Pagi yang cerah. Lia menelusuri jalan raya seorang diri. Berangkat Kesekolah dengan berjalan kaki adalah kegiatan sehari-harinya. Suasana jalan yang lancar sepeda motor berlalu lalang ada yang menuju pasar ada yang mengantar anaknya atau berangkat kerja.
Bruk...
Lia tersandung dan jatuh saat sudah berada didepan pintu kelasnya.
Brakk
suara sapu itu dilempar tepat disamping lia.
"Bersihin kelasnya!" Ucap anak perempuan yang tadi melempar sapu tersebut.
"Tapi hari ini bukan jadwal piket ku." Lia berusaha untuk bangun sambilan mengambil sapu yang tergeletak itu.
"Iya hari ini jadwal piket ku dan seperti biasa kamulah yang menggantikan piket ku." Ucap anak tersebut kemudian mendekati Lia.
"Atau kamu mau kami apakan? Huh?." Sambung anak tersebut. Anak perempuan berjumlah 3 orang selalu memperlakukan Lia sebagai budak mereka.
"Hn.." Lia kemudian pergi menaruh tasnya dibangku dan segera melakukan piket kelas. Dia tidak ingin pagi-pagi dirinya harus dikerjai oleh mereka.
Kring..kring...
suara bel berbunyi tanda semua siswa untuk masuk kelas. Semua anak sudah bersiap untuk melakukan doa pagi sebelum pembelajaran dimulai.
Hari ini adalah hari terakhir ulangan dan pelajarannya adalah penjas Lia sangat bingung menjawab soal-soal yang ada didepan matanya itu.
"Huahhh ini apa jawabannya." Ucap Lia pelan dan gusar karena soal ujian itu. Dia bahkan tidak pernah membaca buku pelajaran penjas. Dia juga selalu mendapat nilai rendah dalam praktek olahraga.
"Lia kamu ribut." ucap anak laki-laki yang duduk disamping lia, karena ulangan nomor bangku diatur sesuai nomor absen.
"Aku nyontek yha." ucap Lia terang terangan terus menyalin jawaban yang duduk disebelahnya itu.
"Haahha aneh kalau nyontek dari tadi juga kamu bisa gak perlu bilang." ucap anak laki-laki tersebut pelan sambil terkikik karena tingkah Lia itu.
"5 menit lagi semua harus dikumpul!" ucap pengawas ulangan yang berdiri didepan kelas.
Lia yang mendengar itu segera menyelesaikan lembar jawabannya. Tangan Lia selalu gemetar setiap menjawab soal-soal ulangan.
Ada rasa takut salah dan lainnya semua campur aduk. Kepalanya penuh dengan huruf-huruf dia berusaha untuk mengecek kembali lembar jawabannya.
"Kumpulkan sesuai urut nomor absen!." Mendengar itu Lia langsung memperhatikan nomor yang dipanggil satu persatu.
"Ahh selesai moga aja semua hasilnya bagus." ucap Lia segera mengemasi barang-barangnya. Ada waktu 30 menit untuk beristirahat setelah itu semua siswa akan dipulangkan.
"Lia kamu gak makan?" tanya anak laki-laki yang mendekati Lia dari bangku depan.
"Enggak." tanya Lia cuek ingin menghindari mereka, tapi Lia tidak ingin keluar kelas pasti dia akan menghadapi masalah.
"Ini buat kamu." ucap anak laki-laki yang duduk disebelah Lia.
Lia yang melihat coklat pemberian itu merasa risih dan enggan untuk mengambilnya.
"Untuk apa?" tanya Lia mencoba mencari latar belakang pemberian coklat tersebut.
"Untuk dimakanlah aneh sekali kamu tuh ahahhahahahah waras dikit apa otak mu fal." Lia mendengar namanya dipanggil berbeda itu langsung menaikan alisnya.
"Fal?" Lia bertanya asal nama yang tak pernah dia dengar.
"Nama mu falia Putri kan." jawab laki-laki tersebut kemudian berdiri meninggalkan bangku yang didudukinya.
''dia bilang aku aneh terus tapi dia sendiri lebih aneh kayak cenayang'' maki Lia dalam hati.
Lia bahkan tidak menyentuh coklat itu sama sekali. Dibiarkannya diatas meja seperti itu.
Kring kring
Bel berbunyi tanda bagi siswa-siswi untuk pulang. Lia segera menggendong tasnya, namun tiba - tiba tangan Lia dipegang oleh seseorang. Lia segera melihatnya dan ternyata anak laki-laki yang duduk disebelahnya yang memegang tangannya.
"Ini ambil jangan dibuang." kata anak laki-laki tersebut memasukkan coklatnya kedalam tas milik Lia.
Lia bener bener bingung. Namun tidak ingin ambil pusing dia segera berlari.
