakin terungkap
16
Entah siapa yang salah
17
Dia Anakku
18
Ke egoisan yang meluruh perlahan
19
Siapa pak Tomo itu?
20
Jangan biarkan dirimu mati di musim semi
21
Musim Semi
22
Satria insaf?
23
.
24
Nyonya di filler?
25
Psikolog
26
Psikolog 2
27
.
28
Mama
29
Maaf
30
Ternyata Sakit
31
Siapa?
32
Menyerah bukan tujuan utamaku
33
Cinta pertama?
34
Ngidam
35
what!!
36
Berulah
37
Lupa hamil
38
Lagi dan lagi
39
Papa!!
40
Hutan
41
Janji
42
Selamat Jalan, Papa
43
Cemburu
44
Bayi
45
Amara Aletta Silvara
46
Teror
47
Wanita kuat
48
Tua bangka
49
Menerima
50
Pecah Seribu
51
Amarah
52
Ternyata Cleo
53
Terhubung
54
Rencana jahat
55
Tunggu
56
Manusia topeng
57
Rencana
58
Musuh Dalam Selimut
59
Manusia picik
60
Paket2
61
Bertemu
62
Apa!
63
Teka-teki
64
Rindu?
65
Rollercoaster
66
Cinta & Benci
67
Hianat
68
?
69
Hanya mimpi?
70
Penjelasan
71
Flashback
72
Pelaku
73
Lamaran
74
Sah!
75
Malam pernikahan
76
Mau Hamil
77
Kampus
78
Maaf
79
Sayang
80
Bau
81
hamil
82
Sandra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!