3

Saat film usai Tasya berdiri membelakangi Doni. Raya dan Galih serba salah apa yang akan di lakukan Tasya pada mereka. Galih pun tak menyangka jika Doni akan menonton juga hari ini. Galih dan Raya masih duduk saling berpandangan sementara Tasya hanya diam. Tangannya sudah mencengkram tali tas slempangnya.

Dan saat Doni bangkit dari duduknya di ikuti oleh perempuan di sampingnya saat itu juga Tasya membalikkan badannya menghadap ke arah Doni. Doni terdiam melihat Tasya di hadapannya. Sementara Perempuan yang berada di sampingnya dengan riang menyapa Tasya seolah tak memiliki salah padanya atau berpura-pura tak tau apa-apa.

"Kak Tasya,, Hai... Wah ga nyangka ya ketemu di sini." Sapa perempuan tersebut.

"Lika!" Panggil Raya bangkit dari duduknya.

"Eh, ada lu juga Ray. Ih, tau gitu kita gabung tadi. Kok ga ngeh ada kalian sih ya." Perempuan yang bersama Doni ternyata Lika sahabat baik Raya.

Doni dan Tasya masih saling berpandangan. Dan itu semua tak luput dari pandangan Galih. Galih tau tau apa yang akan di lakukan Tasya pada Doni. Galih pasrah apapun yang akan Tasya lakukan pada Doni.

"Kak, ayo." Panggil Raya pada Tasya.

Tanpa menjawab Tasya bergerak dan melangkahkan kakinya mengikuti langkah Raya karena tangannya di tarik oleh Raya. Setengah perjalanan Tasya menghentikan langkahnya dan kembali berbalik ke arah Doni.

"Kita putus." Ucap Tasya singkat.

"Sya.."

"Putus? Apa maksud Kak Tasya?" Lika.

"Tanyakan saja pada kekasih hatimu itu." Galih.

"Yang, apa ini maksdunya?" Lika.

Tanpa ingin tau apa yang akan terjadi diantara Lika dan Doni mereka bertiga pun terus melanjutkan langkah mereka menuju luar studio. Tasya terus mengatur nafasnya menahan emosi yang menggebu-gebu di dadanya.

"Kak, Maaf." Raya.

"Kalian ga salah. Justru Kakak sangat berterima kasih pada kalian karena sudah mengajak Kakak menonton. Andai saja Kakak menolak ikut Kakak tidak akan pernah tau seperti apa Doni." Tasya.

"Sya, Gw..."

"Lu santai aja Gal. Gw tau Lu udah berkali-kali ingetin gw tentang ini. Sorry ya Gal, gw ga pernah denger lu." Tasya.

Raya memeluk Tasya erat dan Tasya pun membalas pelukannya. Galih menepuk bahu sahabatnya memberi isyarat jika Tasya tidak sendiri. Setelah sedikit bersedih-sedih mereka pun memutuskan pergi ke tempat bermain untuk sekedar menghibur Tasya yang mereka tau ini tak akan mudah.

☆☆☆☆

Satu bulan berlalu tak mudah bagi Tasya melupakan Doni begitu saja. Lika yang baru mengetahui jika Doni adalah kekasih Tasya pun merasa tak enak pada Tasya. Rasa bersalahnya selalu ada kala melihat Tasya walau Tasya berkali-kali mengatakan jika dirinya telah memaafkannya.

Bukan hanya pada Tasya pada Raya pun Lika terus saja meminta maaf. Lika pun telah memutuskan hubungannya dengan Doni. Karena Lika sadar jika Doni hanya memanfaatkannya saja dan tak berniat serius. Doni terus berusaha meminta maaf pada Tasya dan berniat untuk kembali pada Tasya namun akses untuk menemui Tasya begitu sulit.

Di rumah semua orang rumah melarangnya untuk bertemu Tasya begitupun di kantor Tasya. Tasya begitu sulit di temui dengan alasan kesibukannya. Tasya pun selalu di antar jemput oleh Galih dan Raya.

Hari ini hari dimana Raya melaksanakan wisuda sarjananya. Tasya pun telah memiliki ijin untuk tidak masuk kerja hari ini. Doni dengan penuh kepercayaannya berjalan masuk menuju salah satu bank swasta dimana Tasya bekerja. Kali ini Doni akan berpura-pura sebagai nasabah yang bermasalah dengan begitu Tasya akan berhadapan dengannya.

Namun, sialnya bukanlah Tasya yang menghadapinya melainkan teman Tasya yang lainnya. Doni pun mengurungkan niatnya dan pergi begitu saja dari sana. Saat di luar Doni memberanikan diri bertanya pada satpam mengenai petugas di dalam.

"Maaf Pak, petugas CS nya ganti ya?" Doni.

"Iya Pak. Untuk hari ini saja. Karena Mba Tasya ada keperluan." Satpam.

"Kalo boleh tau keperluan apa ya?" Doni.

"Wah, saya kurang tau Mas. Saya hanya tau hari ini Mba Tasya di gantikan oleh yang lainnya karena berhalangan." Satpam.

"Owh! Terima kasih Pak. Nanti biar saya kembali lagi saja." Doni.

"Iya silahkan Mas." Satpam.

Doni pun mencoba menghubungi Galih untuk menanyakan keberadaan Tasya namun beberapa kali panggilannya tak mendapatkan jawaban dari Doni. Setelah itu Doni mendapat notifikasi pesan dari Galih yang mengatakan jika dirinya tengah menghadiri acara penting dan tidak bisa mengangkat telfon.

Tak putus asa Doni pun mencoba lagi untuk mendatangi rumah Tasya. Doni memarkirkan mobilnya di depan rumah Tasya kemudian dirinya masuk dan mengetuk pintu perlahan. Setelah beberapa kali keluar Bibi yang bekerja di rumah Tasya.

"Cari siapa Mas?" Bibi.

"Tasya ada?" Doni.

"Owh! Mba Tasya pergi Mas. Ada pesan?" Bibi.

"Bibi baru ya?" Doni.

"Hah! Iya. Kok Mas nya tau?" Bibi.

"Karena saya baru melihat Bibi." Doni.

"Iya, saya menggantikan Bibi sebelumnya yang harus pulang karena orang tuanya sakit." Bibi.

"Owh! Klo begitu saya permisi Bi. Nanti biar saya datang lagi saja." Pamit Doni.

"Iya Mas." Bibi.

Doni pun berjalan lunglai ke arah dimana mobilnya di parkir. Bibi pun melanjutkan pekerjaannya kembali. Doni cukup lama duduk di dalam mobilnya dan hanya memperhatikan rumah Tasya berharap Tasya akan datang menemuinya.

Sementara di tempat wisuda semua bergembira menyambut hari bahagia Raya. Raya berhasil menyabet gelar dokternya dengan nilai terbaik. Setelah acara wisuda mereka melanjutkan acara di salah satu restoran yang telah di pesan oleh Galih sebelumnya.

Hari ini Galih meminang Raya memanfaatkan momen berkumpulnya mereka. Tasya pun mengijinkan Raya dan Galih untuk menikah lebih dulu daripada ya karena Tasya tak ingin menghalangi kisah Galih dan Raya.

"Nak Tasya, yakin dengan ikhlas jika Raya melangkahi Nak Tasya?" Tanya Ayah Galih.

"Yakin Om. Saya ingin yang terbaik untuk mereka. Dan saya berpesan pada Galih agar menjaga Raya dengan baik. Sayangi dia seperti kami menyayanginya." Tasya.

"Terima kasih Nak Tasya atas kelapangan hatinya mengijinkan Raya melangkahi Nak Tasya. Sebagai pelangkah apa yang Nak Tasya inginkan?" Ayah Galih.

"Tidak ada Om. Akak tetapi jika itu menjadi suatu keharusan saya menyerahkan sepenuhnya pada Galih dan Raya. Saya tidak ingin memberatkan mereka berdua. Seikhlasnya mereka saja Om." Tasya.

"Kalo begitu apa yang akan kalian berikan pada Nak Tasya, nak Galih dan Nak Raya.

"Sebelumnya saya pribadi selaku sahabat dan calon suami dari adik Tasya sangat berterima kasih pada kedua orang tua Tasya yang mau menerima saya dan kepada Tasya juga saya sangat berterima kasih karena telah memberi ijin saya melangkahimu." Galih.

"Sebagai pelangkahnya kami memberikan ini untuk Kak Tasya."

Raya memberikan satu kotak besar kepada Tasya yang berisikan tanda pelangkah untuk nya.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Daffa

Daffa

Doni sebagai pria tak punya malu..

2023-05-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!