Masa Lalu

Halo halo guys,, balik lagi nih ^_^

Kemarin ngk up, soalnya lagi kurang sehat. Ngk bisa ngehalu. hehe

.

.

.

***

Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus.

Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah-hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Saat orang lain

bahagia menatap hujan, kamu justru merasa sedih melihat keluar jendela.

@TereLiye

.

.

.

Selamat membaca guys..

jangan lupa menyimpan kenangan yah berupa jempol dan komentar.

Aku Padamu.. ^^

.

.

.

* * *

Sebuah kamar yang luas, dipenuhi dengan dekorasi yang sangat mengagumkan. Mata yang memandangnya sesaat akan jatuh hati. Dinding yang penuh dengan lukisan air terjun. Terdapat sofa berwarna putih dan sebuah meja.

Langit-langit kamar dihias sesuai dengan warna langit, yaitu warna biru dipadukan dengan warna putih sehingga terlihat seperti langit.

Sebuah tempat tidur king size yang berantakan dengan selimut berwarna hijau tosca favorit Nazeera. Terdapat pula sebuah kamar mandi, lemari dan meja rias yang dipenuhi dengan berbagai alat make up.

Terlihat Nazeera yang berdiri termenung di pinggiran balkom kamarnya menikmati tetesan air hujan sambil merentangkan kedua tangannya. Ia mengingat semua kenangan pahit manis saat bersama sang mantan. Mungkin saat ini sedang menangis, akan tetapi tetesan air hujan menyambar di wajah sehingga tak terlihat menangis.

* * *

Tujuh tahun yang lalu.....

Nazeera adalah seorang gadis yang dikenal dengan keceriannya dan gaya bahasa yang ceplas-ceplos. Tidak membeda-bedakan teman. Berbaur dengan siapa saja. Termasuk kakak tingkat kelasnya. Dia juga banyak mengenal seniornya melalui kegiatan sekolah. Nazeera mempunyai banyak sekali bakat dalam bidang olahraga, seni, dan juga tentunya dalam bidang mata pelajaran.

Para lelaki yang melihat Nazeera akan jatuh hati saat melihatnya. Banyak diantaranya yang mencoba mendekatinya. Namun dia masih cuek-cuek saja, karena masih menunggu cinta pertama.

Jatuh cinta pada pandangan pertama adalah hal yang wajar. Lewat cinta, manusia dapat memiliki petualangan tersendiri dalam hidupnya. Tuhan memberikan pada kita dua kaki untuk berjalan, dua telinga untuk mendengar, dua mata untuk melihat, dan dua tangan untuk memegang. Tapi, hanya memberikan sekeping hati untuk kita. Itu karena sekeping lainnya milik seseorang yang harus kita cari.

Cinta memang hal yang abstrak dan sulit dilukiskan lewat untaian kata. Ia hanya dapat dirasakan seakan terasa sangat bahagia dan jantung berdebar. Tak dapat dipegang, dilihat, dicium maupun didengar. 

Setiap orang pernah memiliki perasaan cinta atau setidaknya pernah jatuh cinta. Cinta merupakan salah satu hal terindah yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia.

Cinta yang positif ataupun negatif tergantung dari siapa pemilik cinta dan bagaimana cara menjalankannya.

* * *

Nazeera bertemu dengan pria itu saat akan ditabrak. Pria tersebut baru saja keluar di supermarket lewat. Matanya tak sengaja melihat Nazeera yang berjalan dengan sedikit melamun dan tak memperhatikan langkahnya. Nazeera telah masuk ke tengah jalan. Sebuah mobil yang akan melintas membunyikan suara klekson. Namun, Nazeera masih belum mendengarnya.

Melihat dan memastika hal buruk akan terjadi, Pria tersebut berlari dan mendorong tubuh Nazeera ke trotoar yang hampir saja tertabrak.

Nazeera kanget dengan apa yang terjadi, membuatnya jatuh pingsan. Dengan wajah panik pria tersebut menahan taksi untuk menuju Rumah Sakit. Setelah mobil tiba, Dia menggendong Nazeera masuk untuk kedalam mobil.

