Bertemu!

...Merindukanmu adalah bagian tersulit dalam hidup....

...-Ayudisha...

.......

.......

...***...

Keesokan Harinya di tempat lain...

|07.00 WIB|

Seorang wanita cantik dengan rambut panjang tergerai tampak sudah bangun dari tidurnya. Biasanya ia tidak bangun terlambat seperti ini, mungkin karena kemarin ia terlalu lelah.

Meski terlahir dari keluarga konglomerat, ia tidak pernah merasa rendah untuk melakukan pekerjaan yang dilakukan maidnya. Seperti sekarang ini, wanita itu sudah membereskan ruang tidurnya. Tempat tidur sudah dirapikannya, gorden sudah disibaknya, dan lain sebagainya.

Kini ia hanya tinggal melakukan persiapan kecil untuk pergi ke rumah sakit.

Tok Tok Tok

"Masuklah." Ucap wanita itu setengah berteriak mempersilakan orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk.

Ceklek...

Dari balik pintu berwarna putih itu, tampak seorang wanita muda yang mengenakan seragam maid. Nama maid itu adalah Ara.

"Ada apa Ara?" Tanya wanita cantik itu.

Ia tak melihat lawan bicaranya karena masih fokus merapikan pakaiannya di depan cermin besar di ruangan itu.

"Nona Disha, apa Anda akan pergi ke rumah sakit pagi ini?"

Wanita cantik bernama Disha itu menghentikan aktivitasnya, sekarang pandangannya beralih menatap lawan bicaranya itu.

"Iya, aku harus pergi. Aku kan baru kembali ke Indonesia. Memangnya kenapa?"

"Tapii... kasus yang terjadi akhir-akhir ini... sebaiknya Anda tidak pergi Nona...!" Dengan menunduk dan suara yang tergesa-gesa, Ara berusaha menghentikan rencana Nonanya itu.

"Tenang saja, aku kan selalu diawasi. Mereka tidak akan bisa menyentuhku." Disha tersenyum miring.

"Bu-bukan soal itu Nona, meskipun begitu, Anda pasti tidak diizinkan keluar sembarangan."

Disha mengernyit mendengar ucapan maid itu. "Keluar sembarangan? Aku keluar bukan untuk bermain-main."

Disha mulai tidak suka dengan pembicaraan ini. Ia sudah tidak mood lagi berdiri di depan cermin, jadi ia duduk saja di sofa yang ada di ruangan itu.

Sementara Ara, ia masih menunduk berdiri di depan pintu. "Nona, jika Anda bersikeras pergi ke rumah sakit pagi ini, saya takut Tuan Besar dan yang lainnya akan marah kepada Anda."

Disha menghela napasnya kasar.

"Jangan berbicara sambil menunduk, mataku sakit melihatnya." Omel Disha pada wanita yang entah sejak kapan jadi begitu perhatian padanya.

Mendengar itu, Ara pun menegakkan kepalanya, lalu melihat ke arah Disha yang sedang duduk di sofa yang berada tepat di hadapannya.

"Kau tidak perlu khawatir, aku bisa mengatasinya." Ucap Disha.

"Ba-baiklah kalau begitu Nona. Tapi..."

"Tapi apa?" Tanya Disha yang penasaran dengan ucapan Ara yang terpotong.

Disha tak mengerti kenapa maid itu sangat takut kepada para penghuni mansion ini. Padahal isinya hanya orang-orang pengecut yang bagaimanapun akan tunduk di hadapan harta dan uang.

"Tapi Anda harus kembali sebelum makan siang. Saya dengar dari kepala pelayan bahwa Tuan besar dan yang lainnya akan makan siang bersama di tempat ini." Jelas Ara dengan ekspresi khawatir.

'Makan siang bersama? Apa alasannya untuk mempererat tali persaudaraan lagi?' Batin Disha sambil tertawa pelan.

Ia merasa kata "makan bersama" di keluarganya itu bukanlah aktivitas makan sambil mengobrol hangat seperti yang dilakukan orang-orang pada umumnya.

Meski alasan yang digunakan untuk mengumpulkan orang-orang sibuk itu adalah untuk "mempererat tali persaudaraan", namun kenyataannya sangat jauh berbeda.

Pada kesempatan seperti itulah biasanya pembicaraan akan mengarah pada uang, harta, dan warisan. Saling menjatuhkan dan menyindir bukanlah hal yang tak boleh dilakukan, malahan menjadi hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Dan Disha sungguh sudah muak dengan semua itu. Namun, mau tidak mau ia juga harus menjalaninya, demi seseorang.

"Okay, aku tahu. Kau boleh pergi." Ucap Disha sambil tersenyum kecut.

Ara yang tadinya khawatir, jadi tambah khawatir setelah melihat ekspresi Nonanya yang tertekan bercampur rasa sedih yang mendalam.

Ia tahu bahwa wanita di hadapannya itu adalah wanita yang kuat dan mandiri. Namun meski begitu, bukan berarti ia tak punya keluh kesah kan?

