TCK …!
Semua siswi berkerumun dan mulai ricuh ketika para cogan memasuki sekolah. Entah siapa yang memberi julukan itu T-C-K yang berarti Trio Cowok Keren.
Ketiga cowok itu tidak lain Gio si tokoh utama yang paling dikagumi. Namun, terlalu cuek dan dingin pada wanita senyum pun tidak pernah.
"Gio … Gio!" teriak para siswi.
Gio tidak peduli dengan teriakan para gadis dia terus melangkah melewati mereka. Bahkan para gadis itu pernah sakit hati karena sering diabaikan.
"Tidak, Gio berjalan ke arah kita." Mytha segera pergi ketika langkah Gio semakin dekat, tapi tidak dengan Zyana yang begitu percaya diri jika Gio akan menghampirinya.
Senyum Zy sudah melebar, rambutnya pun sudah dirapihkan. Namun, sayang bukan Zy yang dilihat melainkan Tiara yang kini diam mematung menatapnya. Bahkan tatapan Gio sangat intens.
"Siapa dia?" tanya mereka semua.
"Siapa gadis itu?" Bisikan-bisikan mulai terdengar. Mereka sedikit iri karena Gio menatap Tiara dalam waktu yang cukup lama.
"Minggir," ucap Gio dengan dingin. Zyana segera menarik tangan Tiara agar menghindar dari jalanan Gio.
"Maaf Gio, dia anak baru mungkin dia terpesona padamu," ujar Zyana.
"Ck, kamu pikir aku peduli siapa dia." Sinisnya Gio berkata.
"Kenapa minta maaf? Apa aku salah? Jalanan masih luas kenapa dia tidak melewati ku saja," ucap Tiara membuat semua orang melongo.
"Astaga Tiara …." Hanya Tiara yang berani berkata seperti itu. Gio, berbalik menghadap Tiara, tatapannya begitu dingin memancarkan amarah.
"Kamu bilang apa tadi?" tanya Gio dengan tatapan dinginnya.
"Gio, dia anak baru. Dia tidak tahu apa pun." Zy membela Tiara. "Tiara bukankah kamu mencari kelas? Ayo akan aku antar." Zy menarik tangan Tiara pergi meninggalkan Gio.
"Gadis pucat," lirih Gio.
"Gio!" panggil Nico, cogan yang ke dua. Nicholas Sanjaya itu nama lengkapnya. Namun, Nico sedikit berbeda dia terlihat ramah dan murah senyum tidak seperti Gio yang sangat dingin apalagi pada wanita.
"Apa yang kamu lihat? Seorang gadis?" tanya Nico
"Apa itu penting?" tanya Gio balik.
"Biasa saja jangan terlalu sinis. Kamu tidak lihat para gadis di belakangmu. Mereka terus memperhatikanmu," ujar Nico.
"Aku tidak peduli," ujar Gio yang hendak pergi.
"Tunggu Gio, lo ada masalah dengan Revan? Semenjak balapan itu kalian tidak pernah saling menyapa." Nico menanyakan tentang permasalahan Gio dan Revan.
"Kamu pikirkan saja sendiri. Aku tidak suka pria angkuh sepertinya." Kata Gio yang melirik pada Revan yang baru saja turun dari motor gedenya.
Revan sama-sama membalas dengan tatapan. Entah ada masalah apa antara mereka berdua.
"Gio … Revan … bisakah kalian berdamai?" Nico merasa bosan melihat kedua temannya yang saling bermusuhan.
***
Seisi kelas mulai riuh para siswi menghampiri Gio yang baru saja duduk di bangkunya. Mereka akan terus menyapa walau diabaikan.
"Kembali ke tempat duduk kalian masing-masing." Semua siswa berlarian ke tempat duduknya, keadaan jadi hening setelah sang guru memasuki kelas.
Namun, bukan guru itu yang membuat mereka diam. Semua orang memandang Tiara yang baru masuk, begitu pun dengan Gio. Tapi tidak dengan Mytha dan Zy yang senang melihat Tiara ada di kelasnya.
Setelah memperkenalkan diri Tiara duduk di bangku kosong tepat samping Mytha dan Zy. Tiara merasa gugup karena inilah pertama kali dia belajar di sekolah.
"Kenapa wajahnya begitu pucat," gumam Gio yang terus memperhatikan Tiara.
***
"Tiara, apa kamu tidak ke kantin?" tanya Mytha.
"Kalian duluan saja nanti aku menyusul," jawab Tiara.
"Baiklah kita duluan." Mytha dan Zy berkata lalu pergi.
Tiara memastikan jika tidak ada siapa pun di kelas. Lalu mengeluarkan beberapa obat di dalam tasnya. Sangat membosankan, ingin rasanya Tiara berhenti meminum obat itu.
"Tiara!" Baru saja ingin meminum Tiara langsung memasukan kembali obat itu karena ada yang memanggil. Tiara tidak ingin teman-temannya tahu jika dia sakit keras.
"Mytha," ucap Tiara
"Tiara kamu lama sekali ayo kita ke kantin. Kalau kamu telat tidak akan kebagian makanan." Tiara hanya pasrah saat Mytha menuntunnya.
Tidak apa-apa mungkin jika aku tidak meminum obat hari ini, batin Tiara.
"Tiara duduklah aku sudah memesankan makanan untukmu," kata Zy yang sudah duduk di sana.
