The Beginning

"Belle, ihh ayok ke kantin cepatan, keburu rame" Valerie menarik-menarik tangan sahabatnya yang sedang sibuk membaca novel tebal yang berada ditangannya.

"Bentar, udah di ujung tanduk nih, nanti gue panas dingin gara-gara penasaran endingnya" mata Belle terus membaca kata demi kata di novel tersebut.

Valerie, cewek cantik keturunan Eropa itu akhirnya mengalah dan kembali duduk ditempatnya. Menggerakan kaki dan kepalanya tak menentu demi menghilangan rasa bosan karna menunggu. Sesekali mengecek ponselnya.

"Ngenes amat hidup lo Val"

"Apa?"

"Gak tau, keliatan banget aja gitu jomblonya"

Satu tendakan mendarat tepat ditulang kering Belle. Belle langsung merintih kesakitan. "Jahat banget sih!"

"Apa!? Lo minta gue tunggu lo baca novel truss pas gue tungguin lo malah ngejek gue, siapa yang gak kesel coba"

Belle menutup novelnya. "Baperan amat sih neng"

"Semenjak ada kata baper, kata maaf kayaknya udah punah ya"

Menyadari maksud perkataan Valerie, Belle merangkul sahabatnya itu dengan gemas. "Yaudah, maaf ya Valerie yang cantik"

Valerie lantas berdiri secara tiba-tiba yang membuat Belle hampir tersungkur karena masih merangkulnya "Oke, kalau gitu sebagai permintaan maaf lo ke gue, lo harus bayarin makan gue dikantin, sekalian upah nunggu lo baca novel tadi"

Belle ternganga mendengar ucapan Valerie, bahkan dia belum sempat mengucapkan satu kata saat Valerie sudah berlari menjauh menuju kantin. "VALERIE MICHELLE!!"

1 tahun memang telah berlalu sejak Belle menyatakan perasaanya kepada Wilson. Tidak terlalu banyak hal yang berubah, hanya saja kini ejekan demi ejekan yang dulu sempat diterimanya kini perlahan menghilang ditelan waktu. Ada perasaan lega ketika akhirnya dirinya tidak lagi menerima ejekan-ejekan tersebut. Tapi ada yang masih tetap sama, tidak dapat dirubah dan dihilangkan, namun setidaknya masih dapat disembunyikan. Perasaan Belle kepada Wilson.

•••••

4 cowok tampan itu kini tengah duduk di tangga dekat ruang guru. Menantang nyali tentu saja. Apalagi dengan indentitas mereka yang saat ini sedang bolos pelajaran. Tapi ada alasan kenapa mereka berani duduk disana, karena semua guru saat ini sedang sibuk mengajar dan tidak ada satupun yang berada di ruang guru.

"Nanti malem jadi ke cafe gue?" tanya Andrew, lebih lengkapnya Giovano Andrew. Cowok dengan predikat buaya darat no.1 di Trevanor karena mantannya yang selalu berganti tiap bulan. Bahkan hampir seluruh cewek di Trevanor sudah pernah berpacaran dengannya. Entah itu cewek dari kalangan atas, menengah, dan bahkan bawah. 'Yang penting cantik' itu motto Andrew dalam berpacaran.

"Ngikut aja gue, yang penting siapin gue space pribadi nanti, malem ini ada season" nah kalo ini si gamers sejati, Jason. Selain gamers sejati dia juga joti alias jomblo sejati. Sebenernya banyak yang suka sama dia, apalagi dengan wajah tampannya yang memiliki campuran Australia dari papannya. Dianya aja yang pemilih, kalo punya cewek harus gamers juga sama kayak dia katanya. Harus. Titik.

"Kalo gitu ngapain lo ikut bambang, dirumah aja lo rebahan dalem selimut kayak cewek"

"Gapapa, sebagai teman yang setia dan imut dan gant-UGH!" kalo yang sekarang lagi mempites leher Jason itu Hulk SMA Trevanor. Siapa lagi kalo bukan Felix Gilbert. Tapi sebenarnya badan Felix tidak sebesar yang orang bayangkan. Badannya sama seperti ketiga temannya. Hanya tenaga nya memang melampaui batas. Terbukti dengan Jason yang kini tengah sesak nafas sehabis lehernya dipites oleh Felix. Tapi memang kalo masalah otot, Felix juaranya.

"Najis lo, pites terus aja Lix sampe dia lupa caranya bernafas" Andrew menimpali.

"Jangan, gue lagi bokek, belum ada uang untuk sumbangan peti matinya" Andrew tertawa mendengar penuturan Felix, sedangkan Jason memilih untuk kembali melanjutkan gamenya, tidak peduli dengan teman-temannya itu walau barusan saja ia hampir kehabisan nafas.

Felix kini berdiri dari duduknya dan menyenderkan tubuhnya ditangga. Tangannya mengeluarkan sebatang rokok, hendak menghidupkannya sebelum tangan lain mencengkram rokok tersebut dan langsung membuangnya.

"Udah gue bilang, jangan ngerokok depan gue"

"Sorry, lupa gue" Felix langsung menyimpan rokok serta koreknya kedalam saku celana.

Itu, namanya Wilson Kyle. Yang paling ganteng (katanya) dan dingin diantara ketiga temannya. Tapi sebenarnya Wilson hanya dingin terhadap cewek, bagaimana tidak kalau hampir setiap hari dia bisa menerima ratusan surat, bunga dan cokelat di lokernya. Bahkan isi surat-surat tersebut benar-benar diluar akal sehatnya. Ada yang mengajak pacaran, ada yang langsung mengajak nikah, dan bahkan ada yang mengajak untuk melakukan adegan dewasa. murahan adalah kalimat yang berhasil keluar dari mulut Wilson ketika membacanya. Dan yang terkakhir, dia hatersnya rokok dan juga minuman keras.

"Lo ikut kan malem ini Wil?"

"Yoi"

"Siap! Complete team"

Keempat prince charming SMA Trevanor itu memang memiliki pesona mereka sendiri. Terlihat sangat sempurna ketika mereka bersama. Surganya para gadis dan nerakanya para laki-laki dengan wajah standar bahkan dibawah rata-rata.

"Ngomong-ngomong, gimana kabar lo dan perasaan lo Wil?"

"*****, bahasa lo alay banget" Felix menoyor kepala Andrew.

"Salah mulu ah gue, lelah hayati bang!"

"Bencong lo ayam"

"Bencong ayam pa*tat lo item"

"Gak berfaedah banget sih obrolan lo berdua" Wilson menyenderkan tubuhnya ditangga samping Felix, lalu membuka kaleng soda yang sudah ia pegang sedari tadi.

"Gue serius tapi, lo yakin lo suka sama Valerie? Dia temennya Belle yang lo tolak dulu kan?"

"SERIUS!? Valerie yang lo suka itu temennya si Belle-Belle yang gendut jelek itu?" Andrew terkejut bukan main mendengar perkataan Jason.

Wilson hanya mengangguk enteng lalu kembali meneguk sodanya.

"Gak tau kenapa, tapi gue rasa ada yang salah dengan perasaan lo kali ini" Wilson menoleh, menatap Felix dengan aneh. "Gak tau juga, gue cuma kepikiran hal ini pas pertama kali lo ngasih tau kami kalo lo suka sama Valerie, mereka sahabat, dan Belle suka sama lo, tapi sekarang lo bilang kalo lo suka sama sahabatnya, Valerie, menurut lo apa yang bakal dia pikirin?"

"Valerie ngegoda Wilson, dan berusaha ngerebut Wilson dari dia padahal Valerie sendiri tau kalau Belle suka sama Wilson dan akhirnya mereka akan berantem" ujar Andrew.

"Jackpot" Felix menjentikan jarinya, tanda bahwa ia setuju dengan perkataan Andrew.

Wilson tidak menjawab lagi. Dia hanya diam sesaat sebelum matanya menangkap perempuan yang sedang mereka bicarakan sedang berjalan kearah mereka di ujung lorong koridor. "Mungkin kalian anggap gue gak punya hati kali ini, tapi gue juga gak bisa cuma diem ketika gue suka sama seseorang kan?" saat Belle telah mendekat, Wilson menghentikan langkah gadis itu.

"Gue harus bicara sama lo" Belle yang tadinya sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya akibat melihat Wilson dan teman-temannya dari kejauhan kini terkejut, karena selama ini sejak pengakuannya saat kelas 11 tahun lalu, ini pertama kalinya Wilson berbicara dengannya.

"Wil..." Felix menyentuh pundak sahabatnya itu, berusaha menghentikan tindakan bodoh yang akan dilakukan cowok itu. Felix sebenarnya tidak tau apa yang akan dilakukan Wilson, tapi ia tau bahwa itu bukan kabar yang baik bagi Belle. Sama sekali bukan.

"Tolong kasih ini kesahabat lo" Wilson menyerahkan sepucuk surat berwarna pink. Tidak mempedulikan Felix yang telah memperigatinya.

"Ini-"

"Let's make a deal, Bel"

"Maksudnya?"

"Simbiosis mutualisme. Tugas lo cuma ngasih surat dari gue kesahabat lo setiap harinya tanpa boleh ketauan oleh siapapun termasuk Valerie sendiri, terserah lo mau buat alibi apa tapi jangan bilang kalo gue yang ngasih langsung surat ini ke lo. Sedangkan lo, kita bisa makan bareng setiap harinya dikantin belakang, lo bisa terus berada di samping gue setiap harinya, as you wish, gimana? Deal?"

Belle tertegun, tidak menyangka dengan rentetan kalimat yang baru saja keluar dari mulut Wilson. Wilson menyukai Valerie. Sahabatnya sendiri. Wilson memang tidak mengatakannya secara langsung. Tapi dengan sepucuk surat yang kini berada dalam genggamannya, Belle sangat yakin bahwa Wilson menyukai Valerie. Belle tersenyum getir. Dan semua sahabat Wilson melihat itu.

"Let say we make a contract, i got what i want, and so do you"

Belle diam. Lalu mengangkat kepalanya, menatap manik coklat mata Wilson, seakan telah mengerti apa yang harus dilakukannya. "Gue bakal lakuin hal yang lo minta gue lakuin, tapi gue gamau makan bareng lo tiap hari dikantin belakang"

"Maksud lo? Gue rasa tawaran gue sudah cukup buat lo untuk gak minta hal yang lebih" ujar Wilson dengan nada mengancam.

"Gak, gue bakal lakuin hal yang lo minta gue lakuin Wil, tapi gue gak akan minta lo untuk lakuin apapun buat gue, termasuk makan bersama dikantin, gue gamau maksa lo untuk ngelakuin hal yang gak lo suka, termasuk berada di deket gue"

Kini kedua insan itu saling menatap. Belle menarik nafasnya berat lalu perlahan berjalan mundur menjauhi Wilson. "Right, I'll give it to her right now"

Belle berjalan pergi, sambil membawa surat itu ditangannya. Digenggamnya erat surat itu saat air matanya juga perlahan mengalir membasahi pipinya. Air mata yang seolah memberitahukan kepada Tuhan bahwa saat ini dirinya sedang jatuh. Jatuh kejurang yang sangat dalam. Dimana ia harus memilih antara membahagiakan orang yang dicintainya atau mengorbankan perasaanya sendiri.

Tapi dalam diam, takdir telah merencanakan sesuatu yang hebat. Masa depan yang tak terduga, dan rangkaian kisah yang tiada batas. Dan pahit manisnya kisah tersebut telah dimulai.

#?#?#?

Thank you for reading my first story. Hope you guys like it. Please like my story to support me to keep writing this story. See you in the next chapter 🤗

Terpopuler

Comments

Mary Bella

Mary Bella

sepertinya bagus crtanya...bru jg bc udah buat dada sesak

2021-05-28

0

Hesti Ariani

Hesti Ariani

tulisannya bagus..
mungkin banyak.yg mengalami seperti belle
termasuk.aku😊

tapi itu duluuuu...😊, sekarang semua jadi kenangan, manis dan pahitnya

2021-05-10

0

Sakha

Sakha

aku pernah Thor jta gni... 😉

2020-11-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!