Complicated Story
Prang!
Suara pecahan kaca yang terdengar hingga pintu depan.
Lagi-lagi pertengkaran orang tuanya membuat keributan. Lia yang merupakan anak pungut diadopsi yang sekarang menjadi ayah angkatnya namun ibu angkatnya tak pernah menganggap Lia bahkan dari awal ibu angkatnya tidak menyetujui Lia diadopsi.
Ibu angkatnya mengetahui bahwa Lia merupakan anak hasil dari sebuah scandal. Dari awal ibunya tidak menyukai anak yang tidak jelas asal-usulnya apalagi setelah mengetahui bahwa Lia adalah anak haram.
Lia yang baru datang sekolah terkejut dengan sambutan selamat datangnya itu. Jika biasanya hanya ada suara pertengkaran dari dalam kamar orang tuanya, kini terdengar suara barang yang dibanting begitu saja.
"Kakak, mama sama papa kenapa?” tanya sang adik yang menghampirinya.
"Mungkin lagi main masak-masak." ucap Lia berbohong kepada sang adik. Adiknya yang sudah menduduki bangku TK ini sangat aktif bertanya kepadanya.
"Dedek gak suka main masak-masak." kata adiknya itu. Adik laki-laki berusia 5 tahun itu kemudian bermain robotnya diruang tv.
Lia yang terusik dengan suara keras dari dalam kamar orang tuanya hanya bisa menutup telinga. Dia tidak tau harus bagaimana lagi dengan pertengkaran orang tuanya yang semakin menjadi.
"Kakak dedek takut ada darah diluar." ucap sang adik yang menghampirinya dikamar. Lia langsung memeluk sang adik. Tanpa terasa air mata itu sudah keluar tanpa aba-aba. Lia menangis memeluk sang adik.
"Lia!" teriakan sang ibu memanggil dirinya. Lia pun langsung bergegas menghampiri sang ibu. Dia menutup pintu kamarnya membiarkan sang adik di dalam kamarnya seorang diri.
"Ada apa, ma?" Lia terkejut melihat keadaan ibunya. Entah apa yang telah terjadi tetapi tangan dah kaki Ibunya telah dipenuhi oleh darah.
"Mana adik? Ibu mau bawa adik!" Ucap sang ibu kemudian masuk ke kamar Lia.
"Ma, adik biar sama aku aja." Ucap Lia berusaha menghentikan langkah sang ibu. Dia tidak ingin sang adik terus dihantui oleh rasa takut.
Brak
Lia terbentur oleh meja belajar yang ada di dalam kamarnya. Sang ibu mendorong Lia paksa yang menghalangi jalan itu.
"Ma, kasihan dedek." Lia terus berusaha bangun meski punggungnya terasa sakit.
"Diam kamu!" sang ibu kemudian menggendong adik Lia tersebut.
"Mama aku mau sama kakak!" Ucap sang adik berontak dari gendongan sang ibu. Isakan tangisnya pun terdengar sangat keras.
Lia yang melihat itu hanya bisa menangis dalam diamnya.
Brak
suara pintu kamar sangat keras yang ditutup oleh sang ibu.
"Kenapa jadi seperti ini." Lia terus saja bertanya pada dirinya sendiri. Dia bingung apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah tangisnya reda, Lia melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil makanan. Namun saat dia kedapur tidak ada makanan apapun bahkan tidak ada nasi.
Lia segera menanak nasi dan membuat lauk pauk. Lia yang kini tengah duduk dibangku kelas 5 SD tersebut sudah terbiasa dengan urusan dapur. Kini dirinya sangat fasih dengan pisau
Dengan sangat cepat Lia sudah memotong sayur kacang panjang tersebut. Dia ingin menumis sayur tersebut dengan kecap.
Aroma bawang itu memenuhi dapur. Lia kemudian memasukkan sayur dan beberapa penyedap lainnya.
"Humm enak." Ucap Lia setelah berkali-kali menakar penyedap itu.
Terdengar suara motor yang datang kerumahnya. Lia yang mendengar itu segera kedepan. Dilihatnya ternyata sang kakak sudah datang.
Lia kemudian segera menuju kedapur untuk mengecek masakannya. Setelah makanannya matang dan nasi juga sudah matang. Lia kemudian segera mengambil nasi. Dia menyiapkan dua piring. Satu untuk sang ibu satunya untuk sang adik.
"Pa, makanannya udah matang." Tawar Lia sekaligus mengajak sang ayah untuk makan. Lia tau pasti ayahnya itu belum makan sejak pagi tadi.
"Mah ini makan." Ucap Lia saat sudah didalam kamar sang ibu. Lia kemudian hendak menyuapi nasi untuk sang adik.
"Mana airnya!" Tanya sang ibu yang sekaligus menyuruh Lia untuk mengambilkan air minum.
Lia yang mendengar itu segera menuju dapur untuk mengambil air minum. Tangannya yang masih licin karena minyak itu membuatnya tidak erat memegang gelas.
