INJUSTICE : Save Human Or Surrender

INJUSTICE : Save Human Or Surrender

[PROLOG] Dunia Baru (REVISI)

 

"Akhirnya selesai juga!"

Aku merenggangkan otot-ototku dengan mengangkat kedua lenganku ke atas dengan posisi tubuh miring. Seluruh otot di tubuhku terasa lebih nyaman seketika. Aku memejamkan kedua mataku menikmati nikmatnya merenggangkan otot dengan posisi seperti ini.

Buku-buku pelajaran saling menimpa satu sama lain saking berantakannya di atas meja tepat di hadapanku. Suhu ruangan meningkat karena malam. Earphone milikku yang sedang bersuara lagu yang sebelumnya menempel di kedua telingaku, kini terlepas satu—per—satu. Kaki dan bokongku terasa berkeringat dan lembab. Ini memang selalu terjadi ketika aku sedang berada di ruangan ber-AC sambil duduk di kursi dalam waktu yang lama.

Akhirnya aku telah menyelesaikan tugas untuk hari esok. Sebenarnya tugas ini dikumpulkan lusa. Akan tetapi, aku memutuskan untuk mengerjakan secepatnya.

Mumpung lagi rajin.

"Wes main game lah!" Dengan bersemangat, aku langsung membuka gadgetku. Muncullah layar bergambar salah satu karakter anime favoritku yang sedang dalam posisi menyerang musuh dan setelah itu menghilang dari layar dan berganti menjadi tulisan, 'Masukkan kata sandi Anda'.

Setelah selesai memasukkan kata sandi rahasia, aku menggeser layar gadgetku dengan jari-jemariku yang kecil ini. Kulihat sedikit game di sana, hanya sekitar dua aplikasi game karena memorinya tidak cukup untuk memuat banyak game.

Sad girl. 

Aku langsung mengetuk logo orang yang sedang menyerang musuh menggunakan senjata. Seperti biasa, loading screen-nya cukup lama. Ya, ini adalah game  jenis battle royale, di mana kau harus bertahan hidup di suatu pulau dari seratus orang banyaknya untuk memperoleh kemenangan.

Sambil menunggu, aku melepaskan earphone-ku yang sebelumnya terpasang di kedua telingaku dan meletakkan gadgetku di atas kasur empuk dan segera merapikan alat-alat tulis serta buku-buku yang membuatku stres itu dan membawanya keluar dari kamar, juga sebuah kursi putih yang kugunakan untuk belajar.

"Rika, ayo makan malam!" seru Kak Evi, menyuruhku untuk segera makan malam. Dirinya terduduk sambil memperhatikanku yang sedang membawa sebuah kursi beserta beberapa buku dan alat tulis di atasnya dari kamarku.

"Nanti, Kak, Rika masih eneg," jawabku sambil menoleh ke arahnya, lalu kembali fokus merapikan buku-buku dan perlengkapan lain yang akan kubawa ke sekolah besok.

"Sakit perut kamu entar."

"Tadi sore udah makan mie dua bungkus."

"Santuy tengah malam Rika bakal makan lagi sambil nonton anime," lanjutku sambil memasukkan buku cetak Sosiologi ke dalam tas coklat.

"Dek, peluk dong!" kata Kak Evi tiba-tiba.

Dia selalu seperti itu di saat dirinya sedang menganggur. Ekspresi wajahnya menyerupai anak bebek yang butuh dipeluk induknya.

"Gak, Kakak bau!" Aku pun langsung lari kembali ke kamarku dari dirinya yang siap menerkamku dari sorot kedua matanya yang menyalang. Dia terdengar sedang menggerutu dari luar kamar. Akan tetapi, aku tetap tidak memperdulikannya dan menutup pintu kamar serta menguncinya.

Kulihat gadgetku yang tergeletak di atas kasur.

Lah udah masuk aja.

Ternyata aku sudah masuk ke dalam home game-nya. Tiba-tiba muncul sebuah pemberitahuan mengenai mystery box. Aku langsung mengetuk tanda 'batalkan' , karena aku tahu itu pasti bayar.

Menjebak sekali!

Setelah pemberitahuan tersebut hilang dari layar, tampak latar yang penuh bunga-bunga dan rerumputan hijau di sana. Karakterku yang sudah kumodifikasikan sebagus mungkin dengan memakai pakaian hoodie yang kudapatkan dari salah satu event musim semi, terlihat sedang melirik kesana-kemari.

Daftar teman yang kian terus bertambah dari beberapa pemain yang sebelumnya pernah bermain denganku, kini hanya tiga pemain saja yang online  saat ini. Namun, mereka sedang mengadakan party dengan teman mereka, dimana sudah berlangsung selama 20 menit lamanya.

"Gas lah!"

Game adalah kegiatan sampinganku setelah belajar. Entah kenapa aku suka sekali permainan jenis ini selain permainan bergenre MOBA. Karena jiwa baku hantamku itu on  seketika.

"Welcome!" sahut suara laki-laki setiap kali aku masuk ke dalam permainan. Suara itu selalu menyapa para pemain ketika mulai memasuki area match-making. Suara itu mulai muncul sejak update terbaru dua hari yang lalu.

Terlihat jelas dari layar gadgetku bahwa pertandingan akan dimulai 30 detik lagi dalam Bahasa Inggris dan waktu tersebut mundur detik—demi—detik. Orang-orang yang sudah masuk ke area match-making mulai baku hantam satu sama lain. Mereka mulai gabut dengan menonjok orang-orang di sekitarnya.

Langit biru nan indah menyinari pulau tersebut. Tetapi, langit tersebut tidak akan bertahan lama indahnya, sebab beberapa detik lagi orang-orang akan saling membunuh satu sama lain.

Waspadalah!

Kulihat para pemain yang satu tim denganku, tidak menunjukkan bendera asli negaranya dan mereka memakai bendera in-game yang sudah tersedia di dalam permainannya. Nama penggunanya juga terlihat asing bagiku.

Mereka tidak memasukkan nama, alhasil di kolom nama menjadi kosong.

Bodo amat aku mau main!

 

Aku tidak memperdulikan akan hal tersebut dan lanjut bermain.

Menanglah! Bosen top–ten mulu. 

Jantungku berdebar-debar. Kedua tanganku mulai berkeringat dingin, ditambah dengan suhu ruangan yang mulai dingin, beda dari sebelumnya. Ini seperti di tengah badai es dan seketika suasana mulai mencekam.

Aneh.

Aku menggeser layar gadgetku ke bawah untuk mengganti lagu yang lebih bersemangat.

 

"Mantep, nih!" Semangatku sangat membara untuk menembak tiap orang di pulau terkutuk itu.

Aku kembali geser ke atas dan tiba-tiba sudah masuk ke dalam sebuah pesawat jenis Hercules dan bersiap-siap untuk turun di sebuah pulau. Dari berjumlah 100 pemain, berkurang menjadi 80 pemain yang masih berada di dalam pesawat. Para pemain turun bersama timnya, ada pula yang berpencar.

Aku memberi sebuah tanda lokasi di peta.

Tiba-tiba dengan otomatis, aku mengikuti pemain nomor tiga dan kami semua mengikutinya turun. Dia menandakan lokasinya di sebuah kota bernama Shiza.

Oke tidak terlalu ramai disana. 

Biasanya tempat yang paling ramai dikunjungi para pemain adalah Military Base, Kleriv, Sina, dan Green Park. Maka dari itu, jangan nekat turun sendirian ke tempat-tempat yang sudah kusebutkan atau kau akan mendapatkan gelar "Terlalu awal?!"

Kalau aku masuk dunia survival game seru kali, ya, nembak-nembak orang pake senapan terus lempar granat ke orang.

Setelah batinku mengatakan seperti itu, seketika aku merasakan keanehan sekitarku.

Baiklah, aku salah.

Sebaiknya aku tidak menyatakan begitu.

Ini tidak sebaik dan seseru apa yang selama ini kukira, 

Here we go, hell. 

Terpopuler

Comments

Vapps 01

Vapps 01

bbzbz

2023-08-25

0

Nirvana

Nirvana

wah seru nih..

2020-08-05

2

Zhanshi04

Zhanshi04

huwaaa keren-keren
relate banget sama yang suka main game sampe lupa makan 😂

2020-04-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!