Bruk!
Lia terjatuh. Dia merasakan kakinya tersandung sesuatu sebelum akhirnya terjatuh.
"Kamu gapapa?." tanya anak perempuan yang sedang berdiri dihadapan Lia.
"Kamu berani yha mendekati Yudha dan Dimas." anak perempuan itu mendekati Lia.
Rasa kesal dan amarah memuncak dikepala Lia.
'jelas-jelas aku gak deketin mereka.' Lia ingin sekali membalas perkataan mereka namun dia tidak mau pulang dalam keadaan berantakan.
"Dengerin ini Lia!"
"Jangan pernah dekati Dimas ataupun Yudha! Paham?!"
"Aku Risa tidak akan segan-segan berurusan dengan mu!" setelah mengatakan itu anak perempuan dengan rambut panjang hitam yang bernama Risa itu segera meninggalkan Lia.
"Siapa juga yang mau peduli." maki Lia segera melepaskan semua rasa kesalnya itu. Segera dia kembali berjalan menuju rumahnya.
Jalannya sangat ramai bahkan juga macat. Lia sangat kesulitan untuk menyebrang beberapa jalan yang harus dia lewati itu.
"Mendung banget moga gak hujan." Segera Lia melangkah lebih cepat menuju rumahnya.
Namun tiba saja hujan deras datang bersama angin kencang. Lia segera berlari masih ada jarak 1 km lagi untuk sampai dirumahnya segera Lia berlari agar tidak terguyur hujan lebih lama.
"Akhirnya sampai juga--Ehh?." Lia kaget saat pintu gerbang rumahnya tertutup.
"Apakah pada pergi?." Ucap Lia segera membuka gerbang dan masuk kedalam rumah.
Sesampainya dirumah Lia segera menggantikan bajunya. Kemudian menuju dapur berniat untuk makan. Namun ..
"Gak ada makanan lagi." ucap Lia dalam hati dan segera memasak.
Tak lama kemudian terdengar suara motor datang. Lia segera menghampiri sang pengendara motor tersebut. Ternyata sang kakak.
"Kak, Papa sama Mama kemana?” tanya Lia kepada sang kakak yang baru saja memasuki pintu rumah tersebut.
"Pulang kampung tiba-tiba ada acara." ucap sang kakak sambil melepaskan sepatunya.
"Besok baru pulang." lanjut sang kakak kemudian segera masuk kedalam kamarnya.
Lia segera menuju kedapur untuk menyelesaikan masak memasaknya itu. Setelah satu setengah jam memasak Lia akhirnya makan. Dengan lahap dia menyantap masakannya itu.
"Kamu masak apa?" tanya sang kakak menghampiri Lia yang sedang makan. Sang kakak mengambil sayur yang ada di piring Lia kemudian mencicipinya.
"Masak sayur kol ditumis ma telur dadar aja." ucap Lia melanjutkan makannya.
"Enak." sang kakak kemudian segera mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
Mereka berdua makan diruang tv. Lia sangat senang menonton kartun. Bahkan Lia beberapa kali cekikikan sambil makan.
"Makan yang bener entar keselek." ucap sang kakak memberitahu Lia.
Lia segera menghabiskan makanannya dan mencuci perabotan yang digunakan untuk memasak dan makan tadi.
"Ini sekalian." ucap sang kakak menyerahkan piring kotor miliknya.
"Besok libur?" tanya sang kakak basa basi pada Lia.
"Besok pembagian nilai ulangan." jawab Lia.
"Jadwal ulangan Lia dari Senin sampai Jumat, Sabtu penilaian akhir untuk ekstra makanya tadi adalah ulangan terakhirnya."
"Besok adalah hari Selasa. Setelah pembagian nilai selama 4 hari akan ada remidial selama 1 Minggu." Sambung Lia menjelaskan semuanya.
Sang kakak yang mengerti langsung mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian sang kakak masuk kedalam kamarnya.
Lia sangat penat hari ini. Belom lagi kakinya yang pegal-pegal entah kenapa. Dia segera tidur siang menuju alam mimpinya yang sangat indah.
Lia sangat lelap tertidur, "Kakak!!”
"Kakak?!”
"Hiks... PergiI!”
Moga suka yha jangan lupa like komentar saran dan votenya ❣️❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Qirana
Dukungan untuk Author tersayang
7in1 💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
2021-09-18
0
ig: monalisa_n28
Semangat terus thor aku udah mampir dan kasih like loh.
Jangan lupa mampir di karya aku juga yah
“Istri seksi milik pengacara Tampan”
Terimakasih
2020-09-14
1
Firchim04
Hai author, aku datang membawa like dan rate5 😊
Jangan lupa mampir juga di karyaku ya
"Dosenku Sahabatku"
"Suamiku Adik Kelasku"
2020-09-13
1