Halo, assalamu'alaikum.........
guys balik lagi nih.
jgn lupa beri author semngat yah.
.
.
.
----------------------------
Tring Tring Tring
Masih pagi-pagi Nazeera mendapatkan pesan dari Jaya.
'Zee, aku udah izin sama bang Tamar.' Isi pesan Jaya.
Nazeera melempar hp nya dan melanjutkan untuk tidur. "Betul juga kata Jaya, Aku harus melupakannya. Tapi aku ngk bisa." Gumam Nazeera dalam hati.
Kemarin Jaya memenangkan sebuah perlombaan. Diakhir lomba, Jaya kembali memberikan motivasi agar bisa move on.
"Jangan mengungkit sesuatu yang menyakitkan. Boleh jadi yang terjadi hari ini adalah pelajaran agar kamu tahu arti dari luka hati. Ada banyak orang yang ingin memiliki mu. Bukan hanya Akhyar. Aku tau, cinta pertama memang sulit untuk dilupakan. Tapi seiring berjalannya waktu tanpa dia. Perlahan kamu juga akan bisa. Jika kamu membutuhkan sandaran, kamu boleh memanggilku. Aku akan berusaha membuatmu tersenyum. Jangan seperti ini, Bang Tamar bisa marah. Jodoh kan sudah ada yang ngatur. Kamu seharusnya bersyukur pernah ditempatkan di hatinya. Sedangkan aku, kamu kan tahu sendiri, dilirik aja ngk. Kan sakit tau." Nasehat Jaya.
Nazeera berusaha memejamkan matanya, tetapi tak berhasil. Sehingga dia bergegas untuk mandi.
***
Ditempat lain, Jaya berkunjung ke mansion tempat Tamar dan kedua orang tua Nazeera tinggal. Mereka bertemu untuk yang pertama kalinya setelah Jaya kembali ke tanah air. Sekalian meminta izin untuk membawa Nazeera jalan-jalan.
Saat telah selesai bertanya
"Broo. Kenapa Akhyar tiba-tiba di tinggal nikah? Bukannya mereka sepasang sepatu?." Tanya Jaya bersandar di kursi dan menyilangkan kaki kanannya.
"Loe beri nama sepasang sepatu. Berarti sewaktu-waktu bisa dibuang ketika tengah kusam atau tak terpakai karena sebelahnya hilang." Ucap Tamar lalu menawarkan teh untuk diminum yang ada di depan mereka.
Jaya yang mendengar perkataan Tamar menjadi tertawa dan membenarkan ucapan Tamar. Mereka mengobrol di ruang kerja Tamar.
"Bagaimana dengan usaha lo disana Jay?" Tanya Tamar.
"Usaha gw sudah lumayan. Tinggal ati gw noh yang belum lumayan." Kata Jaya memegang dadanya.
"Lo hubungin gih pihak KUA, jodoh lo dimana, dengan siapa, sekarang berbuat apa." Ucap Tamar cekikikan.
"Yee, lo kan sama gw sebelas, dua gelas." Kata Kata Jaya melempar bantal sofa ke muka Tamar. Dengan sigap Tamar menangkapnya.
"Hahaha. Gw yang sebelas lo yang dua gelas. Dua gelas cocok buat dilempar ke kepala loe." Ujar Tamar tertawa.
"Gw mau dilemparin dua gelas. Tapi sakitnya lo yang rasa. Bagaimana, mau ngk lo?"
"Hahaha. Udah ahh. Sekarang sudah jam delapan. Lo ngk mau ngajak Zee jelong sampai jal*ng ketimpa jalangkung?"
"Yaah, lebih mau ketimpa jal*ng daripada ketimpa jalangkung." Ucap Jaya mengingat bahwa sebentar malam adalah malam Jum'at. Takutnya mulai kumat membahas tentang jelangkung.
"Emang loe pernah liat jalangkung?" Tanya Tamar penasaran.
"Ngak, dan semoga ngak." Ucap Jaya cepat
"Emang lo pernah liat jalangkung?" Sambung Jaya dan dibalas dengan anggukan oleh Tamar.
"Jangan-jangan kamu koleksi lagi dirumah ini." Kata Jaya sambil melihat kiri dan kanan.
"Hahaha." Tamar tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah takut dari Jaya.
"Aku pernah liat jalangkung, jal*ng membawa kangkung. Jadinya kan jalangkung. Hahaha." Ucapnya lagi sambil tertawa membuat Jaya bedecak sebal. Jaya pamit untuk menjemput Nazeera karena tidak ingin dibuli habis-habisan oleh Tamar.
Sebelum Jaya menutup pintu, Jaya berbalik melihat ke arah Tamar, "Semoga jodoh lo jalangkung atau paling tidak jalangkotek." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Tamar tanpa melihat ekspresinya.
***
Didalam mobil, Jaya menelfon Nazeera untuk bersiap-siap. Setelah tiga puluh menit, Jaya sampai di rumah Nazeera. Jaya memencet bell yang ada di depan pintu. Satpam yang biasanya berjaga mengambil cuti selama tiga hari dengan alasan istrinya sedang sakit.
'Assalamu'alaikum. Atok oo Atok' Suara bell rumah Nazeera.
Ceklek. Suara pintu terbuka.
"Permisi Tuan, Nona Nazeera ada dikamar sudah menunggu Tuan. Mari silahkan masuk." Ucap pelayan sopan.
"Terimakasih bik." Kata Jaya, lalu masuk ke dalam rumah Nazeera.
Setelah beberapa menit, Nazeera datang menuju sofa dimana Jaya berada.
"Kenapa sih lama banget? Ekhh, tunggu dulu. Kenapa dengan muka mu Jay?" Kata Nazeera melihat wajah Jaya yang sangat kusuk, "seperti belum di setrika. Hahaha" Sambungnya lagi sambil tertawa.
'OMG. Kakak beradik sama yah. Sama-sama menyebalkan.' Kata Jaya dalam hati.
"Senang amat hari ini neng, minum racun apa semalam?" Kata Jaya, Nazeera memukul lengan Jaya sampai mengaduh kesakitan.
"Emang kamu mau aku mati? Meski ditinggal nikah, ngak mesti bunuh dirikan?" Ucap Nazeera menyemangati diri sendiri.
"Iya juga sih." Balas Jaya bahagia, melihat Nazeera seperti tanpa beban.
"Jadi jalan ngk nih Jay?" Kata Nazeera dan mendapat anggukan dari Jaya.
Jaya mengajak Nazeera berbelanja di supermarket. Pria itu membeli berbagai bahan masakan yang akan diolah nanti.
"Kenapa sih mesti beli bahan, kan bisa makan di warung." Kata Nazeera sambil memilih sayuran.
"Kalau kamu mau makan jajanan kaki lima juga boleh. Entar setelah ni aku ngajak kamu makan di warung Tank Sarang Disana makanannya enak".
Nazeera sangat menyukai jajanan kaki lima. Dia suka bukan karena murahnya. Jaya tahu tentang kesukaan Nazeera. Rencana lelaki itu akan membuat suasana hati Nazeera bahagia.
Setelah memilih menu atau bahan masakan, Nazeera ke kasir untuk membayar belanjaannya. Jaya menunggu Nazeera di depan supermarket karena mendapatkan panggilan dari seseorang.
Nazeera keluar dari dari supermarket sambil membawa kantong belanjanya. Jaya langsung mengambil kantongan yang berada di tangan Nazeera. Pria itu tersenyum manis saat melihat wajah Nazeera. Mereka kembali ke mobil, lalu menuju ke warung Tank Sarang.
Saat tiba di warung Tank Sarang, Nazeera takjub melihat banyak orang-orang yang berkunjung, meskipun tempatnya terbilang sederhana. Nazeera memberikan komentar dua jempol. Wanita itu tampak bahagia dan makan dengan lahap, begitupun dengan Jaya.
Ketika selesai, Ponsel Nazeera berbunyi.
'Asyah? Ada apa yah?' Kata Nazeera dalam hati.
"Jay, bentar yah. Aku angkat telepon dulu." Izin Nazeera lalu mendapatkan anggukan dari Jaya.
Jaya menuju kasir untuk membayar makanannya. Setelah selesai, Jaya keluar dari warung menuju mobil. Disana sudah ada Nazeera.
"Setelah ini kita kemana Jay?" Ujar Nazeera setelah di dalam mobil.
"Kita ke apartemen."
Selama perjalanan, Nazeera maupun Jaya tidak ada yang memulai untuk berbicara. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.
Bruk
Aaaaaaaarrrrrrgggggggggggggggg
.
.
.
Hallo para pembaca setia Ditinggal Nikah.
Jangan lupa beri dukungan yah.
Terimakasih telah mampir. Aku Padamu ^^
Natizen : Apa thor? kok buat penasaran.
Author: Ikutin aja deh. etss Jangan lupa Vote dan jempolnya yah. hehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
QQ
lanjut kak
2021-11-17
0
LALA
jay lucu& menghibur..
humoris& ramah....syuka deh...😘😘😘😂😂😂
2021-01-21
0
᯽ᗩᗬᗴᘂᛙᚤ᯽
semangat move on .......nazeera....
2021-01-19
0