4

Prok.. prok.. prok.. "Wouwoooww"

Naura, yang baru tersadar dari kejadian barusan, langsung berdiri, sesekali matanya melihat ke arah Dimas yang sebelah tangannya masih memegangi pinggang, dan sebelahnya lagi sibuk membereskan berkas-berkas dokumen yang terjatuh dan berantakan di teras.

Sebenarnya, Naura ingin membantu Dimas, karena bagaimanapun, kejadian tadi penyebabnya ialah dirinya.

Naura yang berjalan dengan tergesa-gesa, karena datang terlambat. Sedangkan Dimas yang datang dari arah berlawanan sambil membawa setumpuk berkas yang nyaris menutupi wajahnya, hingga keduanya tidak bisa pokus melihat jalan.

Sambil mengusap pakaiannya yang sedikit berantakan, juga rambut yang menjuntai hingga nyaris menutupi bagian wajahnya. Naura merutuki dirinya, "sial, kenapa pagi ini bisa apes sih! sudah kesiangan, gara gara semalaman gadang nonton drakor yang di tayangkan di televisi."

Naura penasaran karena episod terakhir, dan akhirnya jadi susah tidur. Berangkat ketinggalan bus, dan sekarang, kembali berurusan dengan cowok menyebalkan yang selalu bikin emosinya memuncak.

Aldi berjalan mendekat, "sekarang gue paham, kenapa waktu itu elo nolak gue. Pake sok-sokan jual mahal lagi." Aldi menatap wajah Naura yang sedang menunduk, "elo pikir, waktu itu gue gak denger, heuh! Apa kata elo? Gue, cowok playboy cap cicak? ahahahahaa, gue gak peduli asal elo tau." Aldi menyeringai.

Naura menggigit bibir bawahnya, duh, kenapa dia bisa denger sih, bukannya waktu itu dia udah jalan jauh ya? ah bodo amat, emang kenyataan nya kaya gitu kok," Naura berbicara dalam hati.

Aldi melangkah, semakin memperdekat jarak dengan Naura, "terus elo apa? datang ke perusahaan sodara gue, cuma buat ngerayu lelaki ya ternyata?" Aldi menatap Naura dari ujung kepala sampai kaki.

Dengan wajah yang masih tertunduk, Naura mengepalkan tangannya, mencoba sabar, dan tidak menganggap omongan Aldi. Tidak ada gunanya, jika harus meladeni lelaki menyebalkan macam Aldi.

"Kenapa diam humm? ck, pasti malu ya? gara-gara niat busuk elo ketauan. Udah bisa ketebak sih, perempuan kampung kaya elo tuh emang di pikirannya cuma cari lelaki yang bisa ngasih duit banyak, 'kan?"

Naura repleks mengangkat wajah, sudah tidak ada lagi batas sabarnya, "Pak Aldi yang terhormat, bisa tidak anda jangan berkata sembarangan! saya tidak pernah punya niat seperti itu, asal anda tau!"

"Halah, masih aja lo ngelak. Perempuan kaya elo tuh banyak, gampang ketebak dan itu-,"

Tiba-tiba Aldi membisikan kata yang berhasil membuat emosi Naura bener bener memuncak.

Sekuat tenaga, Naura mengayunkan tangannya, hendak menampar mulut kotor lelaki menyebalkan yang ada di hadapannya. Namun aksinya terhenti, karena Aldi dengan sigap menahan telapak tangan Naura, menarik tangan itu, dan mengecup nya.

Sontak perlakuan Aldi refleks membuat kedua bola mata Naura melotot, dengan pipi yang terlihat sedikit memerah karena saking emosinya. Dan berhasil membuat bibir Aldi tertarik ke atas, dan sekuat tenaga Naura melepaskan tangannya yang masih di pegang Aldi.

"Gue, juga orang tajir asal elo tau, bisa lah kalau mau elo porotin, rela kok gue, asal elo bersedia," Aldi mengedipkan sebelah matanya, berbalik sambil melangkah pergi.

Aldi mengulum bibirnya, sekuat tenaga Aldi menahan diri untuk tidak tertawa. Sumpah, ekspresi kesel dan marah dari wajah Naura yang sebenarnya ingin Aldi lihat dari tadi, dan omongannya barusan benar-benar berhasil.

Terpopuler

Comments

Ai Hodijah

Ai Hodijah

si aldi bikin ksel aja

2023-04-02

0

Meylin

Meylin

jangan sampai Naura jatuh k penjahat kelamin macam Aldi jjik 😡

2021-06-20

0

Acek Adv

Acek Adv

bisikin apa tu si aldi??

2021-04-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!