"Baik Nona." Ara menunduk pamit.

"Terimakasih." Ucap Disha pelan namun masih dapat didengar oleh Ara.

Ara yang mendengar ucapan Disha barusan, berhenti sejenak dari langkahnya menuju keluar, lalu tersenyum lembut. Setelah itu ia berjalan lagi dan keluar dari kamar Disha.

"Hah... Fvck!" Disha mengumpat sambil mendongak menatap langit-langit kamarnya.

Drrtt Drrt Drrtt

Suara handphone milik wanita itu bergetar, tanda ada sebuah panggilan yang masuk.

Karena letak handphonenya cukup jauh dari tempat dimana ia duduk, jadi Disha harus bergerak ke tempat dimana handphonenya berada. Ia memperhatikan benda segi empat itu, pada layarnya terlihat jelas nama seseorang yang akhirnya menelepon setelah ditunggu cukup lama.

"Nona, apa kita sudah bisa berangkat? Saya sudah menunggu Anda di bawah." Ucap seorang pria dari balik teleponnya.

"Baiklah Pak Karman, tunggu di bawah ya."

"Baik Nona."

Tutt—

Sambungan telepon terputus.

Disha segera mengambil semua barang-barang yang akan dibawanya ke rumah sakit. Tas kecil, handphone, juga tidak lupa oleh-oleh yang dibawanya jauh dari Korea Selatan.

Setelah sampai dan bertemu sang sopir, yaitu Pak Karman, mereka pun berangkat menuju rumah sakit ternama di kota itu. Tempat dimana orang tercinta Disha dirawat saat ini.

"Apa Nona yakin tidak butuh pengawal?" Tanya Pak Karman sambil fokus melihat jalan di depannya.

"Kan ada Pak Karman." Ucap wanita itu seloroh.

Pak Karman yang mendengar ucapan konyol Nona muda itu jadi tertawa pelan sambil menggeleng kecil.

"Nona ini jahat sekali. Udah tua begini masak disuruh jadi pengawal sih? Lagian Bapak gak pandai bersilat. Kalau bersilat lidah sih oke..."

"Hahaha, iya, Disha tau. Kalau urusan bersilat, ya serahin saja sama Disha. Bapak kan tahu Disha jagoannya. Disha cuma minta ditemenin aja." Jelas Disha dengan senyuman manisnya.

"Hehehe iya Non. Bapak becanda. Dari awal Nona nolak bawa pengawal, bapak emang udah niat buat temenin Nona di sana." Ucap Pak Karman tersenyum tulus.

Melihat senyuman tulus dan tatapan penuh arti dari orangtua di hadapannya itu, tanpa sadar membuat kedua sudut bibir Disha tertarik membentuk senyuman indah. Matanya sedikit berkaca-kaca melihat pria tua di hadapannya itu.

"Terimakasih Pak." Ucapnya.

.......

.......

...🥀🥀🥀...

Setelah lumayan lama di perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang dituju. Disha tampak begitu bersemangat berjalan ke ruangan yang sudah diberitahu oleh petugas rumah sakit.

Melihat wanita cantik itu bersemangat seperti ini, membuat Pak Karman jadi ikut bahagia. Ingatan tentang bagaimana ekspresi Nonanya itu selama ini terlintas di kepalanya.

Biasanya Nona mudanya itu selalu terlihat membuat-buat ekspresinya, tertekan, dan sedih. Hanya beberapa kali Pak Karman melihat Disha menjadi dirinya sendiri, seperti saat ini contohnya.

Tok tok tok

Disha mengetuk pintu ruangan VVIP itu, lalu dengan tidak sabar ia langsung masuk ke dalam ruangan. Sementara Pak Karman berhenti dan menunggu di depan ruangan. Ia tak mau mengganggu pertemuan hangat itu, pikirnya.

"Ibu apa kabar?" Sapa Disha dengan suara yang lembut.

Ia berjalan menghampiri tubuh yang tengah terkulai lemas di atas Hospital Bed itu.

"Di-Disha sayang..."

Wanita tak berdaya itu berucap dengan suara yang lemah. Matanya berkaca-kaca melihat kehadiran anak semata wayangnya yang sudah lama sekali tidak berkunjung karena sibuk dengan pendidikannya.

Wanita yang dipanggil Disha dengan sebutan Ibu itu, membuka tangannya lebar, mengundang Disha untuk masuk ke dalam pelukannya.

Disha yang melihat itu spontan tersenyum haru, ia meletakkan seluruh barang bawaannya di meja, lalu dengan berlari kecil masuk ke dalam pelukan itu. Mereka sama-sama meneteskan air mata, melepas kerinduan dalam dekapan hangat.

.

.

Terpopuler

Comments

Penelop3

Penelop3

Salam kenal dr lolipop ya

2023-08-09

0

Author15🦋

Author15🦋

siapa tuh

2023-08-05

0

Iyan

Iyan

Bapaknya lucu banget

2023-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!