Episode 5

Setelah jam pelajaran berakhir Luna bersiap kekantin bersama Bella.

"Lun, ada yang aku ingin bicarakan kepadamu." Bryan meraih tangan Luna sedangkan Bella mengerti maksud dari Bryan.

"Baiklah aku pergi!" Ucap Bella.

Luna duduk kembali disamping Bryan. Bryan melihat suasana kelas yang sudah sepi karena semua murid keluar kelas untuk mencari makan.

"Malam itu aku dari rumahmu dan kamu tidak ada. Sebenarnya malam itu aku ingin bertemu denganmu karena ada yang ingin aku katakan keadamu. Tapi berhubung semalam kita tidak bertemu jadi aku akan mengatakan ini sekarang. Sejujurnya perasaan ini sudah lama aku pendam dan rasanya aku tidak tahan lagi menyimpannya dalam hatiku." Bryan secara pelan berbicara.

"Bryan sepertinya Ken mencarimu!" Ucap Luna dan melepaskan tangan Bryan dari tangannya.

"Ken?" Bryan berbalik kebelakang melihat Ken sedang berdiri didepan pintu.

"Aku tidak mencarimu, aku ingin bertemu dengan dia." Ken menunjuk Luna.

Ken? Kamu jangan gila. Apa dia akan mengumumkan kepada semua orang bahwa aku menjual diriku kepadanya. Harusnya aku berpikir secara baik sebelum bertindak.

"Aku? Hahaha aku? Kenapa aku?" Luna memaksakan dirinya untuk tertawa.

"Jangan berpura-pura bodoh! Ayo ikut aku!" Ajak Ken masih berdiri didepan pintu. Luna masih terpaku dihadapan Bryan yang begitu kebingungan melihat Ken mengajak Luna.

"Luna apa aku harus menyeretmu untuk mengikutiku!" Teriak Ken saat Luna masih diposisi yang sama.

Bryan menarik tangan Luna saat dia ingin melangkah. "Apa kamu menemui Ken semalam?" Tanya Bryan.

Luna tak menjawab, dia sangat bingung apakah ingin mengikuti Ken atau tetap bertahan bersama Bryan.

"Jangan bilang kamu meminjam uang dengannya?" Sambung Bryan.

"Luna ini panggilan yang terakhir untukmu, aku benar-benar akan menyeretmu!" Ken berteriak.

Rasanya aku ingin mati dihadapan mereka berdua.

Karena Bryan tidak melepaskan tangannya, Ken berjalan ke arah Luna berdiri dan menarik tangannya yang satu.

"Awww sakit." Luna merintih saat kedua laki-laki itu saling menarik tangannya.

Bryan tidak tega melihat rintihan Luna dan akhirnya dia mengalah untuk melepaskan tangannya.

"Aku lupa mengatakan bahwa dia telah resmi menjadi pacarku!" Ucap Ken kepada Bryan. Bryan dan Luna sama-sama tercengang dengan perkataan Ken. Belum sempat Luna menjelaskan kepada Bryan, Ken sudah menarik tangannya.

Ken menarik tangannya hingga sampai dikantin. Tidak berhenti sampai disitu, Ken untuk pertama kalinya duduk berdua bersama Luna dikantin. Mata semua murid tertuju kepada mereka berdua yang selalu bertengkar kini bisa duduk dalam meja yang sama. Bastian dan Bella tak kalah terkejutnya dengan Bryan, mata mereka membulat sempurna menyaksikan sahabat mereka bisa akur untuk pertama kalinya.

"Makanlah sepuasnya, aku akan mentraktir kalian karena hari ini aku merayakan hari jadi kami. Hari ini kami resmi pacaran dan jika ada yang mengganggu Luna dia akan berurusan denganku." Ucap Ken dengan lantangnya.

"Ken, kamu bercandakan?" Luna hanya bisa menarik nafasnya.

"Seharusnya kamu berpikir sebelum memulai kerja sama denganku. Jangan coba lari karena aku merekam pembicaraan kita kemarin. Aku merekam bagaimana kamu merayuku untuk membeli tubuhmu." Ucap Ken dengan santainya.

Luna menutup matanya dan mengepal kedua tangannya dengan erat. "Ahhh... rasanya ingin aku menamparnya.. Kau! Ahhh harusnya aku tidak menemui 'iblis' ini untuk meminta bantuan." Batin Luna kesal.

Saat makanan mereka telah ada di meja, Ken begitu lahapnya makan sedangkan Luna hanya menatap Ken yang sedang makan. Ken mengangkat wajahnya melihat Luna yang tidak menyentuh makannya.

"Apa aku harus menyuapimu!" Gertak Ken.

Bastian dan Bella dari meja yang berbeda bisa merasakan aura kemarahan Ken saat Luna hanya seperti patung dihadapannya.

"Luna!" Ken meninggikan nada suaranya.

"Mengapa kamu melakukan ini kepadaku?"

"Aku tidak melakukan apa-apa kamu sendiri yang datang menemuiku." Jawab Ken. "Jika kamu tidak ingin makan aku akan berbuat lebih gila lagi Luna!" Timpalnya.

Luna mengambil sendok dan memasukkan nasi kedalam mulutnya karena terpaksa. Matanya mulai berkaca-kaca, suasana begitu hening hingga mereka tak berani lagi menatap Ken dan Luna.

"Jangan membuatku menjadi seperti penjahat didepan orang, jangan keluarkan air matamu disni." Ken berbicara pelan.

Luna terus mengunyah makanannya sambil menunduk.

"Tidak perlu kamu habiskan. Jam istirahat akan berakhir. Pergilah! Kali ini aku melepaskanmu lagi." Ucap Ken menyadari air mata Luna sudah hampir tumpah dihadapannya.

Terpopuler

Comments

TikTikTik

TikTikTik

ngapain nangis kan emang udah jadi resiko kamu Lun...

2021-12-27

0

TikTikTik

TikTikTik

Woooow emejing yak,pasti heboh tuh 1 sekolahan

2021-12-27

0

Asnidar Ummu Syifa

Asnidar Ummu Syifa

Luna tdk konsisten, ngapain nangis toh sdh ttd surat perjanjian seharusnya Luna bersyukur Ken tdk melecehkan'nya

2020-08-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!