Keesokan harinya, Belle sedang menunggu Valerie yang berada di dalam toilet. Gadis itu fokus membaca komik diponselnya sebelum sebuah lengan menyentuh pundaknya. Wajah Wilson muncul, dengan surat lainnya di tangannya.
"Nih" Wilson memberikan sepucuk surat lainnya. Belle menerimanya tanpa mengucapkan apapun, lalu kembali sibuk dengan ponselnya. Berusaha menahan gemuruh hebat didadanya. Mengigat kejadian di perpustakaan kemarin yang saat ini masih sangat membekas di ingatan serta hatinya.
"Siniin ponsel lo" Belle yang tadinya berusaha untuk tidak peduli dengan keberadaan Wilson lantas menatap bingung cowok itu. "Kenapa?"
"Gue gak bisa nyari lo terus kan cuma karena mau ngasih nih surat?"
"Lo boleh letakin dimeja gue aja kok"
"Terus orang lain bakal ngira gue ngasih surat untuk lo gitu?" Wilson merampas ponsel Belle lalu mengetik sesuatu disana.
"Itu ID l*ne sama nomor telpon gue, gue bakal chat atau telpon lo untuk atur tempat ketemuan nanti" Belle terkejut, menatap Wilson yang kini juga sedang menatapnya dengan mata coklat andalannya itu. Sebelum akhirnya Wilson pergi, menghilang dibelokan koridor.
Dia tidak menyangka Wilson akan dengan mudah memberikan nomor serta id line nya kepada dia dengan sangat mudah. Tapi sekali lagi, Belle kembali berfikir. 'Benar, itu semua karena Valerie'.
"Ngomong sama siapa lo tadi?" Valerie keluar dari dalam toilet, menatap Belle dengan tanya.
"Kebetulan"
"Kenapa?"
Belle lantas menyerahkan surat yang baru saja Wilson berikan tadi kepada Valerie.
"Lagi?" tanya Valerie tidak percaya.
"Yups, tadi baru aja ada yang nganter"
"Siapa? Orangnya sama atau gak? Kelas berapa?"
Belle terkekeh mendengar rentetan pertanyaan dari Valerie. "Beda Val, orangnya beda, dan gue gak kenal dia siapa atau bahkan kelas berapa"
"Serius?"
"Ngapain gue bohong?"
Valerie menatap Belle dengan curiga. Tapi dengan cepat mengalihkan pemikiran Valerie. "Udah ayok balik kelas, nanti ketawan Pak Gemma dikira bolos lagi"
Lalu kedua perempuan itu berjalan menelusuri koridor menuju kelas mereka. Tanpa obrolan seperti biasa, karena kini mereka sedang sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
•••••
Wilson datang kekantin belakang sekolah menemui teman-temannya yang sedang nongkrong disana. "Dari mana lo?" Andrew dan Wilson saling berjabat tangan dengan gaya mereka.
"Nganter paket"
Felix yang tadinya sibuk bermain PU*G dengan Jason menoleh mendengar perkataan Wilson. Tapi tidak mengatakan apa-apa.
"Tancap gas kakak" ujar Jason yang masih sibuk dengan ponselnya.
Wilson hanya tersenyum santai lalu memanggil salah satu penjual minuman-Pak Ahmad. "Es teh nya satu pak"
"Abis ini guru rapat sampe pulang, tapi kagak boleh pulang duluan sebelum bel, keluar kelas aja kagak boleh, bingung gue kadang, nyiksanya gak nanggung-nanggung" Andrew menelungsupkan kepalanya diatas meja kantin.
"Lo guru rapat atau gak juga tetep jadi penunggu kantin" ujar Jason.
"Kayak lo gak aja bambang, joti aja bangga lu"
"Weitsss, jangan salah, joti-joti gini juga banyak yang mau sama gue, pada ngantri kayak ular cobra noh"
Felix terkekeh lalu menatap remeh Jason. "Iya banyak, yang suka di jalanan itu kan?"
"Enak aja, gue bukan Andrew kali, cantik dikit langsung embat"
"Kalo Andrew jangan lo omong, orang gila aja asalkan cantik dipacarinnya"
Andrew yang jengah mendengarnya lantas menepuk-nepuk meja kantin. "Denger, gue itu cuma mau semua kalangan minimal dapat merasakan cinta dari cowok ganteng kayak gue untuk beberapa saat"
"Prettt, gantengan juga gue" Wilson menyahut.
"Asli, muka pas-pasan aja bangga" sambung Jason.
"Baku hantam hayuk"
Felix yang mendengar itu lantas menaikan kedua lengan bajunya. "Tuh Felix udah siap" ujar Wilson.
"T*ik" ketiga cowok itu tertawa geli melihat Andrew yang langsung menciut ketika melihat Felix yang seakan mulai bersiap untuk menghajarnya.
"Eh, pulang nan-"
"WILSON, FELIX, ANDREW, JASON!!! KENAPA KALIAN DILUAR KELAS!?" suara menggelegar tersebut memenuhi seluruh kantin. Ke-4 cowok itu menoleh dengan ngeri dan mendapati tatapan mematikan milik sang guru BK, Pak Gemma.
Pak Gemma berjalan mendekati keempat Cowok itu lalu menepuk keras kepala mereka satu persatu.
"Aduhh pak, sakit tau gak!" Andrew mengeluh sembari mengelus kepalanya.
"Saya sudah bilang, tidak boleh ada yang keluar dari kelas walaupun tidak ada guru. Kalian dengar kan!? Masih berfungsi kan telinga kalian itu!?"
"Masih berfungsi kok pak, sans aja btw ngomongnya pak, sakit nih kuping denger bapak teriak-teriak" ujar Andrew.
"Siapa suruh kalian melanggar aturan!"
"Bapak juga lagian ngapain disini, katanya guru rapat tapi bapak sendiri sekarang lagi marahin kami" Wilson angkat bicara.
"Diam kamu Wilson, kamu pasti biang keroknya!"
"Enak aja pak, jangan sembarangan nuduh dong!" sewot Wilson.
"Siapa bilang saya ngomong sembarangan, saya banyak dengar dari guru-guru lain tentang kelakukan kamu ya. Sering bolos, tidak pernah mengerjakan tugas, sering ngerjain guru, tidak hormat sama guru, suka memprovokasi kelas. Sekarang kamu mau berdebat apa sama saya!?"
"Kalian berempat sekarang pergi ke lapangan dan keliling 10 kali"
Belum sempat memprotes, Pak Gemma kembali berbicara. "Gak usah protes, saya dengar kalian protes, tambah 10 keliling lagi"
"Beliin es teh ya pak tapi nanti" dan keempat cowok itu langsung belari kencang, menghindari amukan Pak Gemma karena ulah Andrew.
•••••
Pak Gemma yang tadinya sedang berjalan balik menuju ruang rapat tanpa sengaja mendapati Belle yang juga sedang berjalan menuju kelasnya.
"Annabelle" panggilan Pak Gemma membuat cewek itu menoleh dan langsung menghampiri guru berperut buncit itu.
"Ya, pak?"
"Kenapa diluar nak?"
"Habis ambil fotocopy sekalian bayar hutang kelas pak di koperasi"
"Ohh, kalau gitu kamu bisa tolong bapak jagain itu 4 cowok di lapangan? kalau mereka kabur segera laporin saya ya"
"Ehh, tapi pak-"
"Soalnya bapak harus rapat sama guru lain tapi bapak juga gak bisa ngebiarin mereka gak dijaga karna pasti kabur, jadi bapak minta tolong ya"
Terpaksa, Belle pun akhirnya mengangguk, menyetujui permintaan guru tersebut. Setelah Pak Gemma pergi, cewek itu langsung menoleh menuju lapangan, mendapati 4 most wanted Trevanor itu baru saja mulai berlari dilapangan sambil bercanda satu sama lain.
Belle menarik nafasnya panjang lalu melangkah mendekat kearah lapangan. Ia lalu duduk di kursi pinggir lapangan menutupi wajahnya dengan kertas fotocopyan yang dia bawa. Tidak ingin terlihat jelas oleh keempat cowok itu.
"Wesss, ada yang lagi nungguin gebetan nih" suara Andrew tiba-tiba saja seolah terdengar berada tepat disampingnya. Belle menoleh dan benar, dia mendapati Andrew kini tengah duduk disampingnya sedangkan temannya yang lain sedang berdiri dibelakang Andrew. termasuk Wilson yang sedang meneguk minumnya.
"Tolong lanjutin lari kalian"
"Kenapa? Lo mau liat ya betapa seksinya seorang Wilson kalo lagi la-" sebuah jitakan berhasil mendapat di kepala Andrew dari Wilson.
"Napa lo an*ir?"
"Kenapa?" Wilson menatap tajam Andrew dengan tubuhnya yang bersender di salah satu pohon.
"Tolong kalian lari lagi, gue disuruh Pak Gemma untuk ngawasin kalian" ujar Belle dengan kepalanya yang tertunduk.
"Cantik-cantik kok nunduk sih, angkat dong kepalanya kalo mau minta tolong" ujar Jason dengan nada mengejek.
"Seriusan cantik Son? Silinder berapa lo? Atau udah katarakan aja?" balas Wilson diselingi dengan tawa sarkasnya.
"Weitss, lo gak liat tuh betapa can-"
"Lo balik aja kekelas lo" suara Felix menginterupsi pekataan Jason.
"Hah? Ta-"
"Kami udah lari 10 kali, jadi lebih baik lo balik kekelas lo"
Belle mengangkat kepalanya, menatap Felix seolah tidak percaya dengan perkataannya barusan. "Pergi" Felix menatap gadis itu dengan dingin namun terselip perasaan seolah sedang meyakinkan gadis itu.
Mau tidak mau, Belle akhirnya percaya. Cewek itu berdiri dari duduknya dan langsung pergi. Setelah Felix melihat Belle menghilang dibalik koridor, cowok itu langsung menatap ketiga sahabatnya.
"Laki-laki sejati gak pernah merendahkan martabat seorang perempuan hanya karna wajah atau bentuk tubuh mereka"
#?#?#?
Thank you for reading my first story. Hope you guys like it. Please like my story to support me to keep writing this story. See you in the next chapter 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Hesti Ariani
felix ..cowok sejati👍
2021-05-10
0
Adeta99
thor aq baru nemu ini.dana q suka dg karakterx felix..keren kata2nya
2020-11-27
0
chotijah Cicicuwit
gue suka gaya
loe felix
2020-11-15
1