( Kamu masih berani ya posting-posting kemesraan? Ah aku jadi ingin di posisimu. Dimasakin, dibelanjain, dibelai-belai. Aku mau beli dong suami kamu, kamu lagi promosiin suami kamu kan, dijual berapa? Hahaha… jangan salahkan aku jika suatu saat suamimu aku ambil! ) Kamelia
Kamelia itu akun yang sebelumnya berkomentar hampir sama dengan ini. Ya … Kamelia dengan nama panggilan Amel. Statusnya biasa saja, hanya berisi kegiatannya bersama anak perempuannya. Single parents yang seksi dan tubuhnya terawat, anaknya juga cantik.
( Kamu iri? Tinggal cari aja laki-laki yang seperti suamiku. Diluar sana pasti ada, cari aja yang duda biar cocok sama kamu, dan jangan ganggu rumah tangga orang! ) Arin
(Nyari diluaran kan susah, belum lagi sikap laki-laki kan sebelum dan sesudah menikah berbeda. Lebih baik suami kamu yang sudah pasti idaman, haha… ) Kamelia
Sabar Rin…! Orang gak waras gak usah diladenin! Batin Arin.
Arin memilih memblokir akun Kamelia itu. Mengabaikan hal yang tak penting, satu komentar buruk tidak boleh membuat moodnya jelek. Menurut Arin masih banyak komentar yang membuatnya bahagia dan ingin terus memposting keharmonisan dan kebahagiannya bersama suami.
Meski Arya beberapa kali menasehatinya untuk berhenti menyebarkan aktivitas mereka. Arya ingin istrinya fokus saja pada keluarganya, pada suaminya. Arya ingin privasi, dia bukan artis yang kehidupannya harus diekspos. Tak jarang saat pulang Arya ingin bercanda melepaskan lelah agar suasananya membaik, tapi Arin selalu sibuk dengan ponselnya.
"Aku bukan pamer, aku hanya berbagi kebahagiaan ku aja kok. Lagian dengan begitu, siapa tahu suami orang terinspirasi memperlakukan istrinya seperti mas Arya memperlakukan aku. Ini kan juga berpahala," gumam Arin pelan.
***
Hari berganti hari dan minggu berganti minggu. Kini usia pernikahan Arin sudah hampir satu tahun dan masih belum ada tanda-tanda kalau dia hamil. Arin sedih karena hal itu, tapi dia masih mempunyai kebahagiaan karena suaminya tidak pernah berubah. Diapun masih sama memposting kebahagiaan untuk menutupi kesedihannya.
Beberapa orang juga akan menanyakan perihal anak kepada Arin lewat kolom komentar. Tapi Arin selalu menjawab dengan sopan, ( mungkin belum rezeki, yang penting suami sayang banget sama aku, dia lelaki sabar dan penyayang.) Itulah jawaban Arin yang selalu memuji Arya.
Suatu malam Arya pulang dalam keadaan basah kuyup. "Loh Mas, kenapa basah begini? Bukannya Mas naik mobil?" Tanya Arin heran.
"Oh ini, iya Mas ke parkirannya kan hujan-hujanan," jawabnya singkat.
Arin merasakan ada yang berbeda dari Arya, dia seakan cuek. Biasanya dia akan mengulurkan tangan kanannya agar Arin bisa mencium punggung tangan suaminya, lalu mencium kening Arin cukup lama. Tapi malam ini Arya absen melakukan kebiasaannya akhir-akhir ini.
Arya bergegas ke kamar mandi, setelah selesai dan dia sudah siap dengan pakaian baru. Lelaki itu berbaring ditempat tidur tak bertanya apapun pada Arin yang jelas ada di kamar itu. Arin menatap suaminya dengan mata yang mulai berair.
Arin pun tidur disamping Arya, "mas, kamu mau dibuatkan teh hangat? aku gak mau kalau kamu sampai masuk angin," tanya Arin.
"Gak usah Dek, Mas mau tidur aja, capek banget hari ini, Mas juga serasa kehilangan semangat," jawab Arya.
Lelaki itu memunggungi istrinya dan tak lama terdengar dengkuran yang lumayan keras. Membuat Arin membelakangi tubuh suaminya juga dan mulai menangis dalam diam. Biasanya mereka akan tidur saling menggenggam tangan.
Bagaimana Arin tak terluka, jika dia tidak biasa diperlakukan seperti itu. Kenapa mas Arya seperti menghindar dariku? Apa semangatnya hilang karena aku belum juga hamil? Batin Arin.
Wanita itu menangis kembali, dia bertekad untuk mengikuti program hamil agar rumah tangganya kembali hangat.
***
Semakin hari Arya semakin cuek, dia menjadikan rumahnya seperti tempat singgah bukan tempat pulang. Dia seperti numpang tidur dan makan saja, tidak seceria biasanya. Arin bahkan sudah dua minggu tak disentuh suaminya itu, meskipun dia sedang tidak datang bulan.
"Mas, aku udah daftar program hamil dan tanggal ini mulai masa suburku Mas," ucap Arin sedikit malu. Baru kali ini dia memberanikan diri meminta nafkah batinnya.
"Oh begitu, tapi Mas sedang capek. Laki-laki juga kalau sedang tak sehat nanti benihnya jelek, encer gitu. Nanti aja ya Dek..!" jawab Arya.
Arin mengangguk pelan dengan rasa kecewa yang dia pendam. Dia sudah berusaha menahan malu menawarkan dirinya, tapi malah ditolak mentah-mentah oleh suaminya.
Arya beberapa hari ini bahkan selalu pulang terlambat, sudah lama Arin tidak memposting kemesraan rumah tangganya karena memang tidak ada yang bisa dia up date mengingat sikap suaminya yang berubah. Tapi dia yang bosan akhirnya membuka akun miliknya.
Banyak teman-temannya yang mengirim pesan merindukan postingan-postingan Arin yang selalu sukses membuat mereka memuja sosok Arya suami Arin.
Wanita itu hanya tersenyum miris, mengingat betapa bahagianya dia dulu tapi tidak dengan sekarang. Dia tidak pernah mengira jika Arya akan berubah. Matanya tertuju pada akun baru yang mengirim foto dan pesan padanya.
Foto lelaki yang sangat dia kenal sedang makan bersama wanita dan anak kecil berusia 3 tahun. Anak perempuan yang sangat lucu, kulit putih bersih, rambutnya hitam dan memakai bando. Anak itu duduk dipangkuan sang lelaki dan satu tangannya merangkul sang wanita seksi disampingnya.
"Astagfirullohaladzim…," ucap Arin. Dia bahkan lemas sampai tak bisa memegang ponselnya dengan benar. Ponsel itu terjatuh bersamaan dengan tubuh Arin yang terkulai lemas di lantai.
"Ini tidak mungkin, itu pasti foto editan," guamam Arin.
Terdengar suara ibu mertuanya mengucap salam dan masuk ke rumah. Tapi Arin tak mampu bangun, dia hanya menjawab salam itu dalam hatinya.
"Arin …, kamu kenapa Nak?" Tanya Bu Nadia panik. Dia mendekati Arin tapi menantunya itu pingsan tergeletak dilantai yang semakin membuat Bu Nadia semakin panik.
Bu Nadia dengan segera membawa menantunya itu ke Rumah Sakit, dia tidak mau hal buruk terjadi pada Arin. Dia pun segera menelpon sang anak agar segera menyusul.
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments