2. Keluaraga?

Hari ini ayah dan ibu tiriku pulang dari luar negeri. Mereka liburan selama sebulan di sana, dan selama itu ayahku sama sekali tidak menanyakan sekalipun kabarku. Ayah ku tentunya tidak tau jika kesucian putrinya telah di ambil oleh anak tiri kebanggaan nya.

Walaupun dia tau di pasti tidak peduli, dan justru akan menyalahkan ku atas apa yang terjadi.

"Awas aja kalau ada yang tau tentang kejadian dua minggu lalu, gw pastiin lo lebih milih mati dari pada hidup!" bisiknya di telingaku. Aku hanya mengganguk.

"Lo budek ya? Jawab gw." dia memukul kepala-ku dengan keras.

"I-iya kak." kataku sambil menyembunyikan tangisan.

"Bagus"

Dia menyeringai dengan puas mendengar jawabanku. Aku tentunya tidak berani membantahnya karena dia adalah orang yang selalu melakukan apa yang dikatakan dengan serius. Xavier Alexander adalah laki-laki yang selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan, dia tidak segan-segan menyingkirkan apa yang menggangu dan menghambat apa yang hendak dia capai. Apalagi ibuku Jenifer Alexander selalu mendukungnya baik itu salah ataupun benar. Bagi ibu tiriku apapun yang di lakukan oleh anaknya adalah hal yang benar.

"Senyum saat mama dan papa datang. Jangan perlihatkan tampang kayak pengemis, walaupun gw rasa pengemis di luar sana lebih baik dari lo."

Bagaimana aku bisa tersenyum setelah tragedi buruk yang pelaku utamanya adalah dia, menimpa hidupku. Walaupun begitu aku hanya mengganguk, tidak berani membantahnya. Aku memasang senyum palsu di wajahku.

Saat mobil ayah dan ibu tiriku berhenti di depan pintu, aku langsung menyambut mereka dengan senyum, dan yang kudapat adalah tatapan sinis dari mereka.

"Ambil koper dan barang-barang dari bagasi mobil. Bawa masuk! Jangan ada yang sampai rusak!" perintah ibu tiriku padaku, sementara ayahku hanya diam dan memeluk anak kesayangan. Walaupun kakak ku bukanlah anak kandungnya tapi ayahku sangat menyayangi nya dan bahkan lebih mengutamakan dia dari pada aku.

Tidak ada senyuman untukku, tidak ada pelukan hangat yang kuterima, yang ada hanyalah perintah yang tentunya harus ku patuhi. Aku bertanya inikah yang namanya keluarga? Aneh bukan, tapi inilah yang kudapatkan selama sepuluh tahun hidupku.

Ayahku menikah lagi saat aku berusia tujuh tahun, dan sekarang aku sudah berusia tujuh belas tahun, tapi perlakuan mereka sedikit pun tidak berubah. Aku layaknya budak yang bisa di perintah dan diperlakukan dengan buruk. Tidak ada kasih sayang untukku, yang ada hanyalah tugas yang harus di lakukan tiap hari, dan tentu saja aku juga harus melayani tuan muda sebaik mungkin. Bahkan jika aku harus mati untuk tuan muda itu aku harus siap melakukannya.

Aku bahkan tidak tau apa salah ku sehingga mereka membenciku. Sedari kecil aku sebisa mungkin melakukan apapun sendiri sehingga tidak merepotkan. Aku mengurus sekolahku sendiri, aku mengerjakan pr sendiri dan aku bahkan selalu mendapatkan biaya siswa sehingga tidak perlu merepotkan ayah untuk biaya pendidikan. Walaupun ayah dan ibu tiriku sangat kaya tapi aku selalu kekurangan. Mereka tidak memperdulikan ku. Dulu sering sekali aku tidak pendapatan jajan dari meraka.

Menggingat semua itu hatiku menjadi sangat sakit, tapi aku tetap tidak bisa lakukan apa-apa. Aku melihat mereka masuk kedalam rumah sambil tertawa, sementara aku membawa barang-barang ayah dan ibu tiriku.

"Buatin minum!" perintah ayah ku padaku. Aku langsung menunju dapur dan membuat minuman untuk mereka. Setelah minumannya jadi aku langsung mengantar minumannya ke ruang keluarga. Ruang keluarga tampak hangat tanpa kehadiranku, aku menghidangkan minuman yang ku buat ibu tiriku tanpa menyentuh itu langsung pergi.

