"Aishhh!" Noah merasa terganggu.
Ia dan Irene sedang bertengkar, tapi pelayan malah datang dan mengganggu. Bahkan, dia memanggil Irene.
Dengan gerakan yang sangat cepat, Noah segera membuka pintu kamar, lalu menghadapi pelayan itu dengan marah.
Ketika dilihat, ternyata orang itu bukanlah pelayan. Dia manajer di hotel tersebut.
"Ada apa? Kenapa kau menganggu kami?" tanyanya dengan sinis pada manajer pria yang mengenakan seragam berwarna hitam.
Di samping pelayan, ada seorang pria yang begitu tampan dan wangi sedang berdiri sambil menatap Noah dengan tajam. Dia memasukan tangannya ke dalam saku celana dan terus menatap Noah dari atas hingga ke bawah.
"Maaf menganggu, Tuan! Apa di dalam ada Nona Irene?" tanya manajer untuk kedua kalinya.
Sesuai dengan apa yang manajer dan Carlos lihat di rekaman CCTV tadi, Irene datang ke hotel itu dan masuk ke kamar Noah.
"Siapa?" tanya Irene sambil berjalan keluar. Ia merasa terpanggil karena orang itu sudah dua kali memanggil namanya.
Baru saja melangkah satu langkah ke depan pintu, tiba-tiba Irene terkejut ketika melihat siapa yang datang.
"Eh ... Anda?"
Ternyata, yang datang adalah suami yang baru menikah dengannya.
"Sedang apa Anda di sini, Tuan?" tanya Irene dengan gugup.
Walau Irene dan Carlos tidak saling mengenal dan tidak ada ikatan perasaan, tapi tadi siang mereka sudah mengucap janji suci pernikahan di depan semua orang. Suka atau tidak, Irene dan Carlos sudah resmi menjadi pasangan suami istri di mata hukum dan di mata semua orang.
"Ayo, pulang!" Tiba-tiba Carlos menarik tangan Irene dengan kuat hingga wanita itu tersungkur ke dalam pelukannya. "Mama menyuruhmu pulang. Semua orang sedang menunggu kita untuk makan malam."
"Eh, apa yang kau lakukan? Dia ini kekasihku? Kau jangan coba-coba untuk menyentuhnya!" Noah tidak terima. Ia menarik tangan Irene agar tidak bersentuhan dengan pria asing itu.
"Eitsss!" Carlos segera memeluk pinggang wanita itu dengan satu tangan hingga Noah tidak berhasil membawanya.
Melihat hal itu, manajer yang bersama Carlos mulai paham. Ia segera pergi meninggalkan tempat itu.
"Brengsek!"
BRUK!!!
"Ah!" Carlos mundur ke belakang.
Pria di depannya tiba-tiba memaki dan meninju wajahnya dengan keras. Darah segar pun keluar dari sudut bibirnya yang robek.
Noah mendekati Carlos dengan marah. Ia berteriak, "Kau tidak sopan, ya! Datang ke kamar orang sebarangan, lalu memeluk kekasihku seenaknya! Kau pantas mati!"
Noah belum puas. Ia kembali mengangkat tangannya dan bersiap menghajar Carlos lagi.
"Aku tidak akan membiarkanmu pulang dengan selamat!"
Sebelum itu terjadi, tiba-tiba Irene menghentikan. Ia menjerit dan berdiri di depan Carlos untuk menghalangi pukulan Noah.
"Apa yang kau lakukan? Sudah, hentikan!"
"Hah??? I-Irene ... kau lebih membelanya daripada aku, kekasihmu sendiri?"
Noah benar-benar tidak menyangka, wanita yang sudah berpacaran dengannya selama satu tahun itu ternyata lebih membela pria tampan yang tadi memeluknya.
"Apa kau suka dipeluk oleh pria lain, hah? Dasar wanita murahan!" cibir Noah sambil menurunkan tangannya ke bawah.
Sebelumnya, Noah sudah marah pada Irene. Sekarang, dia lebih marah lagi karena pria lain telah menggodanya.
Bukannya kapok, Carlos malah memeluk Irene dari belakang. Ia mencium bibir wanita itu tanpa rasa malu sedikitpun. Darah dari bibirnya pun menempel di dagu Irene. Hal itu membuat Noah geram dan merasa direndahkan.
Irene dicium oleh pria lain di depan matanya sendiri. Sebagai seorang kekasih, di mana harga diri Noah? Dia benar-benar sudah dilecehkan orang mereka berdua.
"Bedebah!"
Bruk!!!
Carlos kembali dipukul.
Noah membabi buta menghajar Carlos tanpa ada perlawanan.
