Suasana kantor Amalthea tampak sangat sibuk melebihi hari-hari biasanya. Orang-orang terlihat serius mengerjakan pekerjaan masing-masing. Minggu-minggu ini memang menjadi minggu terpadat dan tersibuk Amalthea karena banyak proyek yang sedang mereka kerjakan, termasuk salah satunya proyek dengan Emperor yang saat ini sudah memasuki proses penggarapan berdasarkan design yang sudah mereka sepakati minggu lalu.
Liora sedang sibuk menelfon salah satu vendor saat Tara tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk terlebih dahulu. Wajah Tara tampak menyiratkan raut ketegangan yang membuat Liora segera mengakhiri telfonnya.
“Kenapa Tar?” Tanya Liora bingung saat Tara kini sudah berada di hadapan mejanya.
“Ra lo beneran lupa?” Tara tidak menjawab pertanyaan Liora, gadis itu justru bertanya balik.
Liora mengernyitkan kening tanda kebingungan dengan pertanyaan tersebut, memangnya apa yang sudah dia lupakan, fikirnya.
Tanpa menunggu jawaban dari Liora, Tara sudah kembali angkat bicara. “Ra, lo hari ini ada janji meeting sama pak Jamal untuk design café nya. Lo beneran gak inget sama sekali? Lo tau pak Jamal tadi nelfon gue dan beliau complain karena udah nungguin lo sejak setengah jam lalu dan hp lo gak aktif,” jelas Tara panjang lebar.
Mendengar itu wajah Liora berubah terkejut. Dia segera mencari buku agenda kecilnya di dalam laci dan benar saja bahwa hari ini dia memang memiliki janji meeting. Liora juga segera mencari ponsel dalam tasnya yang ternyata memang dalam keadaan mati. Sepertinya dia lupa untuk mencharger semalam.
Dengan lemas Liora menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Gadis itu memijat pelipisnya yang seketika terasa pusing. Dia tidak pernah seteledor ini saat memiliki janji dengan siapapun, terlebih itu adalah janji penting mengenai pekerjaan. Dia pasti akan menjaga keprofesionalannya. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini dia merasa seperti kehilangan fokusnya pada hal-hal penting tersebut.
“Gue akan menemui pak Jamal sekarang,” Liora sudah bangkit dari kursinya untuk bergegas bertemu pak Jamal di kantor beliau.
“Gak usah, tadi beliau minta di reschedule minggu depan. Gue juga udah minta maaf dan bilang kalau lo lagi kurang enak badan dan sepertinya lo lupa ngabarin beliau. Dan untungnya beliau percaya dan bisa memaklumi. Dan sorry gue udah bohong bilang lo lagi sakit, gue terpaksa Ra gak bermaksud doain lo sakit,” jelas Tara yang membuat Liora mengurungkan pergerakannya untuk pergi.
Liora menghembuskan nafasnya kasar, “gak apa-apa gue yang berterimakasih Tar, dan maaf gue udah bikin kacau dan hampir bikin nama perusahaan kita jelek karena ketidak profesionalan gue,” ucap Liora penuh sesal.
“Udahlah mungkin ini karena kita lagi banyak kerjaan dan deadline. Belum lagi lo yang juga sibuk buat ngurusin acara lamaran sama pernikahan, pasti lo lagi banyak fikiran makannya lo jadi gak fokus. Saran gue besok lo cuti dulu deh, fokus sama acara lamaran lo nanti hari sabtu. Biar semua kerjaan lo di handle sama yang lain dulu,” sebagai sahabat Tara mengerti dengan kondisi sahabatnya saat ini.
Liora mengangguk, “kayaknya gue emang butuh cuti, makasih ya Tar. Sekali lagi gue minta maaf,” Liora menatap Tara dengan tatapan lesu.
Tara mendekat untuk bisa menjangkau sahabatnya. Dia mengelus lembut kedua lengan Liora.
“Gak apa-apa, cheer up dong yang bentar lagi mau lamaran. Jangan terlalu difikirin, yang namanya lupa itu manusiawi Ra, semua orang bisa lupa. Lagi pula lo juga gak dengan sengaja melalaikan kerjaan lo. Gue tahu lo Ra. Udah ah jangan murung gitu mukanya. Calon pengantin itu auranya harus happy,” Tara berusaha menghibur sahabatnya.
Liora tersenyum kecil. Hatinya masih merasa tidak enak dengan kejadian yang baru saja terjadi.
Sepeninggalnya Tara dari ruangannya, Liora kini hanya termenung menatap layar komputernya. Jika difikir-fikir belakangan ini dia memang banyak melupakan sesuatu, dari hal yang kecil seperti menaruh kunci mobil, meninggalakan belanjaan di mini market, sampai hal-hal penting seperti janji fitting baju dengan Abian, dan hari ini sebuah janji penting untuk bertemu dengan client. Liora benar-benar tidak mengerti dengan isi kepalanya saat ini, ada apa sebenarnya sampai dia mendadak jadi pelupa seperti ini. Liora kembali memijat kepalanya yang kini benar-benar terasa sakit tiba-tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments