Halo halo guys,, balik lagi nih ^_^
Kemarin ngk up, soalnya lagi kurang sehat. Ngk bisa ngehalu. hehe
.
.
.
***
Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus.
Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah-hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu. Saat orang lain
bahagia menatap hujan, kamu justru merasa sedih melihat keluar jendela.
@TereLiye
.
.
.
Selamat membaca guys..
jangan lupa menyimpan kenangan yah berupa jempol dan komentar.
Aku Padamu.. ^^
.
.
.
* * *
Sebuah kamar yang luas, dipenuhi dengan dekorasi yang sangat mengagumkan. Mata yang memandangnya sesaat akan jatuh hati. Dinding yang penuh dengan lukisan air terjun. Terdapat sofa berwarna putih dan sebuah meja.
Langit-langit kamar dihias sesuai dengan warna langit, yaitu warna biru dipadukan dengan warna putih sehingga terlihat seperti langit.
Sebuah tempat tidur king size yang berantakan dengan selimut berwarna hijau tosca favorit Nazeera. Terdapat pula sebuah kamar mandi, lemari dan meja rias yang dipenuhi dengan berbagai alat make up.
Terlihat Nazeera yang berdiri termenung di pinggiran balkom kamarnya menikmati tetesan air hujan sambil merentangkan kedua tangannya. Ia mengingat semua kenangan pahit manis saat bersama sang mantan. Mungkin saat ini sedang menangis, akan tetapi tetesan air hujan menyambar di wajah sehingga tak terlihat menangis.
* * *
Tujuh tahun yang lalu.....
Nazeera adalah seorang gadis yang dikenal dengan keceriannya dan gaya bahasa yang ceplas-ceplos. Tidak membeda-bedakan teman. Berbaur dengan siapa saja. Termasuk kakak tingkat kelasnya. Dia juga banyak mengenal seniornya melalui kegiatan sekolah. Nazeera mempunyai banyak sekali bakat dalam bidang olahraga, seni, dan juga tentunya dalam bidang mata pelajaran.
Para lelaki yang melihat Nazeera akan jatuh hati saat melihatnya. Banyak diantaranya yang mencoba mendekatinya. Namun dia masih cuek-cuek saja, karena masih menunggu cinta pertama.
Jatuh cinta pada pandangan pertama adalah hal yang wajar. Lewat cinta, manusia dapat memiliki petualangan tersendiri dalam hidupnya. Tuhan memberikan pada kita dua kaki untuk berjalan, dua telinga untuk mendengar, dua mata untuk melihat, dan dua tangan untuk memegang. Tapi, hanya memberikan sekeping hati untuk kita. Itu karena sekeping lainnya milik seseorang yang harus kita cari.
Cinta memang hal yang abstrak dan sulit dilukiskan lewat untaian kata. Ia hanya dapat dirasakan seakan terasa sangat bahagia dan jantung berdebar. Tak dapat dipegang, dilihat, dicium maupun didengar.
Setiap orang pernah memiliki perasaan cinta atau setidaknya pernah jatuh cinta. Cinta merupakan salah satu hal terindah yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia.
Cinta yang positif ataupun negatif tergantung dari siapa pemilik cinta dan bagaimana cara menjalankannya.
* * *
Nazeera bertemu dengan pria itu saat akan ditabrak. Pria tersebut baru saja keluar di supermarket lewat. Matanya tak sengaja melihat Nazeera yang berjalan dengan sedikit melamun dan tak memperhatikan langkahnya. Nazeera telah masuk ke tengah jalan. Sebuah mobil yang akan melintas membunyikan suara klekson. Namun, Nazeera masih belum mendengarnya.
Melihat dan memastika hal buruk akan terjadi, Pria tersebut berlari dan mendorong tubuh Nazeera ke trotoar yang hampir saja tertabrak.
Nazeera kanget dengan apa yang terjadi, membuatnya jatuh pingsan. Dengan wajah panik pria tersebut menahan taksi untuk menuju Rumah Sakit. Setelah mobil tiba, Dia menggendong Nazeera masuk untuk kedalam mobil.
Didalam mobil, kepala Nazeera ditaruh ke pahanya sebagai bantal. Ia melihat wajah Nazeera yang memang pucat dan kembali ia memegang kening Nazeera, ternyata memang suhunya sedang tidak normal. Ditatap wajah Nazeera yang sedang terbaring. Ada rasa khawatir yang ia rasakan. Lamunanya terhenti saat sopir bertanya,
"Den, ini si Mbaknya kenapa?"
"Saya juga kurang tau Pak. Saat lagi nolongin, tiba-tiba pingsan. ini sepertinya lagi sakit Pak. Dia demam." Ucapnya sambil memeriksa kembali suhu badan Nazeera. Kemudian menahan tubuh Nazeera dengan dekat pinggang Nazeera agar tak jatuh dari kursi kemudi. Pandangannya dialihkan keluar jendela.
"Ohh gitu yah Den." Ucap sopir tetap fokus menyetir.
Hening seketika, hanyut dalam lamunan masing-masing. Tiba-tiba suara seorang wanita yang mengalihakan pandangan Pria tersebut.
"Ma...jangan tinggalin Zee." Rengek Nazeera dengan mata masih terpejam. Ia memegang tangan lelaki itu sambil menangis.
jadi namanya Zee? Dia ngigau. Batinnya.
Pria tersebut membalas genggaman Nazeera
"Iya. Aku ngk bakal ninggalin kamu." Ucapnya sambil mengusap pucuk kepala Nazeera agar tetap tetap tenang.
"Den, sudah sampai." Ucap sopir mengehentikan lamunannya.
Menatap ke arah jendela, "Yasudah. Bapak tolong bantu aku."
Dengan sigap sang sopir membantu sampai beberapa perawat datang memberikat pertolongan dan membawanya ke dalam ruangan UGD.
"Pak, ini uangnya. Terimakasih ya Pak."
"Sama-sama Den, saya pamit dulu." Ujar sopir sambil membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.
Melihat sopir seperti itu, ia hanya tersenyum dan membalas dengan anggukan ringan.
* * *
Dia kembali kedalam ruangan, ada beberapa perawat yang menangani Nazeera dan satu orang dokter.
"Dok, bagaimana keadaannya?" Tanyanya saat dokter telah usai memeriksa.
"Dia hanya demam biasa. Saya sudah memberinya obat. Nanti kalau dia sudah sadar, panggil kami. Ysudah kalau begitu, saya permisi dulu." Kata Dokter sembari berlalu pergi dengan beberapa perawat.
Kini hanya tinggal berdua didalam sebuah kamar rumah Sakit. Jam telah menunjukkan pukul 2 siang. Dia sebenarnya ingin pergi namun tak tega untuk meninggalkannya seorang diri dalam keadaan seperti ini.
Dia menghampiri Nazeera dan memeriksa kembali suhu tubuh mungil Nazeera.
"Rupanya demamnya sudah turun, sebaiknya istrahat disini saja." Gumamnya seraya mengangkat tangannya diatas kepala Nazeera dan berjalan kearah sofa yang berada didalam kamar pasien.
Sesaat akan duduk disofa, terdengar suara ketukan pintu.
Tok Tok Tok
Dia berjalan dan membuka pintu.
ceklek
"Permisi, mohon untuk mengisi formulir pendaftaran pasien." Ucap perawat sopan.
"Maaf Sus, saya tidak mengenalnya. Saya hanya menolongnya dan membawa kerumah sakit ini. Tunggu saja setelah dia sadar yah Sus?"
"Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap perawat sambil membungkukkan badan sopan.
Setelah perawat itu pergi, Dia menutup pintu dan kembali ke sofa. Belum sampai ke sofa, dia teringat akan sesuatu. Dia memeriksa saku celana dan mengambil handphone.
"Saya dimana?" Tanya Nazeera yang berusaha untuk duduk.
Pria tersebut menoleh ke empunya suara. Dia menyimpan kembali Handphone setelah mengirim pesan ke dalam saku celananya dan berjalan menuju tempat tidur Nazeera.
"Kamu sudah sadar?" Ucap Lelaki itu dengan lembut.
Nazeera melihat lelaki tersebut tanpa berkedip. Seorang laki-laki dengan memakai Jaz almamater sekolah.Tampan. Sepertinya dia dari Sekolah SMA Binamu. Batin Nazeera
"Belum. Aku belum sadar. Makanya saya sudah bisa bicara. Kamu siapa?" Jawab Nazeera ketus menutupi kegugupannya saat telah duduk.
Aduh. kena sambel deh gw. Sudah sakit masih saja celoteh bagaimana kalo sehat walafiat? Batin Lelaki tersebut dengan alis terangkat.
"Saya yang telah nolongin kamu. Sepertinya sudah sehat. Saya akan panggilkan dokter sebelum saya pulang. Yasudah kamu istrahat saja, Zee." Ucap lelaki itu lalu berjalan menuju pintu.
"Tunggu, dari mana kamu tau namaku? katanya kamu yang nolongin tapi kamu kok tau namaku? Muka peramal juga bukan." Tanya Nazeera dengan nada penasaran.
Pria itu berbalik melihat kearah Nazeera.
"Tadi kamu ngigo nyebutin nama kamu. Yasudah aku panggil nama kamu saja. Masa iya kamu mau saya panggil Alien." Ucap lelaki tersebut melanjutkan langkahnya menuju pintu.
Nazeera melihat nama di jaz sekolah lelaki tersebut, "Hey, Maha Abbah?"
Langkahnya terhenti, lalu menoleh dan tersenyum.
"Akhyar. Namaku Akhyar Mahabba." Balas Akhyar.
"Iya-iya. Nama Maha Abbah juga ngak ada bedanya dengan Mahabbah".
Akhyar hanya menanggapinya dengan senyum.
Nazeera baru menyadari lokasinya membuatnya meneteskan air mata.
"Aku mau pulang." Ucap Nazeera dengan air mata berlinang dipipi.
Hikz hikz hikz
Akhyar mengerukan keningnya melihat Nazeera menangis. Sepertinya kesirupan. Tapi kok ngak teriak-teriak. Batinnya
"Aku akan panggil dokter dulu." Ucap Akhyar
Hikz Hikz Hikz
"Aku mau pulang." Ucap Nazeera mengulang Kembali dengan suara sedikit meninggi dari yang pertama. Suara tangis Nazeera makin kencang.
Akyar begidik ngeri, waduh kesirupan beneran batinnya panik ingin keluar. Namun belum sempat membuka pintu, suara Nazeraa menghentikannya kembali.
"Aku mau pulang." Ucap Nazeera memohon
Akhyar kembali mendekati Nazeera.
"Kenapa kamu ingin pulang? kamu masih sakit. Kamu hubungi keluarga mu. Saya akan pulang setelah ini."
"..." Tidak ada balasan Nazeraa yang tangisnya tengah mereda.
"Kenapa? kamu tidak membawa hp mu?" Tanya Akhyar melirik saku celana Nazeera.
"Berikan nomor keluargamu, biar saya saja yang menghubunginya. Pasti kamu hafal-kan?" Kata Akhyar seraya menggenggam sebuah handphone.
Nazeera senyum-senyum sendiri memberikan nomor. Setelah selesai mengetik Akhyar ingin memanggil Dokter.
Dasar cewek Aneh. Minta nomor malah senyum-senyum sendiri. Tadi aja ketas ketus. Batin Akhyar saat menyimpan nomor yang diberikan oleh Nazeera
"Ysudah. Saya keluar dulu memanggil dokter". ucap Akhyar berlalu pergi.
Saat kepergiannya Nazeera cekikikan sendiri. Namun masih terdengar di telinga Akhyar.
"Cocok banget dimasukin Kerumah Penampung orang gila." Gumamnya menuju keruangan perawat.
Ketika keluar dari ruangan perawat. Dia menghubungi nomor yang telah diberikan oleh Nazeera.
"Nomor yang Anda tuju sedang selingkuh. cobalah beberapa saat lagi." Kata dibalik handpone.
"Lah, ini bukannya lagi sedang selingkuh atau gue yang salah dengar yah? NSP nya kok gini amat. Emang demen selingkuh apa." Komentar Akhyar saat melirik handphone nya.
Akhyar mematikan panggilan dan menelfon sekali lagi karena panggilan pertama belum mendapat respon.
"Kesana kemari membawa alamat, Namun yang kutemui bukan dirimu.
Sayang yang kuterima alamat palsu."
Akhyar kembali melihat Handphone nya.
"Pake acara alamat palsu aja." Omel Akhyar. Saat akan mematikan, terdengar kata 'halo'.
"Halo. Dengan Anggota ojol. selamat sore ada yang dapat kami bantu?"
Akhyar kembali meletakkan hp nya di telinga, "Iya Pak. Maaf menganggu. Apakah bapak mengenal Zee?".
"Zee siapa Pak? Iklan susu Zee yah? disini udah pada besar Pak. Sudah ngk cocok dengan masa pertumbuhan kami".
Akhyar melirik hp nya, Astagaaaaaaaaa. Pantesan aja senyam senyum rupanya lagi dikerjain. Cocok banget nih alamat palsu. Batin Akhyar dengan raut wajah kesal.
Tanpa menjawab Akhyar langsung mematikan panggilannya.
"Buang-buang pulsa saja." Gerutunya kembali.
***
Dokter baru saja keluar dari Kamar Nazeera. Akhyar masuk ke ruangan dimana Nazeera dirawat. Dia berniat untuk bertanya mengapa nomor salah yang diberikan adalah nomor ojol. Tetapi tidak jadi menanyakannya. Dia hanya meminta pamit untuk pulang karena menurutnya hanya akan buang-buang waktu saja.
"Saya ingin pamit. Kamu hubungi saja keluargamu melalui perawat. Saya yakin mereka pasti khawatir. Sekarang sudah hampir magrib saya balik dulu." Kata Akhyar yang melihat Nazeera tengah berbaring dengan mata sembab.
Belum sempat Nazeera menjawab sudah ada ketukan pintu.
Tok Tok Tok
Akhyar berjalan membuka pintu.
Ceklek
"Maaf menganggu. Mohon untuk mengurus Administrasi pendaftaran sekaligus pembayaran Tuan." Ucap perawa sambil memberika sebuah kertas dan pulpen.
"Baik." Balas Akhyar kemudian mengambil kertas dan pulpen dari Perawat.
Akhyar kembali mendekati tempat tidur Nazeera. Dia memberikan kertas dan pulpen.
"Isi ini. Biar saya yang bayar Administrasinya." Ucap Akhyar lembut.
Nazeera mendengar kelembutan Akhyar membuatnya semakin gugup. Ditambah lagi dengan ketampanannya akan membuat kaum hawa terpukau.
Tidak ada jawaban apapun dari Nazeera. Dia fokus mengisi pendaftaran pasien. Akhyar hanya sibuk memainkan benda kecil di tangannya.
Setelah selesai, Nazeera memberikan kertas dan pulpen ke Akhyar. Lelaki itu membaca kertas yang diberikan oleh Nazeera.
"Jadi namamu Nazeera Qeeirah?" Tanya Akhyar.
"Bukan, Namaku tuyul dan bakyul." Balas Nazeera dengan ketus menutupi kembali kegugupannya.
"Ysudah, kalau begitu saya panggil kamu suster ngesot." Ucap Akhyar
"Kenapa kamu panggil saya dengan suter ngesot?" Tanya Nazeera.
"Masa iya saya panggil tuyul, emang ada tuyul cewek?" Balas Akhyar.
"Kalau begitu, kamu saja tuyulnya. Biar sekalian aku yang jaga lilin." Ujar Nazeera
"Lah, kenapa jadi saya?" Tanya Akhyar.
"Kan ngk ada tuyul cewek, kamu kan cowok. Yasudah kamu aja tuyulnya aku yang jaga lilin. Kalau ada tuyul kan ada lilin." Cerocos Nazeera membuat Akhyar tak berkutik karena malas berdebat.
"Saya akan pulang sekalian menyerahkan ini di depan." Kata Akhyar memperlihatkan selembar kertas di tangannya lalu berjalan keluar ruangan.
Belum sempat menekan gagang pintu, Nazeera kembali berbicara, "Aku mau pulang. Kata dokter Saya sudah bisa pulang."
"Ysudh. Saya kedepan dulu." Ucap Akhyar
Nazeera yang langsung akrab dan berceloteh dengan siapa saja, termasuk Akhyar. Saat Akhyar pergi, jantung Nazeera kembali berdebar.
Tiba-tiba pikirannya kembali teringat mengapa dia pergi tanpa membawa sesuatu. Dia menangis dalam diam hingga sesegukan.
Suara pintu terbuka mengalihkan pandangannya.
"Kamu kenapa?" Ucap Akhyar sambil menutup pintu.
"Sebentar lagi Kamu akan pulang." Sambung Akhyar dengan menatap heran Nazeera.
Wanita itu mendengar kata pulang langsung sigap untuk duduk memperlihatkan dirinya bahwa dia sehat.
Belum sempat Nazeera menjawab ketukan pintu kembali berbunyi.
Tok Tok Tok
Pintu terbuka dan seorang laki-laki masuk langsung berjabat tangan oleh Akhyar. Pria itu datang untuk menjemput temannya yaitu Akhyar. Pria itu menatap seorang wanita yang tengah duduk. Akhyar menceritakan tentang Nazeera. Setelah menceritakannya, Perawat datang untuk menemui Nazeera dan melepaskan sesuatu dipunggung tangannya.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Akhyar melirik Nazeera dan berniat untuk mengantar Nazeera.
Di dalam mobil, Akhyar kembali bertanya mengapa wanita itu ingin pulang lebih awal dan tidak berniat menghubungi keluarganya.
Naeera menceritakan sekilas tentang dirinya. Dia bercerita bahwa ibunya sedang sakit keras di sebuah rumah sakit. Itu yang membuatnya trauma saat datang ke sana. Nazeera awalnya hanya ingin jalan-jalan, karena suntuk dirumah. Entah dorongan apa yang membuat niatnya untuk menceritakan kisah hidupnya.
Saat tiba di depan rumah, sesuai dengan alamat yang ditujukan oleh Nazeera, pria itu pamit. Nazeera mengganti uang administrasi rumah sakit. Akhyar menerima uang tersebut karena terpaksa, padahal sudah ikhlas.
Bersambung...
.
.
.
Jangan lupa dukungan berupa jempol, Komentar dan votenya yah.
"Aku padamu☺☺😊😊"
Semangat membaca.
Natizen : Semangat apanya. Orang penasaran isi Novelnya. Tapi ngk Up dua hari.
Author : Sabar kali
Natizen : Ngk ada Pak sabar di kali. yang ada sampah banyak di kali.
Author : Yang ada kali-kali di perumsan matematika.
Natizen : Yudah, terserah lu dah Thor. yang jelas gw nungguin tuh Up nya😊
Author : Oce.. Doain moga cehat celalu yah naticeeeeen. cupaya bica up
😂😂😂😂😂😂😂😂
😆😆😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Kiki Sulandari
Nazeera,kamu sudsh ditolong jadi jutek,sih...🤭🤭🤭
2021-11-20
0
🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹
menarik
2021-01-27
0
LALA
kamu lucu ya....thor...
ceritamu bikin ngakak& menghibur...
cuma....mak nyebut nama tokohnya...yg susah...hehe
bagus& lanjutkan....semangat💪💪💪👍👍👍💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋
2021-01-21
0