Carlos begitu pasrah dihajar dan ditendang oleh Noah. Bahkan dia menikmati dianiaya oleh orang lain.
Irene pun sampai tidak bisa menghentikan hal itu. Ia segera pergi ke bawah dan memanggil petugas keamanan.
"Haha! Ayo, hajar aku terus. Hajar terus sampai kau puas!" Carlos berbaring di lantai sambil tersenyum.
Wajahnya sudah babak-belur, darah dan lebam sudah nampak di wajah putihnya. Noah menduduki tubuh Carlos sambil mengangkat tangan.
"Kau hanya bermodalkan tampang saja. Wajah tampan tidaklah cukup untuk bertahan hidup di dunia yang keras ini!" oceh Noah yang kurang puas dengan sikap pasrah Carlos.
Inginnya, mereka bertarung satu lawan satu. Nanti akan terlihat siapa yang lebih kuat dan unggul dalam bertarung. Kalau hanya pasrah seperti ini, Noah terlihat seperti orang jahat yang sedang menganiaya orang lemah.
Prittt! Prittt! Prittt!
Petugas keamanan dan manajer yang tadi keluar dari lift bersama Irene. Mereka berlari menghampiri Carlos sambil berteriak.
"Hey! Apa yang kau lakukan? Cepat lepaskan Tuan Muda Carlos!"
"Eh!" Noah mendengar orang itu berbicara. Dia segera ditarik kasar oleh petugas keamanan, lalu kedua tangannya diborgol ke belakang.
Tindakan yang tiba-tiba itu membuat Noah terkejut. Ia pun diseret ke samping oleh petugas keamanan.
"Tuan! Anda tidak apa-apa, kan?" tanya manager itu dengan panik. Ia segera meminta Irene untuk menelepon ambulan.
"Ah, ya ... aku tidak apa-apa! Kau jangan khawatir," ringis Carlos, mencoba untuk bagun. Tapi sepertinya dia tidak kuat.
Carlos kembali berbaring di lantai sambil memejamkan mata. Napasnya terengah karena lelah.
Entah mengapa, Carlos begitu puas dengan kesakitan yang dia rasakan di sekujur tubuhnya. Perasaan kecewa dan hancur yang dia rasakan di dalam hatinya, kini mulai menghilang. Nasib buruk yang menimpanya—mencintai seorang transgender—benar-benar telah membuat hidupnya hancur. Kisah cintanya itu menjadi pengalaman terburuk dalam hidupnya.
"Sebentar lagi, ambulan akan datang!" ucap Irene dengan panik. Ia menghampiri Carlos dan melihat pria itu.
"Ikut denganku ke kantor polisi. Kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu yang telah menganiaya Tuan Muda Carlos!" ucap petugas keamanan sambil menyeret Noah.
Tentu saja, Noah tidak terima diperlakukan tidak adil seperti itu oleh pihak hotel. Pikirnya, yang menjadi tamu di hotel itu adalah dirinya, tamu yang seharusnya diagungkan oleh semua pegawai di sana adalah dirinya, bukan orang lain.
"Lepas!" Noah tidak ingin diseret. Dia pun tidak ingin diborgol dan diperlakukan sebagai seorang pencuri.
"Sebenarnya, tamu kalian ini siapa? Aku atau dia?" tanya Noah dengan lantang.
"Akulah yang harus kalian bela, bukannya dia," tunjuk Noah pada Carlos, "pengganggu!"
"Maaf, asal Anda tahu saja! Pria yang kau hajar itu merupakan pemilik dari hotel ini! Tuan Muda Carlos adalah satu-satunya pemilik hotel Jingga yang ada di Kota A!"
"Apa? Pe-pemilik hotel?" Noah hampir mati karena terkejut.
Dulu, saat usianya baru 18 tahun, Carlos berhasil menyelesaikan tantangan dari keluarga. Ia menjadi pemimpin muda yang hebat di perusahaan ayahnya setelah lulus SMA. Hotel Jingga langsung diberikan oleh ayahnya sebagai hadiah sebelum Carlos pergi ke luar negeri untuk melanjutkan kuliah.
"Iya!" jawab manajer sambil bangkit berdiri, lalu menghampiri Noah. "Selain itu, Nona Irene adalah istrinya. Mereka baru menikah tadi siang!"
"Apa? Me-menikah? Ja-jadi, pria ini yang menikah denganmu?" tanya Noah pada Irene.
"Kenapa Anda membawa istri orang ke kamar?" tanya manajer itu yang ikut jengkel dengan kelakuan Noah.
Dia hanya terdiam. Noah tidak berkata apa-apa lagi setelah mengetahui semua itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments