Fokus

Hanita menjawab ucapan Ina dengan wajah masih merona dan itu kadang membuatnya malu.

"Ina, aku malu."

"Hehe, kau malu atau bahagia Hanita."

"Sudah deh, Ina jangan goda Hanita terus. Mending kau urusi pacarmu yang suka tidur itu!"

Ina tidak terima akan ucapan Sabrina dan ia segera membalas ucapannya.

"Apaan sih, dahi lebar. Kau juga urusi pacarmu yang berisik dan bodoh, itu!"

"Nafi memang kodratnya begitu, Ina."

"Shima memang kodratnya juga begitu."

Hanita yang mendengar pertengkaran dua sahabatnya segera menghentikan mereka dengan ucapannya yang lembut.

"Ano, sudah jangan bertengkar!"

"Baik, Hani," ucap mereka berdua.

Sementara itu para lelaki.

"Wooi! Pucat dan tiang kenapa kalian bisa bareng Hanita?" tanya Nafi.

"Hn."

"Kau menyebalkan, tiang."

"Hn."

Merasa tidak mendapatkan jawaban dari Randa, Nafi segera bertanya pada saudara kembarnya.

"Huh, pucat bagaimana kalian bis?"

Sebelum Nafi menyelesaikan ucaoanya terlebih dahulu Randi memotongnya.

"Apa urusan denganmu durian busuk lebih baik kau urusi permen kapas mu itu!"

"Apa kau bilang, Randi?"

"Permen kapas."

"Kurang ajar, walaupun Sabrina kadang mewarnai rambutnya dengan warna merah muda, tetapi bagiku dia yang paling cantik," teriak Nafi.

Sementara Sabrina merona mendengar ucapan Nafi.

"Dasar bodoh. Kau berisik sekali, durian busuk."

"Hehe, aku begini karena saudara kembarmu, tiang."

"Hn."

"Dasar kalian itu sama saja menjengkelkan."

"Hn."

Nafi merasa kesal dengan si kembar dan Randi malas membalas ucapannya. Shima si pemalas mengucapkan kata andalannya.

"Kau lebih menjengkelkan, durian busuk."

"Merepotkan," ucap Shima.

Perdebatan mereka berhenti disaat Anka masuk ke dalam kelas mereka.

Guru Anka terkenal galak dan itu membuat mereka merasa takut.

Begitu pula perdebatan para wanita, langsung berhenti seketika.

"Selamat pagi, semua!"

"Pagi, Bu," ucap para murid.

"Oke buka buku bahasa inggris halaman 132 dan kerjakan sekarang juga!"

"Baik, Bu."

Semua murid kelas 11A mengerjakan tugas yang diberikan guru Anka dengan tenang karena bila mereka gaduh sedikit saja teriakan membahana akan merusak telinga mereka.

Sementara pemeran utama kita saling mengungkapkan perasaan mereka masing-masing didalam Hati mereka.

"Ku hanya bisa memandangmu tetapi tidak berani mengungkapkan perasaanku padamu," Batin Hanita.

"Ku hanya bisa menantimu dan berharap suatu hari nanti kita akan bersama," Batin Randi.

"Ku hanya bisa menyapamu lewat perasaanku, ucapan semoga suatu saat nanti kau akan menyadari akan perasaan ini," ucap Randa.

"Ku hanya bisa mengganggumu dan membuatmu marah agar suatu saat nanti dirimu tau aku begini hanya untukmu," ucap Hanasi.

Flashback

setelah Hanabi sampai di dalam kelas.

"Tumben kau lama, Hana."

Sara sahabat Hanasi tampak bingung dengan lamanya sang sahabat masuk ke kelas.

"Ceritanya panjang Sara."

"Cerita dong denganku!"

"Hah, aku malas Sara."

"Ish.... Kau menyebalkan, Hana."

"Hehe, maaf Sara."

"Iya, tidak apa-apa tapi suatu saat nanti kau ceritakan padaku, ya!"

"Iya."

"Hehe, makasih kaulah sahabat sejatiku."

"Apaan, sih."

Obrolan Hanabi dan Sara berhenti saat guru Andra masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi semua."

"Pagi, Pak," ucap para murid.

"Buka buku matematika halaman 122, saya akan menjelaskan dengarkan dan catat!"

"Baik, Pak"

"Oke, mari kita mulai pelajaran."

"Siap, Pak."

Seluruh murid kelas 10A mendengarkan dan mencatat penjelasaan yang Andra terangkan.

Guru Andra terkenal dengan sikap sabar dan lembut oleh karena itu, banyak yang senang bila pelajaran guru Andra. Walaupun ia laki-laki tetapi tidak ingin marah-marah pada muridnya karena para murid adalah keluarganya.

Flashback end

sekilas sifat Randa dan Randi

Randa anak dari pasamgan suami-istri Sam Nugraha dan Sifa Nugraha

sekaligus adik dari Taci Nugraha serta saudara kembar dari Randi. Memiliki sifat: Dingin, romantis dengan orang yang disayanginya, tetapi manja dengan orang yang ia sayangi contohnya Ibunya walau itu jarang. Randa memiliki tubuh yang tinggi tak heran dipanggil tiang oleh orang-orang. Randa dan Randi bukan kembar identik jadi mudah membedakan mereka.

Randi Nugraha anak dari Sam Nugraha dan Sifa Nugraha sekaligus adik dari Taci dan Randa karena ia dengan saudara kembarnya hanya terpaut 5 menit saat mereka lahir. Memiliki sifat: Mulut pedas, baik, romantis dan suka mengalah. Ia memiliki kulit putih terkesan pucat, maka tak heran bila dipanggil mayat ataupun pucat.

Kembali ke cerita.

Tampak para murid sibuk dengan pelajaran yang diberikan para guru hingga waktu berganti pelajaran berbunyi.

Brett..... brett.... brettt...

Kelas 11A.

"Baiklah, jam pelajaran aya telah berakhir. Kalian kumpulkan tugas kalian kepada saya karena akan dinilai. Bila ada yang mendapat jelek kalian akan merasakan hukuman dari saya!"

"Baik, Bu."

Para murid segera mengumpulkan tugas mereka dengan bermacam perasaan ada yang lega, sedih, takut, bahagia dan ingin menangis.

"Baiklah, kalian bisa beres-beres untuk menantikan pelajaran selanjutnya. Saya undur diri dulu!"

"Baik, Bu."

Para murid segera membereskan pelajaran sebelumnya dan menggantikan dengan pelajaran selanjutnya yaitu pelajaran yang mereka ambil jurusannya Ipa.

Saat para murid sudah menyelesaikan pekerjaan mereka, tiba-tiba Nafi memecah keheningan.

"Habis sudah nasibku dihukum guru Anka karena aku yakin nilaiku pasti jelek."

"Dasar bodoh dari zaman zigot gitu," ucap Randi.

"Hiks, kau tau sekali aku Randi. Jangan-jangan kau fansku."

Randi tampak jijik mendengar ucapan Nafi.

"Mana mau aku jadi fans mu. Bisa-bisa aku bodoh seperti kau."

"Akui sajalah, tak usah malu-malu."

Murid yang lain tampak menahan tawa kecuali Randa dan Shima yang tampak malas dengan drama Randi juga Nafi.

Saat Nafi ingin berbicara kembali pak Ludra datang dan langsung menyapa mereka.

"selamat siang, anak-anak!"

Nafi segera memperbaiki posisi duduknya karena ia menghargai setiap guru.

Siang, Pak," jawab para murid.

"Baiklah, mari kita mulai pelajaran agar cepat istirahat dan kalian bisa makan. Bapak yakin ada diantara kalian yang sudah lapar. Bapak juga tidak sabar untuk memeriksa tugas-tugas dari kelas lain."

"Siap, Pak."

"Oke, buka buku kalian halaman 124 dan Saya akan menjelaskan pada kalian bila ada soal coba kalian kerjakan dan kalau bisa kumpulkan!"

"Baik, Pak," jawab para murid.

Diantara para murid tersebut ada yang tampak sedih yaitu Nafi.

"Haduh, tugas lagi. Sudah tadi galau karena tugas Bu Anka sekarang galau akan tugas pak Ludra," batin Nafi.

Pak Ludra segera menjelaskan tentang pelajarannya. Bila ada murid yang kurang paham ia menjelaskan kembali hingga orang yang tidak paham itu mengerti. Walau ada yang pura-pura mengerti agar pelajaran segera selesai dan berharap tidak ada tugas.

Sementara kelas Hanasi tampak guru Anka yang menjelaskan pelajaran bahasa inggris pada mereka dan otomatis mendengarkan dengan seksama karena tak ingin dimarah oleh si guru galak.

Dan itu membuat mereka takut pada guru Anka.

Terpopuler

Comments

Miwa

Miwa

uwu

2022-05-26

0

Adel

Adel

aku mampir lg thor...

feedback k karyaku jg ya...😄😄😄

2021-01-12

0

ifa

ifa

suka kk bgus bnget

2020-07-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!