Gelas kaca yang dipegang Lia itu akhirnya lepas landas dilantai. Sang ibu yang mendengarnya segera menuju keberadaan Lia.
"KAMU YHA GAK BISA MEGANG GELAS? MEGANG GELAS AJA GAK BISA."
"UDAH BERAPA BANYAK BARANG MAMAH KAMU PECAHIN?!” Sambung sang ibu. Ibunya kemudian segera mengambil air minum dan segera pergi ke kamar.
Sang ayah hanya bisa menatap perlakuan istrinya tersebut. Lia segera membersihkan pecahan-pecahan kaca tersebut. Namun Lia tidak lagi mencuci tangannya.
"Aww, ishhh." Lia meringis karena kakinya terkena pecahan kaca yang dipegang olehnya. Lia segera menaruh pecahan kaca tersebut kedalam plastik. Kemudian dia mencuci tangan dan kakinya.
"Kakak ini darah apa?." Tanya sang adik yang menaruh piring itu ditempat cucian piring. Lia tidak tau kalau ternyata adiknya sudah berada didapur.
"Itu tomat dik." Ucap Lia yang terus-menerus membohongi adiknya. Lia segera mengepel bekas darah yang ada didapur itu. Dia juga mengepel lantai diruang tv depan. Bekas darah sang ibu yang berceceran tadi.
"Lia kamu gak les?" Tanya sang ayah pada Lia. Mendengar pertanyaan ayahnya Lia melihat jam dinding menunjukkan pukul 2. Di SDnya ada wajib les untuk kelas 5&6 untuk menambah wawasan UN.
"Udah terlambat, Pa. Nggak papa nanti Lia belajar dirumah aja." Ucap Lia kemudian segera menyelesaikan kegiatan mengepelnya itu.
Kriuk..
Mendengar suara dari perutnya itu. Lia segera mengambil makanan untuk dirinya.
"Lia nanti cuci piringnya!” Ucap sang ibu yang masuk ke dapur setelah itu sang ibu pergi.
Lia segera makan dan menghabiskan makanannya itu.
"Hum.. lapar.” Lia kemudian mengambil lagi nasi 1 piring untuk mengisi perutnya itu. Entah kemana nasi yang tadi dia makan lolos begitu saja perutnya tidak terasa telah diisi.
Lia yang sudah selesai dengan segala kegiatan dapurnya itu segera kekamar untuk belajar. 2 hari lagi adalah ulangan umum untuk kenaikan. Sebenarnya jika dia les, dirinya bisa mendapatkan latihan soal untuk ulangan. Antara kesal sedih kecewa semua jadi satu. Dia ingin sekali les tapi jamnya sudah sangat terlambat.
Les dimulai jam 2 sedangkan waktu untuk Ke sekolah menghabiskan waktu 15 menit. Les berakhir jam 4. Singkat sekali dan Lia tidak akan bisa mengejar lesnya itu.
Dengan pasrah Lia akhirnya hanya bisa belajar dari buku-buku paket dan juga LKS. Dia dengan semangat untuk belajar. Dia ingin mendapatkan nilai terbaik. Dia tidak pernah mendapatkan ranking. Nilai ulangan tidak pernah dibagikan. Lia tidak tau nilainya berapa yang dia tau hanya nilai rapot dan buku latihan yang dinilai hanya itu yang dia ketahui tentang nilai-nilainya.
Cukup lama Lia asik dengan buku-bukunya itu. Menjawab pertanyaan soal-soal yang ada di buku lksnya. Beberapa kali dia membuka buku paket untuk mencari jawaban yang tidak ada dilks. Lia merasa otaknya penuh dengan kata-kata yang ada dibuku.
"Sudah sore bersih-bersih dulu nanti dimarah lagi." Ucap Lia pada dirinya sendiri. Dia segera beranjak untuk membersihkan rumah.
"Kamu itu yang salah."
"Bisa gak jangan bahas ini lagi."
"Ngeles aja terus mas."
"Jaga yha omongan kamu."
Suara perjelas itu lagi-lagi memenuhi rumah ini. Lia segera menggendong sang adik untuk membandingkannya.
"Kak aku mau belajar mandi sendiri." Ucap sang adik kemudian mengambil sabun yang dipegang oleh Lia. Melihat aksi sang adik Lia tertawa lepas.
"Kamu itu lucu sekali." Lia sangat bahagia melihat adiknya ini. Dia tidak ingin kebahagian sang adik diganti oleh tangisan lagi.
--
Tralalalala happy reading moga suka
Bagi koment dan likenya yha
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Qirana
Dukungan untuk Author tersayang
7in1 💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
2021-09-18
0
Widia Aprilliani
ko aku bacanya kurang paham ya?? berasa bingung deh .. sebenarnya yang terjadi itu apa?? ibu nya itu kenapa?🤨🙏
2020-10-29
1
Kiki Sulandari
Hi...aku mampir...
Rate 5⭐ dan Like 👍
Semsngat Berkarya🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2020-10-20
1