Badboy Untuk Tiara

Badboy Untuk Tiara

Nathaniel Gionino Putra

Suara bising kenalpot memenuhi jalanan sepi di malam ini. Para pemuda geng motor sedang melancarkan aksinya. Balapan sudah menjadi kebiasaan bagi mereka, tidak peduli mengganggu ketenangan warga atau pun polisi yang sering kali datang untuk mengamankan. Yang terpenting adalah kebebasan dan kesenangan.

"Gio, siap!" teriak seorang wanita yang mengibarkan bendera.

Pemuda yang di panggil Gio sudah bersiap-siap di atas motor sportnya, kedua tangan mencengkeram kuat pada kedua stang di depannya, menekan dengan kuat rem dan gas.

Mata bulat dan tajam begitu fokus pada jalanan di depannya. Helm fullface tetap melindungi kepalanya. Hingga saat hitungan ke tiga terdengar, motor itu melesat dengan sempurna.

Suara riuh dari para kawan mulai terdengar memberikan semangat pada mereka yang tengah berbalap. Namun, tetap Gio yang paling unggul hingga sebuah motor melesat melewatinya.

"Sial!" umpat Gio.

Tentu saja Gio tidak terima, dia akan terus mengejar hingga posisinya paling depan. Kedua motor itu saling menyelip, mengejar, dengan kecepatan yang paling tinggi. Mata keduanya saling menatap tajam.

Hingga saat Gio hendak berbelok sebuah insiden terjadi, entah dari mana seorang gadis datang menghalangi balapan mereka. Sang teman bisa lolos melewati gadis itu sedangkan Gio nasibnya tidak beruntung sehingga gadis itu tertabrak olehnya.

"Ah, sial!" umpatnya lagi.

Gio menghentikan motornya sejenak lalu melirik ke arah gadis yang tergeletak di atas aspal sana. Gio tidak peduli yang terus melajukan motornya dan meninggalkan gadis itu. Dan Gio tiba di barisan terakhir.

"Gio, kenapa lo bisa kalah?" protes temannya.

"Diam!" bentak Nico

"Gio, lihatlah si angkuh itu jadi menang." Tunjuk temannya pada seorang pria.

"Sudah ku bilang diam. Jika bukan karena gadis itu aku tidak akan kalah," ujar Gio.

"Maksudmu?" tanya temannya.

"Aku menabrak seseorang," jawab Gio.

"Lalu kamu meninggalkannya? Apa gadis itu masih hidup?"

"Entahlah."

"Gio, bagaimana jika ada yang melihat?"

"Sst … sudah ku bilang diam. Jangan terlalu keras nanti ada yang mendengar."

"Kamu yakin diantara mereka tidak ada yang melihat?" Gio melirik pada ke empat teman balapnya. Lalu menghadap temannya lagi.

"Sepertinya tidak. Hanya aku seorang yang melewatinya. Aku pergi dulu." Gio pamit pergi meninggalkan area balap. Dia sangat gelisah memikirkan bagaimana keadaan gadis itu yang sudah ditabraknya.

Namun, ketika Gio kembali gadis itu sudah tidak ada lagi di jalanan.

"Apa ada seseorang yang membawanya?" Pikir Gio yang merasa takut karena gadis itu tiba-tiba menghilang.

****

"Gio!" Panggilan seorang pria.

Langkah Gio terhenti ketika suara bariton sang ayah mengejutkannya. Keadaan rumah yang awalnya gelap kini menjadi terang setelah sang ayah menyalakannya. Pria itu menghampiri Gio yang tidak bergeming dengan satu tangan yang menggenggam helm fullface.

"Apa yang kamu lakukan? Balapan lagi? Tidak bisakah kamu berhenti melakukan hal yang tidak berguna!" Terlihat jelas urat-urat lehernya ketika pria itu meluapkan amarahnya.

Dengan tenangnya Gio menghadap sang ayah. "Lalu apa yang kamu inginkan? Aku seperti ini karena dirimu," kata Gio membuat bola mata pria itu membulat dengan tajam.

Gio melangkah pergi meninggalkan ayahnya yang mungkin sedang menahan amarah.

Nathaniel Gionino Putra, menjadi anak pembangkang dan pemberontak setelah keluarganya hancur dan sang ayah memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.

Merasa sang ayah tidak peduli dan ibu yang juga tidak pernah datang hanya sekedar menanyakan kabar. Gio melampiaskan amarahnya dengan menjalani hidup sesuka hati.

Tidak peduli akan memalukan kedua orang tua atau pun reputasi keluarganya hancur. Sedangkan ayahnya selalu mempedulikan tentang kehormatan keluarga dan dirinya. Tidak pernah menanyakan apa keinginan sang putra, yang selalu menuntut Gio untuk menjadi apa yang dia mau.

Gio memasuki kamar melempar helmnya ke sembarang arah. Lalu melemparkan tubuhnya ke atas ranjang. Entah kenapa hatinya masih gelisah memikirkan seorang gadis yang sudah dia tinggalkan.

"Ah, sial. Kenapa aku jadi memikirkan gadis itu? Bagaimana keadaannya? Bagaimana jika dia mati? Tidak-tidak, dia tidak akan mati lagi pula aku hanya menyerempetnya saja. Aku harus tenang … gadis itu pasti baik-baik saja."

Gio, menjadi frustasi. Mengingat insiden itu Gio tidak ingin menjadi tersangka karena membunuh seseorang.

"Lebih baik aku pergi mandi. Dari pada harus mengingat gadis itu." Gio pun melangkah pergi menuju kamar mandi.

Namun, bayangan itu tetap saja mengganggu pikirannya, ketika mata terpejam bayangan itu selalu muncul. Baru kali ini Gio merasa takut hingga keesokan paginya Gio melewati jalanan itu lagi sebelum pergi ke sekolah.

Tidak ada tanda apa pun di sana. Jika gadis itu terluka parah mungkin akan ada noda darah yang tertinggal. Apalagi melihat sekeliling jalanan yang sangat sepi. Tidak mau terus memikirkannya Gio, kembali melajukan motornya menuju sekolah.

***

Bangunan besar menjulang tinggi, begitu kuno tapi terlihat megah berada di tengah-tengah tanah yang luasnya menyamai lapangan golp. Para siswa dan siswi akan berjalan sekitar 20 km jauhnya dari gerbang menuju kelas.

Tidak sedikit dari mereka mengendarai motor dan mobil, bukan pamer karena itu sekolah swasta favorit. Hanya anak-anak kalangan ataslah yang bisa memasuki sekolah itu.

Seragam yang berbeda dan elegan melekat pada tubuh mereka, penampilan dan gaya masing-masing siswa mencerminkan dari keluarga mana mereka berasal. Siswa yang masuk karena beasiswa tidak jarang akan mendapatkan bullyan.

"Gio!" teriak seorang siswi ketika melihat motor Gio melintas dihadapannya. Tidak sedikit para siswi di sana mengagumi Gio yang memang cowok terpopuler di sekolah. Yang terkenal dingin dan cuek, tetap saja para siswi selalu mengaguminya.

Gio menghentikan motornya, yang langsung di kerumuni banyak siswa ketika helm fullface itu dilepas.

"Gio, kamu terlihat keren," puji seorang siswi.

"Gio, apa aku terlihat cantik?" tanya siswi lainnya.

"Gio, aku kecewa karena kemarin kamu kalah balapan," ujar siswi itu lagi. Gio menatap malas ketiga siswi itu, dia sangat kesal hingga meninggalkan mereka semua.

"Gio, berikan pesonamu padaku. Aku juga ingin di kerumuni banyak wanita." Gio hanya menggeleng ketika temannya berkata.

"Jika kamu mau, ambil saja mereka semua. Tidak ada yang membuatku tertarik," ujar Gio.

"Eh, Gio tunggu." Siswa itu mengejar Gio yang hendak meninggalkannya. "Gio, bagaimana dengan gadis itu? Ah …!" teriaknya ketika tangan Gio mencengkram kuat kerah kemejanya.

Gio emosi ketika temannya mengungkit masalah semalam apalagi saat di sekolah. Netra tajam itu memindai sekeliling sebelum akhirnya Gio berkata, "Jangan mengatakan hal itu lagi mengerti."

"Sorry … gue hanya ingin tahu." Nico berkata dengan gemetar.

"Entahlah, gue gak peduli. Gadis itu sudah gak ada mungkin dia hanya pingsan lalu bangun dan pergi," ungkap Gio.

"Semoga saja," ucap Nico temannya.

"Jangan katakan lagi mengerti." Tatap Gio dengan tajam.

Ketika hendak melangkah Gio, berpapasan dengan seorang siswa wajahnya tidak kalah dingin dengannya. Tatapan keduanya tidak bersahabat. Siswa itulah yang mengalahkannya semalam.

"Apa lihat-lihat!" tegur Gio.

"Aku pikir kamu ketakutan setelah meninggalkan seorang gadis yang sudah kamu tabrak," ucap seorang siswa, mata Gio terbelalak seketika ternyata siswa itu melihatnya.

"Jangan tegang, aku hanya mengira," ujar siswa itu lalu melangkah masuk ke dalam kelas.

Nico segera menghampiri Gio yang masih mematung. "Apa yang Revan katakan?" Bukannya mendapat jawaban, Nico malah mendapat tatapan tajam.

"Aish, kenapa para gadis menyukai pria dingin sepertinya," ucap Nico setelah Gio melangkah masuk ke dalam kelas.

...****************...

Hai reader selamat datang di karya baru author. Jangan lupa dukungannya like, komentar, dan votenya. Kebetulan karya ini sedang ikut event Badboy semoga kalian suka dengan ceritanya. Jangan lupa subscribe ok.

Terpopuler

Comments

Jeankoeh Tuuk

Jeankoeh Tuuk

semoga lebih menarik lagi

2023-11-28

1

Sisca Nasty

Sisca Nasty

Awalnya Uda bagus. Keren ceritanya kak.❤️

2023-06-10

1

erenn_na

erenn_na

hai , Nathaniel, aku mampir nih

2023-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 Nathaniel Gionino Putra
2 2 Mutiara Andini
3 T-C-K ( Trio Cowok Keren )
4 Pertemuan Keluarga
5 Perjodohan
6 Amarah Gio
7 Bunga Matahari
8 Perubahan Sikap Gio
9 Mengajak Tiara Pergi
10 Khawatir
11 Atap
12 Kenangan
13 Pemandangan Indah di Pagi Hari
14 Kecelakaan
15 Rumah sakit
16 Buku Romansa
17 menjenguk Gio
18 Meresmikan pertunangan
19 Kepanikan Gio
20 Malam Pertunangan
21 Membatalkan petunangan
22 Masalah Setelah Pertunangan.
23 Olah Raga
24 Demam
25 Hanya karena sebuah Jeruk.
26 Bella
27 Ulang tahun Gio
28 Kembang Api
29 Cincin Tunangan
30 Hanya Lima Menit
31 Antara Gio dan Revan
32 Perselisihan Bella dan Gio
33 Sentuhan Lembut untuk Tiara
34 Malu tapi Mau
35 Taman Sekolah
36 Butterfly Untuk Tiara
37 ICE CREAM
38 Pantai
39 Semua sudah berbeda
40 Tanpa Kabar
41 Jalan Hidup tidak ada yang tahu
42 Kegilaan Gio
43 Terungkapnya Ibu kandung Gio
44 Koma
45 Kembalinya Tiara part 1
46 Kembalinya Tiara
47 Dibalik Rambut Indahnya
48 Lamaran
49 Undangan
50 Pernikahan
51 Hari Setelah Menikah.
52 Pesan tersembunyi
53 Satu Pesan Dari Bella
54 Curhatan para wanita
55 Salah paham
56 Cemburu
57 Visualisasi Karakter
58 Demam
59 Salah paham lagi
60 Rara
61 Batuk Darah
62 Khawatir
63 Buta
64 Saling menolong
65 Foto
66 Cerita
67 Kembali dan Pergi
68 Melupakan Masa Lalu, Membuka Lembaran Baru
69 Lembaran Baru
70 Bertemu Kembali
71 Bertemu Revan
72 Demam
73 Kedatangan Angel
74 Divonis Kanker
75 Bertemu Gio
76 Emosi Gio
77 Mendekati
78 Labuan Bajo
79 Ketika Semua Orang Mengetahuinya
80 Kembali Membaik
81 Kesalahpahaman
82 Setelah Menyadari Cinta
83 End
84 Reveal Death Iseul
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Nathaniel Gionino Putra
2
2 Mutiara Andini
3
T-C-K ( Trio Cowok Keren )
4
Pertemuan Keluarga
5
Perjodohan
6
Amarah Gio
7
Bunga Matahari
8
Perubahan Sikap Gio
9
Mengajak Tiara Pergi
10
Khawatir
11
Atap
12
Kenangan
13
Pemandangan Indah di Pagi Hari
14
Kecelakaan
15
Rumah sakit
16
Buku Romansa
17
menjenguk Gio
18
Meresmikan pertunangan
19
Kepanikan Gio
20
Malam Pertunangan
21
Membatalkan petunangan
22
Masalah Setelah Pertunangan.
23
Olah Raga
24
Demam
25
Hanya karena sebuah Jeruk.
26
Bella
27
Ulang tahun Gio
28
Kembang Api
29
Cincin Tunangan
30
Hanya Lima Menit
31
Antara Gio dan Revan
32
Perselisihan Bella dan Gio
33
Sentuhan Lembut untuk Tiara
34
Malu tapi Mau
35
Taman Sekolah
36
Butterfly Untuk Tiara
37
ICE CREAM
38
Pantai
39
Semua sudah berbeda
40
Tanpa Kabar
41
Jalan Hidup tidak ada yang tahu
42
Kegilaan Gio
43
Terungkapnya Ibu kandung Gio
44
Koma
45
Kembalinya Tiara part 1
46
Kembalinya Tiara
47
Dibalik Rambut Indahnya
48
Lamaran
49
Undangan
50
Pernikahan
51
Hari Setelah Menikah.
52
Pesan tersembunyi
53
Satu Pesan Dari Bella
54
Curhatan para wanita
55
Salah paham
56
Cemburu
57
Visualisasi Karakter
58
Demam
59
Salah paham lagi
60
Rara
61
Batuk Darah
62
Khawatir
63
Buta
64
Saling menolong
65
Foto
66
Cerita
67
Kembali dan Pergi
68
Melupakan Masa Lalu, Membuka Lembaran Baru
69
Lembaran Baru
70
Bertemu Kembali
71
Bertemu Revan
72
Demam
73
Kedatangan Angel
74
Divonis Kanker
75
Bertemu Gio
76
Emosi Gio
77
Mendekati
78
Labuan Bajo
79
Ketika Semua Orang Mengetahuinya
80
Kembali Membaik
81
Kesalahpahaman
82
Setelah Menyadari Cinta
83
End
84
Reveal Death Iseul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!