"KAKAK NGAPAIN."
"KAKAK LEPASIN."
"HIKS."
Lia terus berusaha lepas dari cengkraman sang kakak. Tangan Lia yang dipegang kuat oleh sang kakak membuat Lia hanya bisa mengangkat kaki dan badannya. Dia berusaha untuk bangun. Namun usahanya itu justru membuat sang kakak semakin melahap dirinya.
Erangan suara Lia sudah tidak bisa menghentikan perlakuan sang kakak. Lia kini dinodai oleh kakaknya sendiri. Mulut Lia juga ditutup oleh tangan sang kakak. Membuat dirinya tidak bisa berteriak keras meminta pertolongan lagi.
Rasa sakit dan perih menghantam daerah kewanitaannya. Rasa sesak dan kecambuk memenuhi perasaannya. Lia tidak tau harus bagaimana lagi menghadapi dunianya ini.
Karena lelah dan tangis pada dirinya. Lia tertidur tanpa busana karena ulah sang kakak.
Lia tertidur tanpa terasa sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Lia segera bangun dari tempat tidurnya. Saat dirinya berusaha untuk berdiri kakinya terasa gemetar dan tidak mampu berjalan. Lia akhirnya memutuskan untuk duduk terlebih dahulu memulihkan keadaannya.
Perlahan Lia merapikan tempat tidurnya dan memakai bajunya. Setelah itu dia pergi kekamar mandi. Dilihatnya sekeliling ruangan tidak ada siapapun. Dia segera masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Tangisan Lia masih memenuhi dirinya. Dia tidak tau harus bagaimana menghadapi situasi seperti ini. Rasa takut menghantui pikirannya.
Setelah selesai mandi Lia beranjak untuk ke pintu depan. Dilihatnya tidak ada motor sang kakak pintu gerbang juga tertutup.
"Apakah kakak pergi?" Ucap bertanya pada dirinya sendiri. Segera setelah itu yang masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamar.
Tidak lupa juga dirinya membawa air minum dan sepiring nasi. Dia makan didalam kamar. Rasa perih dan sakit pada daerah kewanitaannya itu tidak bisa hilang. Bahkan kakinya masih lemas untuk bisa berjalan seperti biasanya.
Selesai makan Lia membuka tasnya untuk menyiapkan barang-barang yang akan dia bawa untuk Kesekolah besok.
"Eh?" Kaget bukan main saat tasnya itu berisi coklat, roti keju, sekotak susu coklat dan susu vanila.
Saat Lia hendak mengambil buku. Dilihatnya pada meja belajarnya ada nasi kotak dan beberapa cemilan.
"Pasti kakak." Ucap Lia kemudian segera melihat apa saja yang ada dalam kantong kresek itu.
Terlalu banyak makanan untuk Lia habiskan dalam waktu semalam. Jadi Lia hanya memakan nasi kotak pemberian kakaknya itu. Jika tidak dimakan nasi itu akan basi.
Lia menyimpan semua makanannya didalam lemari buku. Lemari kecil dengan pintu setinggi 50cm itu berisi barang barang Lia lainnya. Beberapa mainan yang dia beli ditaruhnya disana.
Lia bingung kenapa tasnya berisi roti dan susu seingatnya Yudha hanya memberikan coklat saja. Anak laki-laki lebih besar usianya dengan lia. Lia kelahiran 2002 sedangkan Yudha 2001.
Yudha memakai kacamata karena matanya minus. Dia tidak pernah bercerita apapun tentang dirinya pada Lia. Jadi Lia hanya tau sisi luarnya saja walau Lia pandai dalam menerka sifat dan kelakuan seseorang hanya dari penampilannya. Dia selalu benar 99% namun seseorang selalu bilang jangan pernah menilai dari penampilannya. Jadilah Lia tidak ingin menilai seseorang sepenuhnya berdasarkan pemikirannya.
Lia tidak lagi memikirkan perlakuan sang kakak tapi kini dia beralih memikirkan Yudha teman sebangku ulangannya itu. Dia berpikir kenapa bisa dirinya diberikan makanan yang cukup banyak bagi dirinya itu.
Dia juga perlahan menciumi coklat dan rotinya itu mengecek apakah ada racun atau tidak. Mencicipi sedikit demi sedikit hingga perlahan roti dan coklatnya itu habis dia makan.
Sudah cukup larut Lia belom juga bisa tidur. Kini dia lagi-lagi terbayang oleh perlakuan sang kakak pada dirinya tadi. Dia mendengar suara motor datang dari depan rumahnya.
Lia kemudian melihat jam menunjukkan jam setengah 12. Lia tidak bisa tidur.
Krekk
Suara gagang pintu kamar lia. Seseorang dibaliknya sedang berusaha untuk membuka pintu. Lia segera menutup dirinya dengan selimut.
Setelah suara telapak kaki itu melangkah jauh dari pintu kamar Lia. Lia pun membuka selimut dan kembali menatap tembok kosong itu.
'Doa yang diucapkan tengah malam pada pukul 00 atau jam 12 malam lebih cepat dikabulkan oleh Tuhan beberapa kepercayaan menganut hal tersebut'
Lia mengingat perkataan ibu guru agamanya itu. Lia segera duduk diranjangnya itu dan memohon segala sesuatunya. Lia beberapa kali menangis dalam renung doanya itu.
Setelah puas dengan keluh kesah cerita dan doanya pada sang kuasa Lia akhirnya tertidur pulas. Rasa kantuk pada matanya tidak bisa lagi dia tahan.
Karena tertidur dalam keadaan mata basah oleh air mata lia tidak sadar sudah tertidur cukup lama hingga akhirnya jam alarm membangunkan dirinya. Dirinya berusaha untuk bangun namun ada sebuah tangan memegang badannya. Seperti sebuah pelukan Lia segera membalikan badannya ternyata sang kakak sudah ada dikasurnya.
Lia bertanya tanya kenapa sang kakak bisa masuk kekamarnya. Dengan sedikit usaha Lia melepaskan tangan sang kakak yang berada pada dirinya itu. Dia kemudian beranjak kekamar mandi.
"Syukur badan ku tidak telanjang." Ucapnya kecil pada dirinya sendiri saat sudah menutup pintu kamarnya. Dia kemudian mandi untuk segera bersiap-siap menuju sekolah.
Jalan pagi yang dingin menemani harinya saat ini. Beberapa kali angin menerpa dirinya. Lia beberapa kali menggosok telapak tangannya itu karena hawanya sangat dingin.
"Anak-anak besok remidi Seni budaya jadi siapkan alat dan bahan untuk membuat keterampilan tidak ada yang pulang lagi mengambil barangnya setelah sudah berada disekolah." Ucap pak guru tersebut setelah membagikan hasil nilai ulangan.
Karena hanya ada 4 orang yang tidak remidi guru seni budaya tersebut akhirnya memutuskan untuk semua siswa sekelas melakukan remidial.
Lia yang mendapatkan nilai 55 itu masih ada rasa syukur karena dia remidi walau nilainya tidak akan dapet nilai plus seperti 4 orang yang nilainya tidak remidi itu.
"Lia kamu dapet berapa." Ucap Dimas mendekati dirinya. Lia segera menatap Dimas yang sudah ada didepannya itu.
Namun Lia mengabaikan Dimas. Lia memasukan Lembar nilainya dan pergi ke kantin untuk membeli makanan.
Dimas yang merasa diabaikan itu semakin geram bukan main. Dia adalah orang yang cukup terkenal di sekolah itu. Namun Lia tidak pernah menganggap keberadaan Dimas.
Dulu Lia pernah dituduh oleh Risa. Risa mengumumkan di depan kelas kalau Lia diam-diam menulis surat untuk Dimas.
Dimas yang melihat reaksi Lia tidak peduli dengan hal itu jadi penasaran dan ingin mencari tau yang sebenernya. Namun sepertinya usaha Dimas tidak pernah membuahkan hasil.
Lia bingung ingin membeli apa. Tasnya sudah berisi bekal yang bisa dia makan. Dia jadi bingung sendiri kenapa dia kekantin. Karena terlanjur masuk kantin Lia pun hanya membeli permen susu lolipop kesukaannya.
BRUKK
Lia tersungkur saat sudah didepan kantin.
"Aww." Tangan Lia kesakitan dilihatnya ada batu kerikil kecil yang masuk kedalam telapak tangannya.
"Ehh maaf astaga Lia tangan mu ayo sini kita ke UKS." Ucap anak laki-laki tersebut.
Moga suka yha jangan lupa like komentar saran dan votenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Qirana
Dukungan untuk Author tersayang
7in1 💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
💗💗💗💗💗💗💗💗💗
2021-09-18
0
Widia Aprilliani
itu benar kakek nya???
dasar setan yang berwujud manusia..
aku ko sangat geram...
maaf kebawa suasana 🙏🙏🙏
2020-11-02
0
Jac_Aline
laki-laki gak ada akhlak, adik sendiri diperkosa 🤬🤬🤬🤬
2020-10-11
1