"Aku mau istirahat mas." katanya pada ayahku. Ayah dan ibuku langsung pergi tanpa mempedulikan ku.

Byur..........

Kakak tiriku menyiram minuman ke wajahku dan tertawa terbahak-bahak.

"Lo kayak tikus!"

"Maaf kak." aku hanya bisa meminta maaf, walaupun aku tau jika aku sama sekali tidak bersalah.

"Berisik tol*l" makinya semakin marah.

Aku hanya menunduk tidak berani menatapnya. ku genggam nampan yang ku bawa erat-erat, untuk menyalurkan rasa takutku.

Plak..........

Satu tamparan mendarat di pipiku dengan keras dan itu dari ibu tiriku.

"Dasar pelac*r beraninya membuat menganggu anakku" aku dimaki lagi, tapi hanya bisa menangis dan diam seribu bahasa. Harusnya ibu tiriku tau, aku tidak mungkin menganggu anaknya. Aku tidak akan berani.

"maaf Bu......." aku lagi-lagi menunduk.

"Sudahlah ma. Ayo kita pergi tinggalkan saja si tol*l ini. Cuman bisa bikin muak"

Aku kembali menangis, setelah mereka meninggalkan ku sendirian.

Rasanya seperti hidup di neraka, penuh dengan siksaan. Mereka keluargaku tapi lebih kejam dari pada orang lain di luar sana. Mereka terus menyakiti ku tanpa alasan yang jelas.

"Bunda kenapa bunda ninggalin Aya sendiri di sini" bisik ku perih. Bunda pasti akan sangat sedih jika tau bagaimana aku hidup di dunia ini.

Bunda sangat menyayangiku dulu, bunda selalu menjagaku. Bahkan saat aku terjatuh dan terluka bunda akan menangis dan meminta maaf, karena merasa tidak bisa melindungi ku. Aku juga masih ingat tiap kali ingin tidur, bunda akan membacakan ku cerita dan mencium seluruh wajahku. Sekarang hal itu tidak lagi ku dapatkan, bahkan aku tidur sering kali menahan lapar yang menyiksa. Baru keesokan paginya aku dapat makan, itupun makanan sisa mereka yang tidak diinginkan lagi.

" Gak ada yang bisa lo lakuin selain nangis?" Bisik Xavier di telingaku tajam.

"Jangan minta maaf, gw muak dengarnya! Lebih baik lo ngelakuin hal yang bikin gw seneng."

Xavier menarik tanganku kasar kelantai atas. Aku sama sekali tidak berani memberontak dan dengan susah payah menyamai langkah kalinya yang lebar dan cepat.

"Kakak mau apa?" tanyaku bergetar.

"Udah gw bilang, lo bakal ngelakuin hal yang buat gw senang"

"Aku mohon kak lepasin aku. Aku mau buat makan malam." mohon ku.

"Berisik, tol*l." makinya penuh amarah.

Xavier mendorong tubuhku kasar ke arah tembok, hingga kepalaku terbentur cukup keras. Kepalaku rasanya sakit sekali dan air mataku pun sudah menetas membasahi pipiku.

Xavier mencium bibirku dengan kasar bahkan mengigitnya hingga berdarah.

"Auwh........." pekik ku kesakitan dan mendorong tubuhnya menjauh dari tubuhku. Xavier menatapku dengan puas saat melihat darah segar menetes dari bibirku.

"Kenapa?" tanyaku putus asa dan menatapnya hampa.

"Karena gw seneng bikin lo menderita. Lo harus ngerasain apa penderitaan yang gw rasain dulu."

"Aku tidak pernah menyakiti siapapun." kataku lirih dan menatap matanya yang memerah tanda sedang marah.

Plak............

Xavier menamparku, dan menjambak rambutku dan menyeret ku menuju kamarnya.

"Dasar Sialan tidak tau diri. Kamu harus di beri pelajaran" kata Xavier dengan marah.

Terpopuler

Comments

Andi Fitri

Andi Fitri

apa ibunya si aya ya pelakornya jdi mereka benci banget sm aya

2021-02-01

0

Mami keyffa (ojik)

Mami keyffa (ojik)

penasaran alasan Xavier begitu ke aya psti ada alasannya

2020-10-13

2

Zia Azizah

Zia Azizah

KYT hdir lagi dgn hati yg sedihh stlah membca novel KK🥺🥺, apa salah dia KK 😭😭

2020-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Takdir Yang Mengerikan.
2 2. Keluaraga?
3 3. Berapa Banyak Lagi Luka Yang Akan Kamu Buat.
4 4. Amarah Xavier.
5 5. Pembantu Baru.
6 6. Nilam.
7 7. Terjadi Lagi.
8 8. Si Gadis Manis Ribi.
9 9. Sahabat Xavier, Alta.
10 10. Aneh.
11 11. Hari Kematian Bunda.
12 12. Pacar Xavier.
13 13. Hanya Hari Ini.
14 14. Nuga Ferdinan.
15 15. Aku Akan Berkorban.
16 16. Menghindari Nilam.
17 17. Rencana Kepulangan Ayah.
18 18. Mimpi Indah dan Rasa Bersalah
19 19. Kerumah Arinda.
20 20. Kepulangan Ayah.
21 21. Reuni Membawa Petaka.
22 22. Malu.
23 23. Pertanyaan Nilam.
24 24. Membeli Handphone Baru.
25 25. Jangan Menangis Ribi.
26 26. Permusuhan Arinda Dan Nilam.
27 27. Bersama Seharian.
28 28. Mengenal Lebih Dekat.
29 29. Alta Tau Semuanya.
30 30. Pertengkaran.
31 31. Mencoba Mengalihkan Pikiran.
32 32. Permintaan Nilam.
33 33. Kondisi Tubuh Yang Aneh.
34 34. Cinta Ayah Pada Bunda.
35 35. Rahasia Terbongkar.
36 36. Kenyataan.
37 37. Pikiran Buruk.
38 38. Hanya Mimpi.
39 39. Sabar.
40 40. Bayi.
41 41. Menjelaskan.
42 42. Melihat Dia Bahagia.
43 43. Kunjungan.
44 44. Hancurnya Persahabatanku.
45 45. Kejam.
46 46. Kenangan Pahit.
47 47. Jatuh Cinta.
48 48. Rasa Sakit.
49 49. Melarikan Diri Dengan Mabuk.
50 50. Cemburu Yang Tidak Tertahankan.
51 51. Niat Jahat.
52 52. Taktik Nilam.
53 53. Pertolongan.
54 54. Pembangkit Amarah.
55 55. Siksa Yang Didapat Oleh Aya.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
1. Takdir Yang Mengerikan.
2
2. Keluaraga?
3
3. Berapa Banyak Lagi Luka Yang Akan Kamu Buat.
4
4. Amarah Xavier.
5
5. Pembantu Baru.
6
6. Nilam.
7
7. Terjadi Lagi.
8
8. Si Gadis Manis Ribi.
9
9. Sahabat Xavier, Alta.
10
10. Aneh.
11
11. Hari Kematian Bunda.
12
12. Pacar Xavier.
13
13. Hanya Hari Ini.
14
14. Nuga Ferdinan.
15
15. Aku Akan Berkorban.
16
16. Menghindari Nilam.
17
17. Rencana Kepulangan Ayah.
18
18. Mimpi Indah dan Rasa Bersalah
19
19. Kerumah Arinda.
20
20. Kepulangan Ayah.
21
21. Reuni Membawa Petaka.
22
22. Malu.
23
23. Pertanyaan Nilam.
24
24. Membeli Handphone Baru.
25
25. Jangan Menangis Ribi.
26
26. Permusuhan Arinda Dan Nilam.
27
27. Bersama Seharian.
28
28. Mengenal Lebih Dekat.
29
29. Alta Tau Semuanya.
30
30. Pertengkaran.
31
31. Mencoba Mengalihkan Pikiran.
32
32. Permintaan Nilam.
33
33. Kondisi Tubuh Yang Aneh.
34
34. Cinta Ayah Pada Bunda.
35
35. Rahasia Terbongkar.
36
36. Kenyataan.
37
37. Pikiran Buruk.
38
38. Hanya Mimpi.
39
39. Sabar.
40
40. Bayi.
41
41. Menjelaskan.
42
42. Melihat Dia Bahagia.
43
43. Kunjungan.
44
44. Hancurnya Persahabatanku.
45
45. Kejam.
46
46. Kenangan Pahit.
47
47. Jatuh Cinta.
48
48. Rasa Sakit.
49
49. Melarikan Diri Dengan Mabuk.
50
50. Cemburu Yang Tidak Tertahankan.
51
51. Niat Jahat.
52
52. Taktik Nilam.
53
53. Pertolongan.
54
54. Pembangkit Amarah.
55
55. Siksa Yang Didapat Oleh Aya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!