Kediaman Waradana
"Maaf menggangu, apa benar ini kediaman Bapak Gilang Hutasuhut putra dari Bapak Domu Hutasuhut?", tanya pria berpakaian rapi yang berada di depan pintu.
"Iya benar. Anda siapa? Ada keperluan apa?", jawab Gilang ayah Sava.
Pria itu memberikan kartu nama lalu berkata, "Tujuan saya ke sini ingin membicarakan perjodohan antara cucu Bapak Domu Hutasuhut dengan Bapak Monang Nasution. Sewaktu mereka muda mereka berjanji menjodohkan anak masing-masing. Tapi karena kedua keluarga tidak memiliki anak perempuan perjanjian itu dilupakannya. Jadi keluarga besar Monang Nasution ingin memenuhi janji itu dengan menjodohkan cucu-cucunya. Saya dengar keluarga ini terlilit hutang besar jadi kami sudah melunasinya dan membereskan masalah itu karena kami tidak ingin ada masalah dikemudian hari".
Sepasang suami istri dan anaknya itu terlihat kegirangan dan langsung mengiyakan perjodohan ini.
"Baiklah kami terima perjodohan ini".
Setelah perbincangan panjang lebar pria tadi permisi undur diri, "1 minggu lagi kami akan adakan pertemuan kedua keluarga. Kami harap tuan bisa mempersiapkan diri".
///
Rumah Sakit
Setelah menerima telepon dari putra bungsunya, panggilan masuk lagi dari sekretarisnya yang mengabarkan belum ada tanda-tanda keberadaan putra sulungnya, dan membenarkan bahwa Farhan telah melakukan boarding pas dari hasil keterangan petugas bandara setempat.
Tubuh Moan langsung merosot dan terduduk di lantai Rumah sakit tempat ibunya dirawat.
Apa yang terjadi dihidupnya saat ini. Dosa apa yang dia perbuat di masa lalu. Ibunya sekarat, istrinya pingsan, putra sulungnya kecelakaan pesawat yang kabarnya telah meninggal dunia.
Suara ibunya menyadarkan lamunannya. Ia tidak ingin kondisinya semakin parah. Sebisa mungkin ia menutupi kesedihannya.
"Gimana? Sudah dapat kabar dari sahabat mama itu? Ibu udah gak kuat, mungkin tuhan menghukumku karena tidak memenuhi janji itu. Janji adalah hutang dan harus dilunasi", ucap Duma istri Monang Nasution.
"Sudah bu, mereka bahkan sudah setuju sama perjodohan ini. Tenanglah. Jaga kesehatan ibu agar bisa melihat cucu ibu menikah dengan cucu sahabat ibu", ucap Moan.
"Alhamdulillah. Bawalah ke sini agar ibu bisa jumpa cucu menantuku", kata Duma.
"Sudah ku buat janji 1 minggu lagi. Kalau ibu sehat nanti bisa ikut kami", ucap Moan.
///
Kediaman Monang Nasution
"Gimana kabar bundamu?", tanya Moan begitu sampai rumah.
"Nangis terus di kamar", jawab Fariz.
Moan mendekat ke sang istri dan mencoba menenangkannya, "Kalau belum ketemu jasad Farhan belum tentu dia meninggal bun, jangan sedih dulu. Sia-sia air mata saja. Kata pihak bandara sebelum berangkat Farhan terjadi masalah jadi dia belum tentu ada di dalam pesawat ya walaupun dia sudah melewati proses boarding pass. Kita tunggu saja kabarnya".
///
Setelah kabar perjodohan berjalan lancar kondisi ibu Moan mulai membaik.
"Kondisi pasien mulai membaik, terus kasih semangat. Jika kondisi pasien terus membaik seperti ini dalam proses cek berikutnya kita bisa putuskan agar pasien keluar dari rumah sakit dan berobat jalan", kata sang dokter menjelaskan kondisi ibu dari Halomoan Nasution.
Setelah mendengar penjelasan dokter ia tidak tega memberi kabar tentang putra sulungnya. Jadi ia perintahkan semua orang tidak membahas soal putra sulungnya. Dan kalau ditanya kemana putra sulungnya katakan saja melanjutkan study ke luar negeri.
Keberadaan putra sulung yang masih tidak jelas membuat Moan harus merundingkan kembali masalah perjodohan dengan keluarganya agar perjodohan tetap berjalan lancar mengingat kondisi ibunya yang mulai membaik.
"Berhubung Farhan tidak ada kabar jadi ayah minta Fariz menggantikannya untuk menjalankan perjodohan ini".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Yhana
aaa.... ceritanya seruu kali..👍
marga nya sama kayak aku Nasution🤗
2020-08-31
0
Nikmah Alfauziyah
padahal yg dicarikan kost2an sm si sava kyknya si farhan deh...
2020-04-21
4
Naily Elts Tsanupie
kurang paham
2020-03-16
3