"Terima kasih," ucap Tiara. Bahkan Tiara tidak bisa menghindari makanan yang tidak boleh dia makan.
"Tiara ponselmu berdering," ujar Mytha
"Tidak apa-apa itu tidak penting," ucap Tiara mengabaikan telepon ibunya yang pasti bertanya sedang apa dan apa yang dia makan. Itu sebabnya Tiara mengabaikan.
"Sepertinya ini enak." Tiara sudah tidak sabar ingin menyantap makan siangnya. Namun, Tiara merasa aneh kuah yang bending mendadak jadi merah.
"Tiara, apa yang terjadi? Kenapa hidungmu berdarah?" tanya Mytha. Tiara segera menutup hidungnya dengan tisu. Pantas saja kuah bening menjadi merah karena darah mimisannya.
"Tiara kamu baik-baik saja?" Mytha dan Zy merasa khawatir.
"Aku ke toilet sebentar."
Tiara langsung pergi meninggalkan kantin. Dia terus berlari menuju toilet. Bukan cuma darah yang menetes Tiara sangat tidak tahan sesuatu dari tenggorokan ingin keluar.
Hanya cairan bening yang terus Tiara muntahkan. Tiara duduk bersandar di atas closed tubuhnya sekarang terasa sangat lelah.
"Obat, aku harus meminum obat."
Tiara segera keluar dari toilet berjalan menuju kelas. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing, Tiara tidak bisa melihat jalanan dengan benar.
"Lihatlah dia anak baru itu. Wajahnya sangat pucat apa dia benar-benar sakit?" tanya seorang siswi.
"Entahlah, tapi aku tidak menyukainya karena dia merebut perhatian Gio dariku," kata temannya.
"Mungkin kamu bisa memberinya pelajaran," ucap ketiga siswi yang memperhatikan Tiara. Namun, Tiara sudah lebih dulu pergi menuju kelas.
Tiara segera mengambil beberapa obat untuk diminum. Gio yang baru masuk melihat Tiara yang begitu panik dan pucat. Namun, Gio tidak peduli mencoba mengabaikannya.
Tiba-tiba … Tiara terjatuh. Gio segera menghampirinya yang sudah tergeletak di bawah lantai.
"Hei! Bangunlah. Ada apa denganmu." Gio mencoba membangunkan Tiara.
"Aish, kenapa dengan gadis pucat ini. Benar-benar menyusahkan ku." Gio menggerutu Tidak ada seorang pun siswa yang ada di kelas terpaksa Gio membawanya ke klinik.
****
Tiara membuka mata. Dia baru sadar jika dirinya berada di klinik. Dan tubuhnya kini masih berbaring.
"Apa yang terjadi kenapa aku ada di sini?"
Tiara mengingat saat terakhir kali sebelum dirinya jatuh pingsan. Dia bertemu dengan Gio. Tiara segera kembali ke kelas dan mencari Gio.
Dia melihat Gio bersama teman-temannya. Termasuk Nico, dan para gadis yang mengerumuninya. Dengan ragu Tiara melangkah mendekat.
"Hei, bukankah dia anak baru itu? Kenapa dia datang kemari." Nico merasa heran karena Tiara mendekat, para gadis itu pun merasa risih apalagi ketika Tiara mendekati Gio.
Gio hanya menatapnya datar.
"Apa kita bisa bicara?" Pinta Tiara pada Gio, mereka merasa terkejut karena Tiara berani mengajak Gio bicara dan Gio tidak menolaknya sama sekali.
Gio bangun dari duduknya pergi menjauh dari teman-temannya. Tentu saja tingkah Gio membuat heboh para gadis.
"Bukankah dia anak baru tapi Gio … Aish, sial. Dia merebut perhatian Gio dariku," ujar seorang siswi.
"Masih ada aku. Aku tidak kalah tampan," ujar Nico dengan PD-Nya.
"Tapi kamu terlalu manis Nico, aku tidak menyukainya. Aku lebih menyukai cowok seperti Gio dan Revan," ucap siswi itu. Nico, menghela nafas, apa karena wajahnya terlalu imut para gadis tidak menyukainya.
Tiara dan Gio berhenti di sebuah taman. "Ada apa? Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Gio.
"Apa kamu yang membawaku ke klinik?" tanya Tiara.
"Ya kenapa? Karena tidak ada orang lain jadi aku yang membawanya. Kamu tahu itu sangat merepotkan," jawab Gio dengan sinis.
"Aku ingin kamu merahasiakannya. Jangan katakan apa pun pada teman-teman jika aku pingsan," ucap Tiara memohon.
"Kamu pikir aku peduli. Jika kamu sakit kenapa sekolah, tidak diam di rumah saja."
"Apa orang sakit tidak berhak sekolah?" tanya Tiara.
"Tapi itu akan merepotkan semua orang," jawab Gio menyakitkan.
"Aku tidak memintamu untuk membawaku ke klinik. Jika itu merepotkan seharusnya kamu abaikan saja aku. Dan ingat satu hal, jangan memandangku lemah." Dengan tegasnya Tiara berkata. Lalu melangkah pergi.
"Apa dia baru saja memarahiku. Dasar gadis pucat." Gio merasa kesal. Namun, dia penasaran penyakit apa yang Tiara derita.
...----------------...
Hai reader terima kasih sudah mampir. Jangan lupa like, dan komentar setelah membaca. 👌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments