Jam makan siang kali ini Liora memilih untuk duduk seorang diri di rooftop kantornya. Setelah bertemu dengan Kai beberapa hari yang lalu, perasaannya sungguh terusik. Kilasan memori masa lalu itu seolah kembali menari-nari dalam ingatannya dan sialnya hal itu menciptakan desiran aneh di hatinya.
Tatapannya kini terarah pada hamparan langit biru yang diselimuti oleh gumpalan awan. Fikirannya ikut melayang pada psebuah kejadian di masa silam. Saat dimana untuk pertama kalinya Kai datang menyelamatkannya dari rundungan kakak kelasnya.
Liora ingat betul, bagaimana dirinya saat itu babak belur akibat ulah empat kakak kelasnya yang menuduhnya merebut pacar salah satu dari mereka. Hari itu menjadi hari yang tidak akan pernah Liora lupakan, saat Kai mengulurkan tangan padanya.
2005 Flashback On
Langkah anak laki-laki itu perlahan mendekat ke arah Liora. Saat jarak keduanya telah terkikis si anak laki-laki itu tiba-tiba mengulurkan sebuah jaket berwarna biru dongker ke arah Liora.
“Pakai ini, baju kamu gak layak buat dilihat orang,” ucap laki-laki itu.
Dengan tangan gemetar Liora menerima jaket tersebut dan segera dia pakai untuk menutupi baju seragmanya yang terkoyak karena ulah brutal empat orang kakak kelasnya tadi.
Tangan laki-laki itu kemudian terulur untuk membantu Liora berdiri. Gadis itu menerima uluran tangan tersebut.
“Makasih ya Kai,” ucap Liora dengan air mata yang masih berguguran. Sungguh ini adalah pengalaman paling mengerikan yang pernah dia alami. Disereng oleh segerombolan orang tanpa tahu apa penyebabnya.
“Kamu pulang naik apa?”
“Aku pulang naik angkot,” jawab Liora masih terisak.
“Kalau gitu aku antar aja, kebetulan aku dijemput sama sopir. Lagian gak mungkin kamu pulang naik kendaraan umum dengan tampilan kayak gini,” Kai menawarkan. Dia sungguh tidak tega melihat keadaan Liora saat ini.
“Gak apa-apa kah?” Liora memastikan.
“Gak apa-apa, ayo,” dengan lembut Kai memapah tubuh Liora.
Flasback off
“Lo lagi liatin apa sih?” Mata Tara secara impulsif mengikuti ke arah pandang Liora. Tara menyerahkan Cappucino pesanan Liora.
“Langit? Lagi? Kenapa seneng banget sih dari dulu ngeliatin langit yang gitu-gitu aja perasaan.”
“Dulu ada seseorang yang gue suka dan sangat menyukai langit.”
Akhirnya untuk pertama kali Tara mendapatkan jawaban itu. Gerakan tangannya yang sudah siap menyedot Americao miliknya itupun terhenti. Matanya melotot karena saking terkejutnya.
“Siapa?”
Liora menarik nafas dalam dan meraih ice Cappucino-nya untuk diminum. Sensasi pahit Cappucino kesukannya itu selalu berhasil membuat mood nya kembali bersemangat.
“Hanya seseorang di masa lalu,” jawab Liora sembari tersenyum lebar.
“Seseorang di masa lalu? Yakin? Kalau udah di masa lalu kenapa masih mengingatnya sampai sekarang?”
Mendengar pertanyaan itu membuat Liora terdiam, merenungi kembali pertanyaan Tara.
“Ra, gue cuma mau ingetin lo kalau saat ini lo udah punya Abian dan dalam hitungan bulan lo dan Abian akan nikah. Jadi gue harap apapun yang masih tersisa di hati lo sama orang di masa lalu itu, udah bener-bener lo selesaikan,” tandas Tara mencoba mengingatkan kembali tentang kondisi Liora saat ini.
Liora mengangguk paham, dia akan mengingatnya. Entahlah kenapa hatinya tiba-tiba menjadi seperti ini. Pertemuannya dengan Kai, ternyata cukup mengusik perasaannya. Liora merasa menjadi wanita yang jahat pada Abian saat ini.
Disaat Liora masih sibuk dengan fikirannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Liora segera mengecek panggilan tersebut yang ternyata dari Abian. Umur panjang batinnya, karena baru saja dia dan Tara tengah membicarakannya.
“Hallo, Bi?” Jawab Liora saat menerima panggilan itu.
“Sayang, kamu dimana? Kamu gak lupa kan hari ini kita ada fitting baju buat lamaran? Aku udah di butiknya loh ini udah lima belas menit nungguin kamu gak dateng-dateng,” ucap Abian yang membuat mata Liora terbelalak.
“Oh iya, aku lupa, itu hari ini. Ya ampun… Aku ke sana sekarang,” Liora menepuk kepalanya, wajahnya tampak menunjukkan raut panik. Dia benar-benar lupa dengan janji fitting baju hari ini.
Tanpa babibu, dia segera menutup panggilan itu.
“Kenapa lo?” Tanya Tara yang melihat Liora sudah tampak terburu-buru menghabiskan sushi miliknya yang sejak tadi tergeletak di meja saat gadis itu sibuk melamun.
“Gue pergi duluan ya, nanti gue izin balik kantor agak telat. Gue ada janji fitting baju, bye…” Liora segera melesat secepat kilat meninggalkan Tara yang masih terbengong-bengong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments