Guru Sia mengingatkan kembali Hanasi tentang kesalahannya tadi.
"Kau mengapa melamun di pelajaran saya, apa menurutmu pelajaran saya tidak penting?"
"Maafkan saya, Bu Sia saya tadi ada sedikit masalah."
"Bisakah tidak membawa masalah pribadi ke dalam kelas saat pelajaran berlangsung!"
"Maafkan Saya, Bu Sia."
"Saya maafkan jangan ulangi lagi!"
"Baik, Bu."
Akhirnya Sia meneruskan pelajaran yang tertunda dan Hanasi mendengar kan dan menulis pelajaran yang Sia terangkan dan tulis.
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan saatnya bagi anak-anak SMA Nugraha untuk kembali kerumah mereka masing-masing.
Brett.... Brett.... Brett....
Kelas 11 A
"Oke, karena pelajaran saya sudah selesai dan kalian waktunya pulang. Kalian boleh meninggalkan kelas," ucap bu Mira.
Bu Mira tampak membereskan peralatannya saat sudah menyelesaikan ucapannya.
"Baik, Bu," ucap para murid.
Mira yang baru saja selesai dengan urusannya segera keluar dari kelas diikuti murid yang lainnya. Sedangkan Hanita, Randa, Randi, Nafi, Shima, Sabrina serta Ina masih di dalam kelas mereka.
Sementara itu kelas 10 A
"Oke, cukup sekian pelajaran dari saya kalian boleh kembali ke rumah masing-masing."
"Baik, Bu," ucap para murid.
Sia yang baru saja selesai dengan rutinitasnya kemudian keluar dari kelas. Setelah Sia keluar dari kelas para murid menyusul keluar dari kelas begitu pula Hanasi yang langsung menuju parkiran mobil mereka. Tidak lupa mereka membereskan buku mereka masing-masing dan peralatan lainnya.
Kembali ke kelas 11 A
"Sabrina, ayo kita pulang!" ajak Nafi.
"Oke," balas Sabrina.
"Nah, ayo!"
"Iya sabar, Hani dan Ina aku duluan ya!"
"Iya, Sabrina," ucap mereka berdua.
"Shima, bangun ayo antar aku pulang!" ajak Ina.
Shima yang merasa ada yang mengganggu tidurnya hanya bisa menggerutu.
"Merepotkan, ada apa sih, Ina?
"Kau tidak ingin pulang apa? mau tidur disini."
"Merepotkan, aku tidak maulah tidur disini."
"Maka dari itu, ayo pulang!"
"Merepotkan, ayo! "
Shima menarik tangan Ina untuk mengantarkannya ke rumahnya dan setelah itu, ia bisa tidur dengan nyaman di kasur miliknya.
"Hanita aku duluan ya!"
"Iya, Ina."
Hanita yang masih membereskan barang-barang harus bersabar karena sudah ditinggal oleh teman-temanya. Akhirnya ia selesai dengan rutinitasnya tinggal menghampiri Hanasi.
"Akhirnya selesai juga, tinggal menghampiri Hanasi. "
Saat Hanita akan keluar dari kelasnya tangannya dipegang oleh Randi.
"Ada apa, Randi?"
"Jangan lupa nanti malam!"
"Iya, aku tidak akan lupa."
"Oke, hati-hati. "
Randi segera melepaskan pegangan tangan pada Hanita.
"Terimakasih, Randi. Ya sudah aku duluan ya, Randi dan Randa.
"Oke/Hn."
Hanita keluar dari kelas dan menghampiri Hanasi. Begitu pula Randi dan Randa setelah Hanita keluar dari kelas beberapa saat kemudian mereka menyusulnya keluar dari kelas dan menuju tempat parkiran mobil mereka.
Sementara itu Hanasi sudah menunggu kakaknya di depan mobil yang dikendarai supir mereka. Tampak Hanita baru saja sampai di parkiran mobil mereka.
"Maaf, Hanasi kakak terlalu lama."
"Tidak kok, kak aku juga baru sampai.
"Benarkah."
"Iya."
"Ya sudah ayo kita pulang!"
"Iya."
Mereka masuk ke dalam mobil dan sang supir kemudian melaju keluar dari SMA Nugraha. Di perjalanan yang mereka lalui diwarnai dengan sunyi karena mereka terlalu fokus dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga salah satu dari mereka memulai percakapan.
"Emz.... Kak Hanita."
"Iya, ada apa Hanasi," Jawab Hanita.
"Maafkan aku yang tidak sengaja memeluk kak Randa."
"Tidak apa-apa kok."
"Tapi aku merasa bersalah sekali dengan kakak."
"Tidak apa-apa, Hanasi."
"Tapi."
"Sudah, jangan dibahas lagi. Lebih baik kita fokus untuk nanti malam!"
Hanita merasa pembahasan tentang hal yang baru saja mereka lalui harus segera diakhirnya dan tak perlu diperpanjang.
"Baiklah, cie yang nanti malam dandan habis-habisan untuk kak Randa"
"Apaan sih, Hanasi lagian kakak jalannya sama Randi bukan dengan Randa."
"Iya juga ya."
"Iya."
"Tetapikan kak Randa kan juga ada disana."
"Apaan sih, Hanasi."
Hanita merona dengan ucapan Hanasi.
"Tuh, kakak saja merona."
"Apaan, sih kamu juga pasti dandan habis-habisan buat Randi."
Gantian Hanita yang menggoda Hanasi, sedangkan yang digoda merona oleh ucapan sang kakak.
"Apaan sih, kakak."
"Lihat kamu juga merona," goda Hanita.
Obrolan mereka berhenti saat mereka sudah sampai di kediaman Wijaya. Mereka turun dari mobil dan supir mereka memarkirkan mobil yang digunakan tadi di tempat parkir keluarga Wijaya. Mereka kemudian masuk ke dalam rumah. Setelah itu mereka masuk ke dalam kamar masing-masing untuk berganti baju. Rumah mereka sepi karena ayah mereka belum pulang dari kantor, ibu mereka yang ada acara dengan temanya dan Naji yang belum pulang dari kuliahnya.
Sementara itu Randa dan Randi juga baru saja sampai rumah setelah memarkirkan mobil mereka. Kemudian mereka langsung masuk kamar masing.
Sifa yang melihat kelakuan si kembar hanya bisa geleng-geleng kepala karena ia hafal dengan perilaku si kembar.
Setelah mereka sampai ke dalam kamar mereka masing-masing.
Di kamar Randi.
"Huh, lelahnya.
Randi merebahkan badannya di kasur tidak lupa ia telah menutup pintunya.
"Semoga malam nanti akan menjadi malam yang paling menyenangkan."
Sementara itu di kamar Randa. Ia juga merebahkan tubuhnya di kasur. Setelah mengunci pintu dan melepas sepatunya.
"Semoga malam nanti menjadi malam yang indah. "
Harapan Randa dan Randi sama yaitu agar malam nanti menjadi malam yang indah. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa tindakan mereka tadi sudah membuat 2 hati yang mencintai mereka tersakiti.
Sementara Hanita yang sudah selesai berganti baju langsung merebahkan tubuhnya di kasur miliknya sembari menatap langit-langit kamarnya.
"Apakah malam nanti akan menjadi malam yang indah atau malam menyakitkan. Aku berharap menjadi malam terindah, dimana Randa yang tiba-tiba mengungkapkan perasaannya padaku ditemani ribuan bintang atau kembang api."
Itulah harapan Hanita tetapi apakah harapannya akan terkabul atau malah sakit hati kembali yang ia terima.
Sementara Hanasi yang sudah merebahkan tubuhnya di kasur dan sudah berganti baju tampak senang akan jalan-jalan dengan Randi walau yang mengajak saudara kembarnya tapi ia tetap bahagia.
"Si pucat kira-kira makin tampan tidak ya, saat jalan-jalan nanti malam. Pastilah tampan orang dia termasuk pangeran di sekolah kami pasti akan tampan dong. Ya, walau ku akui mulutnya tidak sebaik wajahnya tapi aku tetap cinta dia."
Hanasi tanpa sadar tertidur saat selesai dengan bicaranya tak lupa senyuman menghiasi wajah cantiknya.
Begitu pula Hanita yang tiba-tiba tertidur setelah selesai dengan angan-angannya
Sementara di tempat Randa dan Randi.
Mereka juga tampak tertidur dan terlihat kelelahan akan aktivitas di sekolahnya tadi sekaligus ada rasa bahagia oleh momen yang akan mereka jalani nanti malam.
Itulah keinginan mereka untuk malam nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
up up up....
up lg thor... ❤️❤️❤️
jangan lupa mampir di karyaku dg judul
"AMBIVALENSI LOVE" 🙏😁
2020-08-30
1