Didalam mobil, kepala Nazeera ditaruh ke pahanya sebagai bantal. Ia melihat wajah Nazeera yang memang pucat dan kembali ia memegang kening Nazeera, ternyata memang suhunya sedang tidak normal. Ditatap wajah Nazeera yang sedang terbaring. Ada rasa khawatir yang ia rasakan. Lamunanya terhenti saat sopir bertanya,

"Den, ini si Mbaknya kenapa?"

"Saya juga kurang tau Pak. Saat lagi nolongin, tiba-tiba pingsan. ini sepertinya lagi sakit Pak. Dia demam." Ucapnya sambil memeriksa kembali suhu badan Nazeera. Kemudian menahan tubuh Nazeera dengan dekat pinggang Nazeera agar tak jatuh dari kursi kemudi. Pandangannya dialihkan keluar jendela.

"Ohh gitu yah Den." Ucap sopir tetap fokus menyetir.

Hening seketika, hanyut dalam lamunan masing-masing. Tiba-tiba suara seorang wanita yang mengalihakan pandangan Pria tersebut.

"Ma...jangan tinggalin Zee." Rengek Nazeera dengan mata masih terpejam. Ia memegang tangan lelaki itu sambil menangis.

jadi namanya Zee? Dia ngigau. Batinnya.

Pria tersebut membalas genggaman Nazeera

"Iya. Aku ngk bakal ninggalin kamu." Ucapnya sambil mengusap pucuk kepala Nazeera agar tetap tetap tenang.

"Den, sudah sampai." Ucap sopir mengehentikan lamunannya.

Menatap ke arah jendela, "Yasudah. Bapak tolong bantu aku."

Dengan sigap sang sopir membantu sampai beberapa perawat datang memberikat pertolongan dan membawanya ke dalam ruangan UGD.

"Pak, ini uangnya. Terimakasih ya Pak."

"Sama-sama Den, saya pamit dulu." Ujar sopir sambil membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.

Melihat sopir seperti itu, ia hanya tersenyum dan membalas dengan anggukan ringan.

* * *

Dia kembali kedalam ruangan, ada beberapa perawat yang menangani Nazeera dan satu orang dokter.

"Dok, bagaimana keadaannya?" Tanyanya saat dokter telah usai memeriksa.

"Dia hanya demam biasa. Saya sudah memberinya obat. Nanti kalau dia sudah sadar, panggil kami. Ysudah kalau begitu, saya permisi dulu." Kata Dokter sembari berlalu pergi dengan beberapa perawat.

Kini hanya tinggal berdua didalam sebuah kamar rumah Sakit. Jam telah menunjukkan pukul 2 siang. Dia sebenarnya ingin pergi namun tak tega untuk meninggalkannya seorang diri dalam keadaan seperti ini.

Dia menghampiri Nazeera dan memeriksa kembali suhu tubuh mungil Nazeera.

"Rupanya demamnya sudah turun, sebaiknya istrahat disini saja." Gumamnya seraya mengangkat tangannya diatas kepala Nazeera dan berjalan kearah sofa yang berada didalam kamar pasien.

Sesaat akan duduk disofa, terdengar suara ketukan pintu.

Tok Tok Tok

Dia berjalan dan membuka pintu.

ceklek

"Permisi, mohon untuk mengisi formulir pendaftaran pasien." Ucap perawat sopan.

"Maaf Sus, saya tidak mengenalnya. Saya hanya menolongnya dan membawa kerumah sakit ini. Tunggu saja setelah dia sadar yah Sus?"

"Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap perawat sambil membungkukkan badan sopan.

Setelah perawat itu pergi, Dia menutup pintu dan kembali ke sofa. Belum sampai ke sofa, dia teringat akan sesuatu. Dia memeriksa saku celana dan mengambil handphone.

"Saya dimana?" Tanya Nazeera yang berusaha untuk duduk.

Pria tersebut menoleh ke empunya suara. Dia menyimpan kembali Handphone setelah mengirim pesan ke dalam saku celananya dan berjalan menuju tempat tidur Nazeera.

"Kamu sudah sadar?" Ucap Lelaki itu dengan lembut.

Nazeera melihat lelaki tersebut tanpa berkedip. Seorang laki-laki dengan memakai Jaz almamater sekolah.Tampan. Sepertinya dia dari Sekolah SMA Binamu. Batin Nazeera

"Belum. Aku belum sadar. Makanya saya sudah bisa bicara. Kamu siapa?" Jawab Nazeera ketus menutupi kegugupannya saat telah duduk.

Aduh. kena sambel deh gw. Sudah sakit masih saja celoteh bagaimana kalo sehat walafiat? Batin Lelaki tersebut dengan alis terangkat.

"Saya yang telah nolongin kamu. Sepertinya sudah sehat. Saya akan panggilkan dokter sebelum saya pulang. Yasudah kamu istrahat saja, Zee." Ucap lelaki itu lalu berjalan menuju pintu.

"Tunggu, dari mana kamu tau namaku? katanya kamu yang nolongin tapi kamu kok tau namaku? Muka peramal juga bukan." Tanya Nazeera dengan nada penasaran.

Pria itu berbalik melihat kearah Nazeera.

"Tadi kamu ngigo nyebutin nama kamu. Yasudah aku panggil nama kamu saja. Masa iya kamu mau saya panggil Alien." Ucap lelaki tersebut melanjutkan langkahnya menuju pintu.

Nazeera melihat nama di jaz sekolah lelaki tersebut, "Hey, Maha Abbah?"

Langkahnya terhenti, lalu menoleh dan tersenyum.

"Akhyar. Namaku Akhyar Mahabba." Balas Akhyar.

"Iya-iya. Nama Maha Abbah juga ngak ada bedanya dengan Mahabbah".

Akhyar hanya menanggapinya dengan senyum.

Nazeera baru menyadari lokasinya membuatnya meneteskan air mata.

"Aku mau pulang." Ucap Nazeera dengan air mata berlinang dipipi.

Hikz hikz hikz

Akhyar mengerukan keningnya melihat Nazeera menangis. Sepertinya kesirupan. Tapi kok ngak teriak-teriak. Batinnya

"Aku akan panggil dokter dulu." Ucap Akhyar

Hikz Hikz Hikz

"Aku mau pulang." Ucap Nazeera mengulang Kembali dengan suara sedikit meninggi dari yang pertama. Suara tangis Nazeera makin kencang.

Akyar begidik ngeri, waduh kesirupan beneran batinnya panik ingin keluar. Namun belum sempat membuka pintu, suara Nazeraa menghentikannya kembali.

"Aku mau pulang." Ucap Nazeera memohon

Akhyar kembali mendekati Nazeera.

"Kenapa kamu ingin pulang? kamu masih sakit. Kamu hubungi keluarga mu. Saya akan pulang setelah ini."

"..." Tidak ada balasan Nazeraa yang tangisnya tengah mereda.

"Kenapa? kamu tidak membawa hp mu?" Tanya Akhyar melirik saku celana Nazeera.

"Berikan nomor keluargamu, biar saya saja yang menghubunginya. Pasti kamu hafal-kan?" Kata Akhyar seraya menggenggam sebuah handphone.

Nazeera senyum-senyum sendiri memberikan nomor. Setelah selesai mengetik Akhyar ingin memanggil Dokter.

Dasar cewek Aneh. Minta nomor malah senyum-senyum sendiri. Tadi aja ketas ketus. Batin Akhyar saat menyimpan nomor yang diberikan oleh Nazeera

"Ysudah. Saya keluar dulu memanggil dokter". ucap Akhyar berlalu pergi.

Saat kepergiannya Nazeera cekikikan sendiri. Namun masih terdengar di telinga Akhyar.

"Cocok banget dimasukin Kerumah Penampung orang gila." Gumamnya menuju keruangan perawat.

Ketika keluar dari ruangan perawat. Dia menghubungi nomor yang telah diberikan oleh Nazeera.

"Nomor yang Anda tuju sedang selingkuh. cobalah beberapa saat lagi." Kata dibalik handpone.

"Lah, ini bukannya lagi sedang selingkuh atau gue yang salah dengar yah? NSP nya kok gini amat. Emang demen selingkuh apa." Komentar Akhyar saat melirik handphone nya.

Akhyar mematikan panggilan dan menelfon sekali lagi karena panggilan pertama belum mendapat respon.

"Kesana kemari membawa alamat, Namun yang kutemui bukan dirimu.

Sayang yang kuterima alamat palsu."

Akhyar kembali melihat Handphone nya.

"Pake acara alamat palsu aja." Omel Akhyar. Saat akan mematikan, terdengar kata 'halo'.

"Halo. Dengan Anggota ojol. selamat sore ada yang dapat kami bantu?"

Akhyar kembali meletakkan hp nya di telinga, "Iya Pak. Maaf menganggu. Apakah bapak mengenal Zee?".

"Zee siapa Pak? Iklan susu Zee yah? disini udah pada besar Pak. Sudah ngk cocok dengan masa pertumbuhan kami".

Akhyar melirik hp nya, Astagaaaaaaaaa. Pantesan aja senyam senyum rupanya lagi dikerjain. Cocok banget nih alamat palsu. Batin Akhyar dengan raut wajah kesal.

Tanpa menjawab Akhyar langsung mematikan panggilannya.

"Buang-buang pulsa saja." Gerutunya kembali.

***

Dokter baru saja keluar dari Kamar Nazeera. Akhyar masuk ke ruangan dimana Nazeera dirawat. Dia berniat untuk bertanya mengapa nomor salah yang diberikan adalah nomor ojol. Tetapi tidak jadi menanyakannya. Dia hanya meminta pamit untuk pulang karena menurutnya hanya akan buang-buang waktu saja.

"Saya ingin pamit. Kamu hubungi saja keluargamu melalui perawat. Saya yakin mereka pasti khawatir. Sekarang sudah hampir magrib saya balik dulu." Kata Akhyar yang melihat Nazeera tengah berbaring dengan mata sembab.

Belum sempat Nazeera menjawab sudah ada ketukan pintu.

Tok Tok Tok

Akhyar berjalan membuka pintu.

Ceklek

"Maaf menganggu. Mohon untuk mengurus Administrasi pendaftaran sekaligus pembayaran Tuan." Ucap perawa sambil memberika sebuah kertas dan pulpen.

"Baik." Balas Akhyar kemudian mengambil kertas dan pulpen dari Perawat.

Akhyar kembali mendekati tempat tidur Nazeera. Dia memberikan kertas dan pulpen.

"Isi ini. Biar saya yang bayar Administrasinya." Ucap Akhyar lembut.

Nazeera mendengar kelembutan Akhyar membuatnya semakin gugup. Ditambah lagi dengan ketampanannya akan membuat kaum hawa terpukau.

Tidak ada jawaban apapun dari Nazeera. Dia fokus mengisi pendaftaran pasien. Akhyar hanya sibuk memainkan benda kecil di tangannya.

Setelah selesai, Nazeera memberikan kertas dan pulpen ke Akhyar. Lelaki itu membaca kertas yang diberikan oleh Nazeera.

"Jadi namamu Nazeera Qeeirah?" Tanya Akhyar.

"Bukan, Namaku tuyul dan bakyul." Balas Nazeera dengan ketus menutupi kembali kegugupannya.

"Ysudah, kalau begitu saya panggil kamu suster ngesot." Ucap Akhyar

"Kenapa kamu panggil saya dengan suter ngesot?" Tanya Nazeera.

"Masa iya saya panggil tuyul, emang ada tuyul cewek?" Balas Akhyar.

"Kalau begitu, kamu saja tuyulnya. Biar sekalian aku yang jaga lilin." Ujar Nazeera

"Lah, kenapa jadi saya?" Tanya Akhyar.

"Kan ngk ada tuyul cewek, kamu kan cowok. Yasudah kamu aja tuyulnya aku yang jaga lilin. Kalau ada tuyul kan ada lilin." Cerocos Nazeera membuat Akhyar tak berkutik karena malas berdebat.

"Saya akan pulang sekalian menyerahkan ini di depan." Kata Akhyar memperlihatkan selembar kertas di tangannya lalu berjalan keluar ruangan.

Belum sempat menekan gagang pintu, Nazeera kembali berbicara, "Aku mau pulang. Kata dokter Saya sudah bisa pulang."

"Ysudh. Saya kedepan dulu." Ucap Akhyar

Nazeera yang langsung akrab dan berceloteh dengan siapa saja, termasuk Akhyar. Saat Akhyar pergi, jantung Nazeera kembali berdebar.

Tiba-tiba pikirannya kembali teringat mengapa dia pergi tanpa membawa sesuatu. Dia menangis dalam diam hingga sesegukan.

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangannya.

"Kamu kenapa?" Ucap Akhyar sambil menutup pintu.

"Sebentar lagi Kamu akan pulang." Sambung Akhyar dengan menatap heran Nazeera.

Wanita itu mendengar kata pulang langsung sigap untuk duduk memperlihatkan dirinya bahwa dia sehat.

Belum sempat Nazeera menjawab ketukan pintu kembali berbunyi.

Tok Tok Tok

Pintu terbuka dan seorang laki-laki masuk langsung berjabat tangan oleh Akhyar. Pria itu datang untuk menjemput temannya yaitu Akhyar. Pria itu menatap seorang wanita yang tengah duduk. Akhyar menceritakan tentang Nazeera. Setelah menceritakannya, Perawat datang untuk menemui Nazeera dan melepaskan sesuatu dipunggung tangannya.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Akhyar melirik Nazeera dan berniat untuk mengantar Nazeera.

Di dalam mobil, Akhyar kembali bertanya mengapa wanita itu ingin pulang lebih awal dan tidak berniat menghubungi keluarganya.

Naeera menceritakan sekilas tentang dirinya. Dia bercerita bahwa ibunya sedang sakit keras di sebuah rumah sakit. Itu yang membuatnya trauma saat datang ke sana. Nazeera awalnya hanya ingin jalan-jalan, karena suntuk dirumah. Entah dorongan apa yang membuat niatnya untuk menceritakan kisah hidupnya.

Saat tiba di depan rumah, sesuai dengan alamat yang ditujukan oleh Nazeera, pria itu pamit. Nazeera mengganti uang administrasi rumah sakit. Akhyar menerima uang tersebut karena terpaksa, padahal sudah ikhlas.

Bersambung...

.

.

.

Jangan lupa dukungan berupa jempol, Komentar dan votenya yah.

"Aku padamu☺☺😊😊"

Semangat membaca.

Natizen : Semangat apanya. Orang penasaran isi Novelnya. Tapi ngk Up dua hari.

Author : Sabar kali

Natizen : Ngk ada Pak sabar di kali. yang ada sampah banyak di kali.

Author : Yang ada kali-kali di perumsan matematika.

Natizen : Yudah, terserah lu dah Thor. yang jelas gw nungguin tuh Up nya😊

Author : Oce.. Doain moga cehat celalu yah naticeeeeen. cupaya bica up

😂😂😂😂😂😂😂😂

😆😆😆

Terpopuler

Comments

Kiki Sulandari

Kiki Sulandari

Nazeera,kamu sudsh ditolong jadi jutek,sih...🤭🤭🤭

2021-11-20

0

🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹

🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹

menarik

2021-01-27

0

LALA

LALA

kamu lucu ya....thor...

ceritamu bikin ngakak& menghibur...
cuma....mak nyebut nama tokohnya...yg susah...hehe

bagus& lanjutkan....semangat💪💪💪👍👍👍💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋

2021-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Air Mata
2 Masa Lalu
3 Masa Lalu 2
4 Tamu
5 Jalan
6 Mengamen
7 Hari yang melelahkan
8 Tank Jaya
9 2 Pekan Lagi
10 Beban
11 Ide Konyol
12 Es Krim
13 Karena Gitar
14 Restoran Barongki
15 Sekuat Karang
16 Pengganggu
17 Curi Kesempatan
18 Halo
19 Berusaha Tegar
20 Bertemu Ayu
21 Live di Cafe
22 Begadang
23 Menyebalkan
24 Tumbal
25 Pingsan
26 Pertengkaran
27 Ocehan Jaya
28 Rencana
29 Pengakuan Jaya
30 Pelukan
31 Cinderella Kesasar
32 Keluarga Setan
33 Aku Membencimu
34 Maya
35 Takdir
36 Buaya Mesum
37 Ketakutan
38 Iklan
39 Menahan Malu
40 Rumah Baru Amma
41 Panas
42 Korban
43 Ketemuan
44 Ajak Aku Hijrah
45 Mall
46 Berhenti
47 Tabrak Lari
48 Penyesalan dan Kekesalan
49 Golongan Darah
50 Sidang Dedi
51 Nikah Yuk!
52 Sayang
53 Syarat
54 Keadaan Mitha
55 Kedatangan Miko
56 Ancaman Nazeera
57 Penghulu
58 Pergi
59 Ditinggal Setelah Nikah
60 Tak Terima
61 Telah Ditemukan
62 Pemakaman
63 Rumah Sakit
64 Box
65 Berhasil
66 Siapa Wanita Itu?
67 Konspirasi
68 Mangga
69 BAB 69 DITINGGAL NIKAH
70 BAB 70 DITINGGAL NIKAH
71 Ditinggal Nikah (DN)
72 Ditinggal Nikah (DN)
73 Ditinggal Nikah (DN)
74 Ditinggal Nikah (DN)
75 Ditinggal Nikah (DN)
76 Ditinggal Nikah (DN)
77 Ditinggal Nikah (DN)
78 Ditinggal Nikah (DN)
79 BAAB 79 DITINGGAL NIKAH
80 BAB 80 DITINGGAL NIKAH
81 BAB 81 DITINGGAL NIKAH
82 BAB 82 DITINGGAL NIKAH
83 BAB 83 DITINGGAL NIKAH
84 BAB 84 DITINGGAL NIKAH
85 BAB 85 DITINGGAL NIKAH
86 BAB 86 DITINGGAL NIKAH
87 BAB 87 DITINGGAL NIKAH
88 BAB 88 DITINGGAL NIKAH
89 BAB 89 DITINGGAL NIKAH
90 BAB 90 DITINGGAL NIKAH
91 BAB 91 DITINGGAL NIKAH
92 BAB 92 DITINGGAL NIKAH
93 BAB 93 DITINGGAL NIKAH
94 BAB 94 DITINGGAL NIKAH
95 BAB 95 DITINGGAL NIKAH
96 BAB 96 DITINGGAL NIKAH
97 BAB 97 DITINGGAL NIKAH
98 BAB 98 DITINGGAL NIKAH
99 Hai
100 BAB 99 Ditinggal Nikah
101 Bab 100 Ditinggal Nikah "Hutan"
102 Bab 101 Ditinggal Nikah "Kebenaran"
103 Bab 102 Ditinggal Nikah "Merenungi Kesalahan"
104 MiThamar
105 Keras Kepala
106 Tangga
107 Menjenguk
108 Rumah Sakit
109 Kesedihan Mitha
110 Kemarahan Miko
111 Surat Perjanjian
112 Harus Dapat
113 Diskusi
114 Kebenaran
115 Penjelasan Tuan Juventus
116 Menyusul Jaya
117 Perasaan Dedi
118 Pertemuan
119 Atap Rumah Sakit
120 Oh Robin
121 Bonus Update
122 Keadaan di lift
123 Penyesalan Jaya
124 Cemburu
125 Tuan Juventus
126 Belasungkawa
127 Patah Hati
128 Kembali Ke Tanah Air
129 Nasib Dedi
130 Lamaran
131 Malam yang Melow
132 Ternyata
133 Salah Paham
134 Tamar oh Tamar
135 Jaya, Jaya
136 Ajakan ke Bandara
137 Keusilan Jaya
138 Perpisahan
139 Rencana Jaya
140 Restoran
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Air Mata
2
Masa Lalu
3
Masa Lalu 2
4
Tamu
5
Jalan
6
Mengamen
7
Hari yang melelahkan
8
Tank Jaya
9
2 Pekan Lagi
10
Beban
11
Ide Konyol
12
Es Krim
13
Karena Gitar
14
Restoran Barongki
15
Sekuat Karang
16
Pengganggu
17
Curi Kesempatan
18
Halo
19
Berusaha Tegar
20
Bertemu Ayu
21
Live di Cafe
22
Begadang
23
Menyebalkan
24
Tumbal
25
Pingsan
26
Pertengkaran
27
Ocehan Jaya
28
Rencana
29
Pengakuan Jaya
30
Pelukan
31
Cinderella Kesasar
32
Keluarga Setan
33
Aku Membencimu
34
Maya
35
Takdir
36
Buaya Mesum
37
Ketakutan
38
Iklan
39
Menahan Malu
40
Rumah Baru Amma
41
Panas
42
Korban
43
Ketemuan
44
Ajak Aku Hijrah
45
Mall
46
Berhenti
47
Tabrak Lari
48
Penyesalan dan Kekesalan
49
Golongan Darah
50
Sidang Dedi
51
Nikah Yuk!
52
Sayang
53
Syarat
54
Keadaan Mitha
55
Kedatangan Miko
56
Ancaman Nazeera
57
Penghulu
58
Pergi
59
Ditinggal Setelah Nikah
60
Tak Terima
61
Telah Ditemukan
62
Pemakaman
63
Rumah Sakit
64
Box
65
Berhasil
66
Siapa Wanita Itu?
67
Konspirasi
68
Mangga
69
BAB 69 DITINGGAL NIKAH
70
BAB 70 DITINGGAL NIKAH
71
Ditinggal Nikah (DN)
72
Ditinggal Nikah (DN)
73
Ditinggal Nikah (DN)
74
Ditinggal Nikah (DN)
75
Ditinggal Nikah (DN)
76
Ditinggal Nikah (DN)
77
Ditinggal Nikah (DN)
78
Ditinggal Nikah (DN)
79
BAAB 79 DITINGGAL NIKAH
80
BAB 80 DITINGGAL NIKAH
81
BAB 81 DITINGGAL NIKAH
82
BAB 82 DITINGGAL NIKAH
83
BAB 83 DITINGGAL NIKAH
84
BAB 84 DITINGGAL NIKAH
85
BAB 85 DITINGGAL NIKAH
86
BAB 86 DITINGGAL NIKAH
87
BAB 87 DITINGGAL NIKAH
88
BAB 88 DITINGGAL NIKAH
89
BAB 89 DITINGGAL NIKAH
90
BAB 90 DITINGGAL NIKAH
91
BAB 91 DITINGGAL NIKAH
92
BAB 92 DITINGGAL NIKAH
93
BAB 93 DITINGGAL NIKAH
94
BAB 94 DITINGGAL NIKAH
95
BAB 95 DITINGGAL NIKAH
96
BAB 96 DITINGGAL NIKAH
97
BAB 97 DITINGGAL NIKAH
98
BAB 98 DITINGGAL NIKAH
99
Hai
100
BAB 99 Ditinggal Nikah
101
Bab 100 Ditinggal Nikah "Hutan"
102
Bab 101 Ditinggal Nikah "Kebenaran"
103
Bab 102 Ditinggal Nikah "Merenungi Kesalahan"
104
MiThamar
105
Keras Kepala
106
Tangga
107
Menjenguk
108
Rumah Sakit
109
Kesedihan Mitha
110
Kemarahan Miko
111
Surat Perjanjian
112
Harus Dapat
113
Diskusi
114
Kebenaran
115
Penjelasan Tuan Juventus
116
Menyusul Jaya
117
Perasaan Dedi
118
Pertemuan
119
Atap Rumah Sakit
120
Oh Robin
121
Bonus Update
122
Keadaan di lift
123
Penyesalan Jaya
124
Cemburu
125
Tuan Juventus
126
Belasungkawa
127
Patah Hati
128
Kembali Ke Tanah Air
129
Nasib Dedi
130
Lamaran
131
Malam yang Melow
132
Ternyata
133
Salah Paham
134
Tamar oh Tamar
135
Jaya, Jaya
136
Ajakan ke Bandara
137
Keusilan Jaya
138
Perpisahan
139
Rencana Jaya
140
Restoran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!