Dimana mentari pagi yang terlihat
Disitulah letak keindahanmu
Dimana embun turun
Disitu letak kasih sayangku
Menyadari suatu cinta
Dimana dua hati yang berbeda
Sayatan hati begitu dalam
Mengusik keindahan cinta
Happy reading!!!!
Waktu kian berjalan. Dimana para murid berhamburan keluar karena waktu istirahat mereka. Mereka menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Tapi tidak dengan mereka yang memilih di tempat masing-masing hingga kelas kosong.
Bret..... Bret.... Bret....
Kelas 10 A
"Oke, anak-anak karena waktu pelajaran saya sudah selesai, dan ini juga waktunya istirahat. Maka kalian boleh keluar untuk mengisi perut kalian masing-masing!"
"Baik, Bu.," ucap para murid.
"Oke, cukup pelajaran saya."
Guru Anka keluar dari kelas dan disusul oleh murid-muridnya.
Sementara itu Hanasi masih betah di tempat duduknya.
Di kelas 11A
Guru Ludra menutup pelajaran yang ia sampaikan dan Nafi harus bersyukur tugas yang diberikan pada mereka kerjakan dijadikan pekerjaan rumah.
"Oke, silahkan kalian istirahat, jangan lupa pekerjaan rumah yang bapak berikan kalian kerjakan!"
"Baik, Pak"
"Oke."
Guru Ludra keluar dari kelas begitu pula para murid dan ada beberapa orang yang masih di kelas.
"Sabrina, ayo ke kantin aku sudah lapar, nih! " teriak Nafi.
Pletak.
"Sakit, Sabrina."
"Rasakan. Kau tak perlu berteriak, baka! seharusnya kau bersyukur kau tidak mendapat nilai jelek dari pak Ludra."
"Habis aku lapar dan itu aku sangat bersyukur sekali karena bisa nyontek tentunya."
"Ayo, kita keluar bikin malu saja! " ajak Sabrina.
Akhirnya Sabrina dan Nafi keluar dari kelas. Suasana kelas kembali tenang dan itu membuat Shima semakin terlelap dalam tidurnya.
"Shima, jangan tidur saja. Mari kita ke kantin!"
"Hoam, Aku ngantuk Ina."
Ina kadang kesal dengan sikap malas pacarnya tetapi ia juga mencintainya.
"Huh, ayo kita ke kantin atau kau minta kubuat tidur selamanya," Ancam Ina.
Shima tampak takut mendengar ucapan Ina.
"Oke, Ayo kita jalan!"
Akhirnya Shima serta Ina keluar dari kelas. Walaupun Ina harus mengancam Shima dengan sedikit ancaman.
Sementara Hanita memutuskan ke kelas adiknya untuk mengantar bekalnya.
"Lebih baik aku ke kelas Hanasi."
Disaat ia akan melangkah keluar, tiba-tiba ada yang memanggilnya.
"Hanita."
Hanita tampak kaget tiba-tiba ada yang memanggilnya.
"Eh... Ada yang memanggil tapi siapa?"
Hanita menoleh ke belakang dan menengok siapa yang memanggilnya. Setelah tau siapa yang memanggilnya ia mendatangi si pemanggil.
"Eh.... Iya, ada apa Randi?
Randi yang memanggil sang gadis segera menyampaikan maksudnya.
"Kau mau kemana."
"Emz.... Ke kelas Hanasi."
"Boleh aku ikut."
"Boleh."
Randi yang melihat kakaknya sendirian di kelas memilih mengajaknya.
"Kau juga ikutkan, kak Randa?"
"Hn."
Hanita, Randi dan Randa menuju ke kelas Hanasi. Dimana sang gadis membawa bekal untuk mereka berdua. Setelah mereka sampai di kelas Hanasi. Hanita buru-buru mendatangi adiknya.
"Hanasi, maafkan kakak terlalu lama."
"Iya, tidak apa-apa, kak."
"Lagian si jelek masih betah di kelas."
Hanasi tampak kesal dengan Randi.
"Apa maksudmu, mayat!"
"Bodoh. Kau harusnya tau maksudku."
"Terserah kau mayat lagian, ngapain kamu ikut ke sini?"
"Aku mengikuti bidadari."
Hanita yang mendengar ucapan Randi sudah merona. Sedangkan Hanasi tampak jijik.
"Ck, gombalan macam apa itu menjijikan sekali."
"Kenapa, kau cemburu kah jelek!"
"Aku tidak cemburu."
"Khe, benarkah."
"Diamlah kalian, sampai kapan kita terus disini!" lerai Randa.
"Maaf kak," ucap Hanasi.
"Ya, sudah mari kita makan. Tapi aku hanya membawa bekal untuk dua orang," timpal Hanita.
Randi yang mendengar ucapan Hanita segera memutuskan keinginan sepihaknya.
"Kau berdua denganku saja, Hanita."
"Baiklah, Randi."
"Berarti aku bersama kak Randa?"
"Kau tak suka makan berdua denganku."
Hanasi tampak tidak enak dengan Randa.
"Eh.... Bukan gitu kak!"
"Terus."
"Ya, sudah aku bersama kak Randa."
"Hn."
Mereka keluar dari kelas sambil menggandeng pasangan mereka masing-masing.
"Ano.... Randi kita mau makan dimana?"
"Di dekat atap sekolahan kita."
Hanasi juga menanyakan hal yang sama pada Randa.
"Kak kita mau makan dimana?"
"Atap."
"Oh, baiklah."
"Hn."
Mereka melanjutkan perjalanan. Dimana mereka masih bergandengan tangan. Setelah mereka sampai di tempat tujuan, mereka mencari segera mencari tempat duduk.
"Ano.... Randi aku tidak membawa dua Sumpit."
"Kita bisa gantian!"
"Tapi."
"Ayolah, Hanita aku sangat lapar!"
"Baiklah."
"Oke, kau bawa bekal apa?"
"Bento."
"Wah, makanan jepang. Kemari aku suapi!"
Hanita tampak tidak senang oleh kemesraan antara Randa dan Hanasi.
"Emz... Tapi."
"Tidak ada tapi-tapian."
"Baiklah."
Hanasi segera mengejek Randi.
"Dasar kau modus, mayat."
Randi tidak menghiraukan ucapan Hanasi dan lebih memilih konsen terhadap Hanita.
"Kenapa dia tak membalas ucapanku," batin Hansi.
Randa yang melihat Hanasi terlihat bingung segera merebut bekal yang ada di pangkuan sang gadis.
"Hei... Kak kau membuatku kaget."
"Kau lamban, Hana."
"Ish, kau tak sabaran sekali."
"Aku lapar."
"Ya sudah makan dulu, sana!"
Randa membuka bekal milik sang gadis sambil melihat isi bekalnya. Setelah mengetahuinya ia mengambilnya dan menyuapinya kepada Hanasi.
Hanasi yang kebetulan menatap Randa dibuat kaget dengan tindakan sang lelaki.
Hap.
"Uhuk.... Uhuk, aku kaget tau!"
Randa yang melihat sang gadis tersedak segera mengambilkan minuman untuknya
"Ini, minumlah."
"Terimakasih."
Hanasi yang diberikan minum Randa langsung meminumnya.
"Hn, kau terlalu lama Hana."
Hanasi yang baru saja selesai, kembali kaget dengan ucapan sang pria.
"Aku terlalu lama darimana?"
"Hn."
"Dasar nyebelin!"
"Hn, ayo buka mulutmu lagi."
"Tidak sekarang gantian kakak, " ucap Hanasi.
Randa tersenyum tipis melihat tindakan sang gadis. Hingga sang gadis tidak menyadarinya
"Ayo buka mulutmu, kak."
"Hn."
Randa membuka mulutnya dan memakan bento yang Hanasi berikan.
Randi yang melihat itu tampak mengemukakan pendapatnya.
"Kalian sangat cocok dan terkesan manis, ya!"
"Kau cemburu, mayat."
"Tidak, siapa yang cemburu pada mu jelek."
Saat Hanasi akan membalas ucapan Randi, tiba-tiba ada makanan yang masuk kedalam mulutnya.
Hap. (Anggap aja itu bunyi makanan masuk ke mulut orang)
Hanasi kembali kaget dengan tindakan Randa.
"Kak, Ran...da."
"Kau terlalu berisik dan cepat kunyah bento, itu!"
"Baiklah," jawab Hanasi.
Hanita gantian menyuapi Randi agar sang pria tak merasa diabaikan.
"Ayo makan, Randi dan buka mulutmu!"
"Aaa."
Mereka gonta-ganti menyuapi makanan masing-masing tanpa mereka sadari itu membuat hati mereka begitu sakit.
Hatiku sakit saat melihatmu menyuapi orang lain di belakangku. Walaupun itu saudaraku sendiri.
Perih rasanya hatiku saat melihat kemesraanmu terhadap orang lain walaupun dia adalah saudaraku.
Hatiku gembira bisa membagi cintaku terhadapku. Walaupun kau tidak menyadarinya.
Hatiku berbunga-bunga melihat tingkahmu dan perhatianku kepada diriku.
Walaupun hati mereka sakit tetapi mereka mencoba kembali pada aktivitas mereka agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Kecurigaan yang menimbulkan pertikaian juga penyesalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Eve
Udah ku kasih vote 100 ya 😅
2020-06-16
0
Eve
Wah udah 3 chap 😅😅👍👍👍
2020-06-16
1